NovelToon NovelToon
SECOND LIFE, LIORA!

SECOND LIFE, LIORA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:88k
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosalyn.

JANGAN BOOM LIKE 🙏🏻

Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.

Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ACARA VALENMORE

...08...

Masih dalam suasana hati kesal, Liora melangkah menuju kamarnya. Ketika ia memasuki kamar itu, ia mendapati Saina sedang memilah beberapa lembar surat.

"Saina, apa yang sedang kau kerjakan?" tanya Liora, melihat Saina sibuk dengan tumpukan surat di tangannya.

Saina segera menoleh, lalu tersenyum begitu melihat kehadiran Liora. "My Lady, ini adalah surat undangan dari beberapa putri bangsawan untuk Anda."

Liora menatap surat-surat undangan itu dengan dingin, seolah hal tersebut sama sekali tidak menarik baginya. Mungkin dulu, undangan semacam itu akan sangat menyenangkan. Namun bagi Liora yang sekarang menempati tubuh itu, hal-hal semacam itu hanya membuang-buang waktu.

"Tolak semuanya," titah Liora singkat.

"T-tapi... jika My Lady tidak menghadiri salah satu undangan ini, saya khawatir akan muncul rumor yang tidak menyenangkan tentang Anda," ucap Saina dengan suara lesu, melihat Liora menolak semua undangan tersebut.

Perkataan itu justru mendapat respon cepat dari Liora. Ia tersenyum tipis, lalu berjalan menuju kursi yang terletak di belakang meja bundar yang indah.

"Biarkan saja. Lagi pula, rumor datang dan pergi sepanjang hidupku, bukan?" jawab Liora, sambil tersenyum sinis.

Saina hanya bisa merasa prihatin mendengarnya. Dia kembali menatap surat-surat yang telah ditolak oleh Liora, dengan mata penuh harap.

"Padahal, Saya berharap My Lady menghadiri acara itu, agar bisa menampar semua orang yang berkata bahwa Anda tidak bisa melupakan Putra Mahkota dan terus mengurung diri di Duchi..." ucap Saina dengan nada sendu, berharap Liora akan mempertimbangkan keputusannya.

"Kau begitu menginginkanku untuk pergi ke sana?" tanya Liora, menatap Saina dengan sudut bibir yang sedikit terangkat.

Saina mengangkat pandangannya, mengangguk dengan pasrah, namun tersirat sebuah harapan besar di dalam tatapannya.

"Baiklah, pilihkan satu di antara undangan itu," ujar Liora, memejamkan mata dan bersandar di kursinya.

Saina tampak sangat senang mendengar persetujuan Liora. Saina segera bergegas memilah surat-surat yang ada di tangannya, dengan mata yang berbinar-binar. Setiap surat memiliki lambang keluarga bangsawan yang berbeda-beda, namun akhirnya ia memilih satu dengan segel emas yang terlihat paling bergengsi. Dengan hati-hati, Saina menyerahkan surat itu pada Liora.

“Ini, My Lady. Ini undangan dari Putri Aurelia. Acara tahunan keluarga Valenmore selalu menjadi pusat perhatian kalangan bangsawan,” jelas Saina penuh semangat.

Liora membuka matanya perlahan dan mengambil surat itu dengan malas. Ia melihat segel emas yang menghiasi undangan tersebut, tapi tak ada kesan yang berarti dalam tatapannya. Dengan gerakan lamban, ia membuka surat itu, membaca beberapa baris yang tampak penuh sanjungan dan basa-basi yang biasa ia temui dalam kehidupan bangsawan.

"Putri Aurelia... Valenmore... acara tahunan..." gumam Liora sambil menatap kosong surat itu. "Selalu ada pesta untuk merayakan sesuatu, bukan?"

Saina menunduk sedikit, tak tahu harus menjawab bagaimana.

Liora mengembalikan surat itu kepada Saina dengan gerakan santai. “Baiklah, aku akan pergi ke acara ini,” ucap Liora tanpa antusias. "Tapi jangan harap aku akan peduli tentang siapa yang hadir atau apa yang mereka pikirkan tentangku."

Saina tersenyum lebar, sedikit terkejut dengan keputusan itu, tetapi sangat senang. "Terima kasih, My Lady! Saya yakin kehadiran Anda akan membuat semua orang terdiam dan menyadari bahwa Anda jauh lebih kuat dari yang mereka kira."

Liora hanya mengangkat bahunya. "Kita lihat saja nanti," jawabnya dengan nada tak acuh. “Persiapkan apa pun yang perlu. Aku tak ingin menghabiskan terlalu banyak waktu untuk ini.”

