Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Hari sudah menjelang siang. Abimana sudah membersihkan dirinya lebih dulu dan pergi keluar duduk sembari mengutak-ngatik laptopnya di taman belakang rumah Aisyah sambil meminum kopi buatannya sendiri.
Selepas kepergian Abi, Aisyah membersihkan dirinya. Ia begitu menikmati air yang membasahi tubuhnya di bawah shower. Aisyah tersenyum malu kala mengingat sentuhan Abi yang ia terima tadi pagi.
Bahkan Aisyah malu menatap dirinya sendiri saat melihat tubuhnya di balik cermin. Tanda merah di lehernya masih terlihat nyata. Aisyah menyentuhnya mencoba untuk menghapusnya agar sedikit hilang. Ia menggosoknya dengan kuat justru membuat tanda merah itu semakin besar.
"Ck.. Kenapa harus disini sih. Kan malu kalau mas Abi liat." Aisyah berdecak sebal melihat tanda itu.
Kini Aisyah sudah selesai melakukan ritual mandinya. Ia mengeringkan rambutnya dengan cepat karena merasa perutnya sudah sangat lapar sejak jam lima pagi. Abi yang tak henti-hentinya meminta pada Aisyah hingga jam sembilan membuat Aisyah tak bertenaga lagi sekarang.
Namun apa boleh buat, ia bukan wanita manja yang tinggal memesan makanan pada pembantu. Aisyah terbiasa menyiapkan makanannya sendiri walau dalam keadaan sakit sekalipun.
Kini Aisyah sudah siap memakai pakaian lengkap dan segera menuruni tangga. Baru saja setengah melangkah menuruni tangga, Aisyah sudah di sambut Abimana yang terlihat begitu bahagia hari ini.
Abimana cukup paham dengan keadaan Aisyah sekarang. Melihat cara berjalannya yang pelan membuat Abi merasa bersalah. Untung saja tidak ada siapapun dirumah Aisyah saat ini. Jika ada sang mama, mungkin dirinya akan di pisahkan lagi olehnya sampai satu bulan pikirnya.
"Sayang, kenapa turun ?" ujar Abi mencoba menahan langkah Aisyah untuk berhenti.
"Ais laper mas, Ais mau makan." sahut Aisyah dengan suara lembutnya yang khas.
"Kalau laper nggak perlu turun sayang.. kamu kan lagi susah jalannya." kata Abi lalu menggandeng tangan Aisyah untuk kembali ke kamarnya.
Aisyah yang melihat perlakuan Abi padanya membuat pipi nya bersemu merah.
"Mas Abi kenapa sih ? Tumben banget nggak biasanya ?" gumam Aisyah dalam hati.
"Maafin aku ya sayang udah bikin kamu begini. Sebagai gantinya aku yang akan melayanimu sekarang." kata Abi lagi sembari mendudukkan Aisyah di pinggir kasur.
"Kamu tunggu disini saja. Jangan kemana-mana." tambah lagi Abi dan berlalu pergi.
Aisyah melihat pintu yang kini sudah tertutup rapat. Betapa bahagianya Aisyah mendapat suami yang menyayanginya seperti Abimana. Meski di awal pernikahan harus ada drama jarak dan pertengkaran. Namun dengan perubahan sikap Abi saat ini membuatnya bersyukur.
Tak berselang lama kini pintu kamar sudah terbuka dan nampak lah Abimana membawa nampan berisi makanan untuk Aisyah. Dengan senyum lebar Abimana menghampiri Aisyah.
"Makasih mas.." kata Aisyah duduk di tepi kasur yang sudah melepas cadar juga hijabnya.
"Sama-sama sayang.. Mau aku suapi ?" ujar Abi yang begitu sangat memanjakan Aisyah.
Aisyah yang sedang terbawa suasana menganggukan kepalanya memberi tanda bahwa dirinya setuju di suapi oleh Abimana.
Aisyah yang sudah sangat lapar, membuat dirinya tak butuh waktu lama menghabiskan makanannya. Abi yang melihat Aisyah begitu cepat mengunyah dan menghabiskan makanannya tanpa sisa merasa tak tega.
"Kamu sangat lapar sekali ? Mau nambah lagi ?" tanya Abi menatap Aisyah lekat.
"Nggak mas, Ais udah kenyang." sahut Aisyah yang baru selesai menghabiskan minumnya.
***
Kini keduanya berada di ruang keluarga. Aisyah masih belum bisa berjalan kemana-mana. Membuat dirinya malas untuk bekerja meski hanya sekedar memasak. Saat sedang mengobrol tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Aisyah yang mendengar ada suara ketukan segera memakai cadarnya. Abi segera bangkit dan membuka pintu utama. Setelah pintu terbuka betapa terkejutnya Abi melihat siapa yang datang.
"Hey bro.. gimana kabar lo ?" Ricko tiba-tiba datang tanpa memberi kabar membuat Abi terheran.
"Waalaikumsalam.." ketus Abi menyambut sahabatnya itu.
"Oh iya gue lupa. Assalamualaikum."
"Telat." kesal Abi lagi lalu meninggalkan Ricko yang masih berdiri di ambang pintu.
Saat Ricko baru melangkahkan kakinya masuk dia melihat Aisyah yang datang menyambutnya.
"Hay Aisyah, Assalamualaikum.." ucap lembut Ricko saat berada di hadapan Aisyah.
