Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua wajah.
"Apa yang kamu lakukan di rumahku?" tanya Angga.
"Ada apa mas?" tanya Sofia.
"Ah tidak ada apa-apa sayang, oh ya.. tolong kamu masakan aku air hangat, aku mau mandi." minta Angga.
"Iya mas." jawab Sofia.
Inggrid dari tadi terus memperhatikan Angga, wanita itu nampak sedikit tersenyum dengan semua ekspresi dan pemikiran yang ada di otaknya. "Dia benar-benar mengairahkan."
Setelah selesai membersihkan tubuhnya Angga tidak mau keluar dari kamarnya, terlihat sekali kalau Angga tidak mau bertemu dengan ibu tirinya itu.
"Apakah mereka sudah pulang?" tanya Angga ketika Sofia masuk ke dalam kamar mereka.
"Kenapa kamu melakukan hal itu mas, Ayah sudah kemari dengan semua kerinduannya untuk melihatmu." jawab Sofia.
"Aku tidak suka dengan wanita itu, dia wanita licik aku bisa merasakan kalau dia adalah wanita tidak baik." kata Angga.
Sofia tidak berani mengatakan apapun lagi, dia tahu kalau suaminya dari awal memang tidak suka melihat ayahnya menikah lagi titik apalagi istri ayahnya seumuran dengannya, hal itu membuat Sofia merasa kalau suaminya memang tidak ingin berbagi tempat ibunya untuk wanita lain.
"Ya sudah kalau begitu kamu istirahat saja ya mas, tidak baik bagimu untuk terus menerus marah seperti ini, lagi pula besok kamu banyak pekerjaan kan." dengan lembut Sofia mengatakan hal itu, karena dia tidak ingin berdebat dengan suaminya karena menurut Sofia memang istri baru mertuanya memiliki sesuatu yang membuat Sophia juga merasa ingin menjaga jarak.
Di rumah Adi, pria itu terlihat begitu bahagia. satu bulan pernikahannya dengan Inggris Adi merasa dia mempunyai kehidupan baru lagi.
"Kamu benar-benar sangat baik Inggrid, walaupun putraku jahat padamu tapi kamu masih mau aku ajak ke tempatnya." ucap Adi.
"ya tentu saja aku mau melakukannya pria tua, tidak mungkin kan aku di depanmu menolak untuk kamu ajak bertemu dengan putramu. Lagi pula aku harus menguasai seluruh harta kekayaanmu ini, aku tidak akan membiarkan kamu langsung membuang aku karena aku masih mempunyai keinginan yang belum aku dapatkan." gumam inggrid dalam hati yang kemudian memeluk Adi. "Sekarang ini aku adalah istrimu, ya tidak mungkin aku tidak menyayangi putramu. Walaupun usia kami sama, tapi dia adalah putraku kan, jadi seperti apapun aku pasti akan menyayangi Putra dan menantuku." jawab Inggrid yang kemudian mencium tangan Adi.
Adi tersenyum begitu bangga dengan apa yang dilakukan oleh Inggrid, dia berpikir apa yang dikatakan oleh istri barunya itu adalah sebuah kebenaran. Adi memberikan segalanya kepada Inggrid, bahkan pria itu memberikan dia uang bulanan dengan nominal yang luar biasa.
"Nyonya." panggil salah satu pelayan.
"Ada apa." jawab Inggrid.
"Nyonya, tadi salah satu pengantar paket mengantarkan ini." pelayan mengantarkan sebuah barang.
"Kamu membeli apa?" tanya Adi.
"Ah tidak, aku tadi membeli sesuatu." jawab Ingrid. wanita itu nampak tersenyum ketika melihat bingkisan besar yang diberikan oleh salah satu pelayan, ketika dibuka bingkisan itu berisi sebuah tas yang harganya puluhan bahkan ratusan juta.
"Kamu membeli tas lagi?" tanya Adi.
Inggrid menganggukkan kepalanya, sedangkan pelayan yang ada di tempat itu nampak dia mencibir kan bibirnya, dia benar-benar tidak suka dengan wanita yang ada di depannya itu. Apalagi dia begitu tanda berakting ketiga ada di depan majikannya.
"Bagaimana dengan tas yang aku beli ini, bagus bukan?" tanya Inggrid. dia tersenyum begitu lebar setelah dia membeli tas seharga 115 juta.
"Jika kamu suka berarti itu bagus." jawab Adi.
Inggrid kembali memberikan pelukan kepada Adi, hal itu membuat Adi benar-benar begitu bahagia, dia tidak peduli Dia sedang dibohongi oleh Inggrid. Namun yang jelas pria itu terlihat sudah buta.
"Ya sudah kalau begitu kamu lihat dulu tasnya, aku mau ke kamar dulu." ucap Adi.
Inggrid menganggukkan kepalanya, dia melihat sang suami yang berjalan naik ke lantai dia menuju kamarnya. Setelah Adi sudah tidak terlihat Inggrid pergi ke dapur untuk mencari salah satu pelayan yang tadi memberikan dia tas tersebut.
"Sudah berapa kali aku bilang padamu, jika ada sesuatu jangan berikan dahulu jika ada tuan. Kamu ini bodoh sekali sih." ujar Inggrid yang memarahi pelayan yang memberikan tas yang baru dia beli kepadanya.
"Maaf nyonya, Saya tidak tahu." jawab pelayan.
"Kamu ini bodoh sekali atau kamu memang sengaja ingin menunjukkan kepada suamiku kalau aku ini wanita boros, kamu ingin membuat reputasiku hancur." ucap Inggris sedikit pelan seraya menarik pakaian pelayan itu.
"Maaf nyonya, aku tidak sengaja." ucap pelayan yang terlihat sangat ketakutan.
"Aku bisa memecat mu, aku bisa membuatmu diusir dari sini, jika kamu tidak mau mengikuti apa yang aku katakan, kamu mau jika kamu tidak mempunyai pekerjaan?" tanya Inggrid.
Pelayan itu nampak menggelengkan kepalanya, tentu saja dia tidak ingin dipecat karena dia sudah tidak mempunyai pekerjaan lagi. Mau tidak mau apa yang dikatakan Inggrid harus dilakukan oleh pelayan itu dan semua orang yang ada di rumah Adi. Mereka tidak boleh sampai membuat Inggrid marah karena sekarang Ingrid adalah orang yang menguasai rumah itu.
"Baguslah kalau begitu, lakukan apa yang aku minta dan lakukan apa yang aku perintahkan. Jika aku memerintahkan kalian melakukan apa itu, maka kalian harus lakukannya. Jika kalian berani menolak apa yang aku minta, kalian bersiap-siap untuk pergi dari tempat ini." ujar Inggrid kepada orang-orang yang ada di dapur.
*Bersambung*
Terima kasih dukungan kalian, terima kasih juga telah membaca novelku ini. Baca juga novelku yang lain.
*isteri bar-bar bos mafia.