Lestari seorang cewek SMA yang dibuat hamil oleh seseorang, sialnya orang itu datang kembali membawa petaka untuknya.
Kedua orang tuanya menjodohkan mereka karena perbuatan masa lalunya, membuat kedua pasangan itu merahasiakan tentang pernikahan nya di sekolah.
Akankah rahasia itu akan terbongkar? atau justru berhasil sampai lulus sekolah? lalu kejutan apa yang akan menanti mereka? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. LKCD !!
Adit terus memperhatikan keanggunan wajah lestari saat dia memakai hijab di kepalanya, ini baru pertama kali nya dia melihat sesosok bidadari nyasar tepat di hadapan matanya.
Adit berdehem kecil untuk memberi kode biar Tari menoleh ke arahnya, sayang nya tari sibuk bersama kedua sepupu Adit yang sedang bermain kejar-kejaran.
"Kak Fina ayo tangkap aku" Begitu ucapan ledekan seorang anak kecil yang bernama Flora.
Suara teriakan melengking khas anak kecil itu telah di keluarkan dari mulut Flora saat Tari menangkap tubuh nya.
"Kena, mau lari kemana kamu dek, hah" kata Lestari sambil menggelitik pinggang Flora sampai tertawa geli.
Lestari emang dari kecil sangat suka sekali dengan kehadiran anak kecil, dia juga ada keinginan kecil untuk mempunyai anak.
Adit terus menatapnya sampai dia lupa diri, seketika Pak Asep memanggilnya "Tari, sini dulu"
Lestari menoleh ke ayahnya "Iya yah kenapa?" Tanya lestari sambil mengipas tubuh dengan kebaya yang dipakai nya, karena dia merasa gerah.
Saat ini lestari sedang berada di luar kafe bersama dua bocil, sang ayah meminta lestari untuk masuk ke dalam.
"Dek ayo kita masuk, sudah dipanggil om tuh" Ajak Lestari, Jimly dan Flora menurut sambil menggandeng tangan Tari dengan wajah cerianya.
Adit yang memperhatikan Lestari dari balik pintu, langsung menggandeng Lestari begitu sampai di sisi nya.
Sampai tiba di lantai dua, pak Sumbada dengan pak Asep memanggilnya langsung
"Duduk dulu kalian berdua" Titah Pak Sumbada.
"Iya um, ada apa ya?" Kata Lestari keheranan.
"Apa kamu bisa mempertahankan pakaian tertutup mu Tari?" Tanya Pak Sumbada dengan tatapan serius.
Tanpa obrolan basa-basi Pak Sumbada langsung ke inti pembicaraan nya, emang sedikit aneh beliau satu ini.
Karena emang beliau tidak munafik. Mengaku sangat menyukai keimutan dan keanggunan wajah lestari ketimbang dia buka hijab dengan pakaian terbuka nya.
"Bisa banget um, lagi pula ini atas kemauan lestari sendiri untuk menebus dosa besar yang tari lakukan di masa lalu" Jawab lestari dengan senyuman cantik nya.
Adit sedikit menoleh lalu bergumam "Cantik"
Lestari reflek mencubit kaki Adit keras-keras sambil mempertahankan senyuman nya.
Fatimah menyelatuk obrolan "Kak Tari sekarang jadi mirip dek fat, foto dulu yuk" Pintanya sambil menodongkan kamera ponselnya untuk Selfi bersama tari.
"Fatimah diam dulu, papah belum selesai bicara" Omel Pak Sumbada.
"Pelit amat sih papah cuma mau foto doang" Protes Fatimah.
Lestari sedikit menenangkan Fatimah yang sedang di sampingnya "Nanti habis ini kita penuhin galery ponsel mu dek fat, sekalian kakak juga mau foto-foto" Hibur nya.
Setelahnya mereka fokus dalam obrolan pentingnya, saat pak Sumbada ingin mengucapkan sesuatu, tiba-tiba ada suara es krim keliling yang lewat ditambah teriakan melengking cempreng dari Flora yang merengek minta beli es krim, Random sekali emang keluarga besar Adit satu ini.
"Tari, dari raut wajah kamu, kayaknya kamu sedang kepikiran sesuatu ya?" Kata Pak Sumbada.
"E-enggak kok um, tari gapapa, sungguh" Tari mengelak.
"Kalau ada yang mau di sampaikan, bilang aja kak tari" Sambung Fatimah ikut berbicara.
