NovelToon NovelToon
Melawan Takdir: Dari Mortal Menuju Primordial

Melawan Takdir: Dari Mortal Menuju Primordial

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:25.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tian Xuan

Di dunia yang dikuasai oleh kekuatan, Xiao Tian menolak tunduk pada takdir. Berasal dari alam bawah, ia bertekad menembus batas eksistensi dan mencapai Primordial, puncak kekuatan yang bahkan para dewa tak mampu menggapai.

Namun, jalannya dipenuhi pertempuran, rahasia kuno, dan konspirasi antara alam bawah, alam atas, dan jurang kematian. Dengan musuh di setiap langkah dan sahabat yang berubah menjadi lawan, mampukah Xiao Tian melawan takdir dan melampaui segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Dibawa ke Desa Misterius

Xiao Tian menatap ketujuh orang di depannya dengan ekspresi datar. Ia masih belum bisa memahami sepenuhnya situasi ini. Para tetua ini jelas memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi mengapa mereka tertarik padanya?

Wanita yang berbicara sebelumnya melangkah lebih dekat, memberikan senyuman samar.

"Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang. Ayo ikut kami ke desa."

Xiao Tian menyipitkan matanya. "Desa?"

Pria tua yang tadi mengusir gorila itu mengangguk. "Ya. Di dalam pulau ini, ada sebuah desa yang tersembunyi dari dunia luar. Hanya sedikit orang yang bisa menemukannya."

Xiao Tian tidak langsung menjawab. Matanya menilai mereka satu per satu, mencari tanda-tanda kebohongan. Tetapi mereka semua tampak tenang, seolah tidak ada yang disembunyikan.

Pada akhirnya, ia mengangkat bahu. "Baiklah, tunjukkan jalannya."

Salah satu tetua mengangkat tangannya, lalu mengayunkan jari di udara. Sebuah simbol bercahaya terbentuk, dan seketika tanah di depan mereka mulai bergetar.

Craaack!

Sebuah jalan berbatu perlahan terbuka, mengarah ke dalam hutan lebat.

"Ikuti kami," kata wanita itu sambil berjalan lebih dulu.

Xiao Tian menghela napas pelan dan mulai mengikuti mereka.

 

Mereka berjalan cukup lama, melewati jalanan sempit yang dikelilingi oleh pepohonan raksasa. Udara di sekitar mereka terasa semakin aneh—terasa ringan, tetapi juga mengandung sesuatu yang sangat kuat.

Xiao Tian melirik bocah yang tadi menabraknya, yang kini berjalan di sampingnya.

"Siapa namamu?" tanyanya santai.

Bocah itu tampak sedikit terkejut karena ditanya langsung oleh Xiao Tian.

"A-aku... aku Bai Yu," jawabnya dengan suara pelan.

Xiao Tian mengangguk sedikit. "Jadi kau tinggal di desa ini?"

Bai Yu mengangguk cepat. "Iya! Aku lahir dan besar di sini."

"Dan kau hampir mati dikejar gorila tadi," tambah Xiao Tian dengan nada datar.

Wajah Bai Yu langsung memerah karena malu.

"Aku hanya... sedikit ceroboh," katanya, menggaruk belakang kepalanya.

Xiao Tian tidak menanggapinya lebih lanjut dan hanya terus berjalan.

Setelah beberapa waktu, mereka tiba di sebuah gerbang besar yang tampak terbuat dari kayu hitam dengan ukiran simbol-simbol misterius.

Wanita yang memimpin mereka mengangkat tangannya.

"Buka!"

Gerbang itu bergetar, lalu perlahan terbuka, mengungkapkan pemandangan yang sangat mengejutkan.

Di balik gerbang itu terbentang sebuah desa yang jauh lebih besar dari yang Xiao Tian bayangkan. Bangunan-bangunan kayu berdiri dengan rapi, tetapi yang lebih menarik adalah suasana yang terasa sangat damai dan harmonis.

Di langit, burung-burung aneh dengan sayap bercahaya terbang berputar-putar. Air terjun jernih mengalir di beberapa sudut desa, menciptakan suara gemericik yang menenangkan.

Penduduk desa berjalan santai, sebagian besar mengenakan pakaian sederhana tetapi tampak memiliki energi yang luar biasa.

Xiao Tian mengamati semuanya dengan penuh perhatian.

"Apa tempat ini benar-benar hanya desa biasa?" pikirnya dalam hati.