"Waalaikumsalam mas Ricko.. Mari silahkan masuk. Maaf Abah dan Umi sedang tidak ada dirumah." kata Aisyah dengan sopan.
"Ah tidak masalah, saya hanya ingin bertemu Abimana." sahut Ricko dan duduk hadapan Abimana.
Sedangkan Abimana yang sudah duduk lebih dulu di ruang tamu menatap aneh Ricko yang senyum-senyum sendiri sejak baru datang.
"Sejak kapan dia jadi gila begitu ?" kata Abi dalam hati.
"Ngapain lo kesini ?" tanya Abi dengan nada ketus penuh selidik saat melihat Ricko yang sudah duduk di hadapannya
"Astaga, bukannya nanyain kabar gue lu malah nanya ngapain gue kesini ? Emang sahabat nggak ada akhlak lo." sahut Ricko yang memang nada bicaranya seperti itu.
Saat Abi akan kembali bicara, Aisyah muncul dengan menyuguhkan teh hangat untuk Ricko lengkap dengan cemilannya.
"Silahkan di minum teh nya mas.." ujar Aisyah sembari meletakkan teh nya di atas meja.
Aisyah yang tahu tatapan suaminya akhirnya memilih untuk masuk ke dalam. Mungkin ada sesuatu yang penting yang harus di bahas tanpa harus di dengar oleh Aisyah.
"Ais masuk dulu mas Ricko, permisi."
"Iya, terimakasih Aisyah.." sahut Ricko sopan.
Setelah melihat kepergian Aisyah, Abi kembali menanyakan tujuan Ricko datang padanya.
"Ada apa kau kemari ?" tanya lagi Abimana dengan suara seriusnya.
"Nih. Beberapa berkas yang harus lo tanda tangani. Lusa akan ada meeting dari jepang. Mau tidak mau, bisa tidak bisa lo harus hadir !" ujar Ricko menyerahkan beberapa map berwarna merah di atas meja.
"Lo nggak lihat gue lagi nungguin rumah mertua gue sama istri gue ? Kalau gue pergi ke jakarta ? Rumah mertua gue yang nungguin siapa ?" kesal Abimana dengan asisten sekaligus sahabatnya itu yang asal memerintah dirinya untuk hadir di acara meeting.
"Abimana Satya Nugraha yang tampan dan manis.. Asal lo tahu ya ? Tender ini harus jatuh ke tangan lo. Kalau tender ini gagal ? Perusahaan Om Rama akan lebih mudah menjatuhkan kita. P-a-h-a-m !" jelas Ricko menekan kan ucapannya.
Abi yang mendengar ucapan Ricko menatap Ricko sembari berfikir. Jalan pikirannya semakin keras berfikir semakin buntu hingga membuat Abi menghembuskan nafasnya kasar.
"Hufftt.."
Abi menekan bagian tengkuk hidungnya merasa sangat pusing. Jika dirinya harus ke Jakarta lusa, lalu bagaimana dengan Aisyah di sini ? Tidak mungkin Abi harus meninggalkannya begitu saja. Sungguh pilihan yang sangat sulit baginya.
Namun saat Abi dan Ricko sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Pintu rumah kembali ada yang mengetuknya. Abi dan Ricko yang mendengar suara salam seorang perempuan dari luar terdiam dan saling pandang. Abi yang mendengar suara pintu kembali di ketuk langsung bangkit melangkah untuk membuka pintu.
Saat membuka pintu, betapa terkejutnya seorang wanita yang bercadar berada di depan Abimana. Di tatapnya pria gagah dan tampan membuat wanita bercadar itu sulit melepaskan pandangannya saat itu juga. Namun, lamunan wanita bercadar itu buyar seketika saat Abi menanyakan dirinya.
"Maaf .. Anda mencari siapa ?" tanya Abi dengan suara datarnya.
"Ah Maaf, Apa Aisyah ada ?" sahut wanita itu langsung menunduk salah tingkah.
"Ada, sebentar saya panggilkan." kata Abi kemudian berlalu meninggalkan wanita itu sendirian di depan pintu.
Abi terus melangkah keruang keluarga mencari keberadaan istrinya disana. Setelah melihat Aisyah sedang duduk sembari membaca bukunya, Abi menghampirinya.
"Sayang, lagi ngapain ?" tanya Abi setelah duduk di samping Aisyah.
"Ais lagi baca buku mas. Kenapa ? Mas Abi membutuhkan sesuatu ?" sahut Aisyah menatap suaminya.
"Nggak, itu di depan ada tamu nyariin kamu."
"Tamu..? Siapa ?" tanya Aisyah yang penasaran.
"Nggak tahu, dia berpakaian seperti kamu juga. Aku juga nggak menanyakan namanya." jelas Abimana membuat Aisyah mengerutkan dahinya.
"Oooh, boleh Ais menemuinya ?" tanya Aisyah meminta ijin lebih dulu untuk keluar.
"Boleh, tapi jika dia mengajakmu pergi keluar. Aku tidak mengijinkannya." jelas Abi lagi yang tak ingin istrinya pergi jauh dari pandangannya.
"Baiklah, Ais temui dulu." sahut Aisyah lalu beranjak berdiri dan pergi menuju pintu utama.
Keduanya berjalan berdampingan, Abi duduk di ruang tamu dan Aisyah menghampiri wanita yang kata Abi mencari dirinya. Setelah keluar Aisyah terkejut saat melihat siapa yang datang menemuinya.
"Zaitun.."
...----------------...
Bersambung...
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma