"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya."
"Saya tidak setuju."
"Benarkah kamu tidak setuju? saya ini akan memberikan penawaran yang sangat menarik, bukankah sekarang kamu sedang mencari seorang pria?"
Apa sebenarnya yang akan di tawarkan oleh laki laki itu hingga dia percaya diri sang perempuan tidak akan menolak.
Jangan Lupa Like Dan Komen! Wan Kawan 🤗😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Mereka mulai mencari dari biro jodoh satu ke biro jodoh yang lain tapi tetap tidak ada yang cocok dengan Riri. Mereka juga mencoba kembali mencari dalam aplikasi dating online tapi juga tidak ada yang cocok. Mereka terus sibuk mencari hingga tidak terasa lima hari pun sudah terlewati.
"Aku nyerah Lin" ucap Riri lemas dan pasrah.
"Tenang Ri masih dua hari lagi" Linda tetap memberikan semangat.
"Tapi rasanya mustahil untuk mencari seorang pria yang belum di kenal dan di ajak bertemu dengan orang tua kita dalam dua hari, pasti pria itu tidak akan mau" Riri sudah mulai patah arang.
"Kok kamu udah nyerah gitu aja sih Ri ayo semangat lagi."
"Aku udah enggak bisa semangat lagi sekarang aku pasrah aja kalau misalnya pulang ke kampung dan di jodohkan di sana, mungkin juga aku tidak akan kembali lagi ke sini."
"Riri kok kamu ngomong seperti itu sih kamu itu menakut-nakuti aku saja."
"Tapi memang itu faktanya Lin kalau sampai aku tidak membawa calon ke hadapan orang tuaku."
"Kalau gitu ayo kita semangat lagi untuk mencari pria untuk kamu."
"Udah enggak usah Lin percuma."
"Riri jangan tinggalkan aku di sini kalau kamu tidak kembali lagi ke sini aku sama siapa?" Linda yang sudah tidak kuat langsung mengeluarkan air mata.
"Ya kamu harus bisa belajar menjaga diri sendiri mulai sekarang" Riri menepuk pundak Linda memberikan semangat hingga tiba-tiba saja telepon Riri berbunyi.
"Siapa Ri yang nelpon apa ibumu?" tanya Linda begitu penasaran mencoba melihat telepon yang dipegang Riri.
"Bukan ibu, ini yang menelponku itu nomor tidak di kenal" Riri memperlihatkan teleponnya, memang yang menghubungi Riri adalah nomor tanpa nama.
"Coba angkat aja Ri" Riri pun menuruti perintah Linda.
"Hallo dengan siapa ini?"
"Ini saya Regos" mendengar itu Riri terdiam sejenak.
"Ada apa ya anda menelpon saya perasaan urusan kita sudah selesai" ucap Riri ketus.
"Urusan kita belum selesai, saya ada penawaran kalau kamu setuju maka kamu harus mau mengandung anak saya" Regos tetap menyinggung tentang perjanjian itu dan mencoba menawarkan keuntungan yang akan di dapatkan oleh Riri.
"Aku tetap tidak setuju" ucap Riri keukeh.
"Benarkah? saya belum bicara apa penawarannya tapi kamu sudah tidak setuju saja, kamu tidak akan menyesal kalau setuju dengan penawaran saya."
"Memang penawaran apa yang anda tawarkan kepada saya?"
"Saya akan berpura-pura menjadi calon suami kamu di hadapan orang tuamu bagaimana setuju tidak? bukankah sekarang kamu sedang mencari pria untuk di ajak bertemu dengan orang tuamu dan bukankah waktunya sebentar lagi habis kan?"
"Bagaimana anda bisa tahu itu semua? anda tahu itu dari mana, siapa yang memberi tahu?"
Regos tertawa dan menjawab, "apa sih yang enggak saya tahu tentang kamu. Saya tahu semuanya mulai dari tempat tinggal kamu yang ada di kampung dan identitas orang tuamu."
"Anda mencari tahu semua identitas aku ya? anda memata-matai saya ya?!" Riri mulai tersulut emosi.
"Iya benar sekali, bagaimana apakah kamu tetap tidak setuju dengan penawaran saya?"
"Jawabanku iya aku tetap tidak setuju dengan penawaran anda" Riri langsung mematikan sambungan telepon sebelah pihak.
"Dasar orang gila! udah di bilang aku enggak mau tapi tetap aja memaksa kehendakku" Riri misuh-misuk setelah mematikan telepon.