Mereka melangkah lebih jauh ke dalam desa, dan beberapa penduduk mulai memperhatikan mereka. Beberapa tersenyum dan menyapa para tetua, tetapi tatapan mereka pada Xiao Tian terlihat penasaran.

Wanita itu berhenti di depan sebuah bangunan besar di tengah desa.

"Kita akan berbicara di sini," katanya, lalu melangkah masuk.

Xiao Tian mengikutinya tanpa ragu.

Xiao Tian duduk di sebuah meja kayu sederhana di tengah-tengah aula pertemuan desa. Di sekelilingnya, para tetua yang membawanya ke sini duduk dengan santai, menyesap anggur dari cangkir porselen kecil. Bai Yu, bocah yang tadi ia temui, duduk di sampingnya, tampak sibuk mengunyah makanan yang disajikan.

Setelah perjalanannya yang panjang, ia akhirnya bisa sedikit bersantai. Namun, pikirannya tetap waspada.

Desa ini terlalu aneh.

Meskipun terlihat damai, ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya—seperti teka-teki yang belum bisa ia pecahkan.

Wanita yang memimpin mereka tadi menuangkan anggur ke cangkir Xiao Tian. "Minumlah, ini anggur khusus desa kami. Rasanya unik, dan hanya bisa dibuat dengan bahan-bahan yang ada di pulau ini."

Xiao Tian menerima cangkir itu dan menghirup aromanya. Ada aroma manis bercampur rempah yang tidak pernah ia cium sebelumnya. Ia menyesap sedikit, dan rasa hangat segera menyebar di tenggorokannya.

"Bagaimana?" tanya salah satu tetua dengan senyum bangga.

"Enak," jawab Xiao Tian jujur.

Para tetua tertawa kecil dan kembali menikmati anggur mereka.

Obrolan pun dimulai.

Mereka berbicara tentang banyak hal—tentang pulau ini, tentang bagaimana desa ini telah ada selama ratusan tahun, tentang bagaimana mereka bertahan hidup di tempat yang begitu terpencil.

Xiao Tian hanya mendengarkan dengan tenang.

Namun, ketika salah satu tetua mulai berbicara tentang kegelapan yang mengintai pulau ini, atmosfer di dalam ruangan berubah.

"Ada alasan mengapa kami tetap di sini," kata tetua itu dengan suara serius. "Di luar sana, di balik batas-batas perlindungan desa ini, ada sesuatu yang mengerikan. Sesuatu yang telah ada sejak zaman kuno..."

Xiao Tian menajamkan telinganya.

Tetua itu melanjutkan, suaranya semakin pelan. "Makhluk-makhluk iblis... mereka menunggu di dalam kegelapan. Setiap malam, mereka mencoba menerobos masuk..."

Namun, sebelum ia bisa melanjutkan lebih jauh, pemimpin di antara para tetua—pria berambut abu-abu yang duduk di ujung meja—menatapnya tajam.

"Cukup," katanya dengan suara dalam. "Tidak perlu membahasnya terlalu banyak."

Tetua yang berbicara sebelumnya langsung terdiam, tampak sedikit malu.

"Maaf, aku terlalu bersemangat."

Pemimpin itu menghela napas. "Ada hal-hal yang belum saatnya untuk diketahui oleh orang luar."

Xiao Tian memperhatikan percakapan mereka dengan seksama. Mereka menyembunyikan sesuatu.

Namun, ia tidak bertanya lebih lanjut.

Lebih baik menunggu dan mengamati.

Mereka kembali minum anggur, suasana santai perlahan kembali. Para tetua mulai membicarakan hal-hal ringan, tertawa kecil, dan menikmati malam.

Namun, perhatian Xiao Tian teralih saat ia melihat sesuatu di luar jendela.

Pilar-pilar batu di sudut desa tiba-tiba menyala terang.

Cahaya emas membentuk kubah perlindungan di atas desa, menciptakan batas yang jelas antara mereka dan kegelapan di luar.

Xiao Tian bisa merasakan energi kuat dari formasi ini.

Dan di luar batas itu… ia merasakan sesuatu yang mengerikan mengintai dalam kegelapan.

Matanya menyipit.

Jadi, ini alasan mereka begitu waspada terhadap malam?

Para tetua melanjutkan perbincangan mereka, tetapi Xiao Tian sudah tidak terlalu memperhatikan.

Dalam pikirannya, ia hanya memikirkan satu hal.

"Ini adalah kesempatan."

Dengan energi besar yang ada di sekitar formasi ini, ia bisa mencoba membuka segel iblis yang pertama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!