Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 15 - Aku Hanya Memastikannya
“Naomi, maafkan aku. Aku berkata seperti itu karena aku peduli padamu. Aku tidak ingin melihatmu menjalani pernikahan yang hanya membuatmu terluka.” Kata Abian.
Naomi menghela napas. Dia berusaha tersenyum meski kesal dengan perkataan Abian. “Kuharap kamu juga mengerti kalau aku gak ingin urusanku dicampuri oleh siapapun. Termasuk kamu.”
“Baiklah.” Abian tak ingin memperburuk suasana hati Naomi. Apa lagi di saat mereka sedang berada di perjalanan.
Naomi mengalihkan pandangan ke arah luar jendela. Sesekali dia menghela napas untuk mengurai rasa kesalnya pada Abian karena sudah ikut campur dengan urusannya. Meski Naomi tahu kalau sikap Abian seperti itu karena Abian peduli padanya. Namun, Naomi sama sekali tidak memperdulikannya. Karena menurut Naomi, biarlah permasalahan rumah tangganya dan Gilang menjadi urusannya saja.
Sementara itu, Gilang yang kini sudah berada di perjalanan menuju perusahaan tengah memikirkan hubungan Naomi dengan Abian. Entah mengapa pemikirannya terasa terusik mengingat kebersamaan mereka yang acap kali terlihat oleh mata Gilang.
“Apa dia tidak bisa menjaga batasannya dengan seorang pria? Apa dia tidak sadar kalau sekarang dia sudah menikah?” Gumam Gilang sambil mencengkram erat kemudi di tangannya. Padahal sebelumnya, Gilang sendiri yang mengatakan kalau dia tidak peduli dengan apapun yang Naomi lakukan. Namun, sekarang dia merasa terjebak sendiri dengan perkataannya sendiri.
Pukul sepuluh pagi, Gilang terlihat sedang sibuk berkutat dengan banyaknya laporan yang menumpuk di atas meja. Dua minggu meninggalkan pekerjaannya di perusahaan membuat pekerjaannya jadi menumpuk.
Di tengah kesibukannya, Debby nampak datang membawa beberapa paper bag di tangannya. Melihat kedatangan Debby, membuat kegiatan Gilang terhenti.
“Ada apa kamu datang kemari?” Tanya Gilang heran. Tidak biasanya sekali sepupunya itu datang menemuinya ke perusahaan seperti ini.
Debby meletakkan paper bag yang ia bawa di atas sofa sembari menjawab pertanyaan Gilang. “Aku membawa seragaman yang dipesan Tante Ruby. Kemarin malam Tante Ruby berpesan untuk mengantarkan seragamannya ke sinu karena pagi ini Tante Ruby dan Om Refal ada pekerjaan di luar kota.” Balas Debby.
Gilang mengangguk. Karena merasa tidak ada lagi urusannya di sana, Debby pun berpamitan untuk pergi.
“Tunggu dulu!” Gilang menahan pergerakan Debby sebelum sepupunya itu keluar dari dalam ruangan kerjanya.
“Ada apa?” Tanya Debby dengan dahi yang nampak mengkerut.
Gilang tak langsung menjawab. Membuat Debby jadi kesal melihatnya. Padahal dia sudah tidak punya banyak waktu untuk meladeni Gilang karena masih banyak pekerjaan di butik yang harus segera dia selesaikan.
“Apa kamu mendadak bisa sehingga tidak menjawab pertanyaanku?” Sindir Debby. Habis juga kesabarannya meladeni sepupunya itu.
“Ada hubungan apa Naomi dengan pria bernama Abian. Apa sebelumnya mereka menjalin sebuah hubungan?” Tanya Gilang pada akhirnya.
Debby terdiam. Menatap lekat wajah Gilang yang nampak datar menatap wajahnya. “Tidak. Naomi dan Abian tidak memiliki hubungan apapun. Mereka murni hanya rekan kerja biasa meski sebenarnya Abian menaruh perasaan pada Naomi sejak lama.” Balas Debby.
“Abian menyukai Naomi?” Pemikiran Gilang tiba-tiba terusik dengan jawaban Debby.
“Kenapa? Apa sekarang kamu cemburu karena melihat kedekatan Naomi dan Abian?” Tanya Debby dengan tatapan menyelidik. Dia berharap usahanya menyatukan Gilang dan Naomi mulai membuahkan hasil.
“Tentu saja tidak. Aku bertanya seperti itu hanya untuk memastikannya saja. Supaya nanti Naomi bisa menjaga sikapnya dengan Abian kalau bertemu dengan keluargaku!” Balas Gilang.
Debby menatap sinis wajah Gilang yang nampak menyebalkan di matanya. “Begitu, ya? Aku pikir kamu cemburu karena Naomi dekat dengan Abian. Secara wanita cantik seperti Naomi pasti sangat diincar oleh banyak pria. Termasuk Abian.” Kata Debby memancing amarah Gilang.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya. Terima kasih🌺
Gilang marah tidak ya Naomi pulang ke rumah mamanya untuk menemui kak Nadira tidak mengajaknya