"Ini tentang kehidupan tari kalau habis nikah um, gimana nanti kalau tari ketahuan, terus di keluarin dari sekolah, niat tari ingin cari kerjaan langsung pakai ijazah SMP, tapi ayah mau bawa tari ke gresik buat kerja um" Kata tari dengan unek-unek nya.
"Jadi apa yang buat kamu bingung Tari?, ayah tidak maksa kamu juga buat ikut ke gresik kok" Tukas Pak Asep.
"Iya masalah nya —" Sepenggal kata dari tari setelah melihat wajah Adit tanpa dosa.
"Kenapa tari?" Sahut Adit dengan tatapan dingin.
Suasana semakin mencekam setelah lestari mendadak jadi tidak jelas di segala sisi.
"Ayah, Tari janji ke ayah, kebiasaan Tari yang suka membuang uang akan Tari hapus, pura-pura hidup dalam kemewahan juga akan Tari hapus, tekad Tari sudah bulat membuat hidup tari kedepan lebih baik"
Setelahnya, dia menoleh ke arah Ibunya "Bu, tari juga janji ke ibu, selama Ayah kerja di luar kota, tari tidak akan menyusahkan ibu lagi, tari ga akan pulang malam-malam lagi, tari berusaha menjadi yang lebih baik dari yang sebelumnya demi ibu dan ayah" Kata tari sambil menyeka air mata, hati nya rapuh sekali kalau sudah membahas orang tua nya.
Situasi sedih ini berlangsung singkat setelah kopi hazelnut spesial rasa campuran tiba-tiba di bawa Adit untuk diberikan ke Lestari.
"Apa yang lu bawa ini dit?" Tanya Tari sambil mengangkat gelas, pandangan nya mengarah pada air warna coklat keputihan yang ada di dalam gelas itu.
"Hazelnut ice coffe special untuk lu, di coba dulu" Jawab Adit.
Lestari meminum, betapa bahagia nya dia dengan rasa itu, seperti melayang di surga dalam pikiran lebay nya.
"Tuh tari kamu bersyukur punya calon suami yang pintar masak, pintar racik rasa kopi terus apa lagi kelebihannya?" Kata Bu Ani mendadak menoleh ke Pak Sumbada.
"Lah ya mana saya tau, coba tanya in aja ke anaknya langsung" Elak Pak Sumbada.
Adit menggeleng kepala dengan reaksi dingin nya, dia langsung ke area barista menyuruh kembali mbak Anggi membuat minuman kopi lainnya untuk kedua orang tua Lestari.
Suasana yang tadinya bersedih, kini sudah mencair sampai waktu berjalan dengan sangat cepat sekali.
Pak Sumbada mengantarkan kedua orang tua nya Lestari pulang, sedangkan Lestari sendiri ditahan kepulangan nya oleh Bu Eni.
"Maaf Tari ibu tahan sebentar, jangan pulang dulu" Kata Bu Eni sambil menyerahkan amplop berisi uang untuknya.
"EH, ini apa lagi Bu, Tari gamau di manja terus kaya gini ah" Kata tari mendorong amplop itu.
"Kalau gamau sini buat dek fat, kak tari" Tukas Fatimah sambil tersenyum jahatnya.
"Itu dari gue tari" Adit ikut menyela obrolan.
"Lah serius?" Lestari sedikit kaget "Pokok nya dari siapapun ini Tari ga bisa nerima" lanjutnya.
Tari bermuka serius, karena saat di hari perjodohan kemarin, Lestari juga di kasih uang oleh Bu Eni, sekarang pun di kasih jajan juga.
Tidak mau ambil pusing, Lestari langsung putar badan merajuk, menunju ke lantai bawah.
Adit menghela nafas sambil menurunkan kedua bahu nya sedikit sebal, dia mengikuti Lestari untuk membujuk nya tidak pergi terlebih dahulu.
"Tari kenapa?" Tanya Adit yang buat bingung
"Kenapa apanya ya" Lestari mengerutkan kening.
"Gak lu terima uangnya" Kata Adit berwajah datar
"Tari tidak mau banyak merepotkan orang lain lagi, baik dirumah atau di sekolah nanti, keputusan sudah bulat dan tidak akan gue ubah, ini semuanya demi kebaikan hidup gue juga" Jawab Lestari dengan kedua sudut bibir melebar ke samping.
Adit mengelus-elus kepala tari dengan penuh sayang.