Saina mengangguk dengan semangat, lalu bergegas keluar untuk mengatur segala persiapan yang dibutuhkan. Begitu Saina keluar dari ruangan, keheningan kembali menyelimuti kamar Liora.

Liora bersandar lebih dalam ke kursinya, menatap langit-langit. Pikirannya mengembara, memikirkan bagaimana kehidupan bangsawan selalu penuh dengan kemunafikan, persaingan, dan omong kosong.

“Semua ini hanya permainan yang mereka nikmati,” gumamnya pada diri sendiri, sinis. "Tapi kali ini, aku yang akan mengendalikan permainan mereka."

Setelah beberapa saat, Liora berdiri dari kursinya dan melangkah menuju pintu kamarnya. Ia tahu bahwa untuk menghadiri acara besar seperti pesta keluarga Valenmore, izin dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ayahnya, diperlukan.

Terlebih lagi, Dimitri telah mengetahui bagaimana sikap Liora ketika menghadiri acara-acara bangsawan sebelumnya, terkadang terlalu dingin, bahkan ada saat di mana Liora bersikap kasar terhadap para bangsawan yang dianggapnya munafik dan ia begitu mudah diprovokasi oleh orang lain.

Dengan perasaan campur aduk, Liora berjalan menuju ruang kerja ayahnya. Pintu kayu besar yang kokoh berdiri di depannya, diapit oleh dua penjaga setia. Mereka memberi hormat ketika Liora mendekat.

“Yang Mulia sedang di dalam?” tanya Liora tanpa menatap penjaga.

“Ya, Nona Muda. Apakah Anda ingin kami memberitahukan kedatangan Anda?” jawab salah satu penjaga dengan hormat.

Liora mengangguk kecil. Salah satu dari mereka mengetuk pintu, dan tak lama kemudian terdengar suara berat Dimitri dari balik pintu.

“Masuk.”

Liora menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah masuk. Di dalam, Grand Duke Dimitri duduk di belakang meja kayu besar, sibuk membaca dokumen-dokumen penting. Matanya yang tajam terangkat dari lembaran-lembaran di hadapannya ketika melihat kehadiran putrinya.

"Liora," sapanya dengan nada datar, namun ada sedikit kelembutan yang tak bisa ia sembunyikan sepenuhnya.

Liora berhenti beberapa langkah di depan meja ayahnya dan memberikan sedikit anggukan hormat. “Yang Mulia.”

Dimitri meletakkan pena di tangannya dan mengamati putrinya dengan saksama. "Apa yang membawamu kemari? Biasanya kau menghindari ruanganku kecuali ada sesuatu yang penting."

Liora menggigit sedikit bibirnya sebelum berbicara. “Yang Mulia, Saya datang untuk meminta izin menghadiri acara tahunan yang diadakan oleh keluarga Valenmore. Saya menerima undangan dari Putri Aurelia.”

Mata Dimitri menyipit sedikit, seolah menganalisis setiap kata yang keluar dari mulut Liora. “Acara bangsawan, ya? Dan kau berencana untuk hadir?” tanyanya, nadanya jelas mencerminkan keraguannya.

Liora menatap ayahnya dengan tenang, mencoba menampilkan kesan dewasa dan bijaksana, meski jauh di dalam hatinya ada ketegangan.

“Benar, Yang Mulia. Saya pikir sudah saatnya Saya menunjukkan bahwa Saya tidak akan bersembunyi di balik tembok Duchi. Rumor yang beredar tentang diri Saya tidak akan berhenti jika Saya terus mengurung diri. Dengan menghadiri acara ini, Saya bisa menegaskan posisi Saya, bukan sebagai seseorang yang terjebak dalam bayang-bayang masa lalu, tapi sebagai putri dari keluarga Ravenscroft.”

"Padahal Aku menghadiri acara ini karena paksaan dari Saina..." benak Liora yang sebenarnya tidak peduli pada reputasinya.

Dimitri mendengarkan dengan cermat, tatapannya tajam seperti biasa. “Dan bagaimana aku bisa yakin bahwa kau tidak akan bersikap kasar kepada para bangsawan seperti yang pernah kau lakukan sebelumnya?” tanyanya dengan nada penuh kewaspadaan.

Liora tersenyum tipis, sebuah senyum yang lebih mencerminkan kecerdikannya. “Yang Mulia, saya sudah belajar dari masa lalu. Saya tahu pentingnya menjaga etika dan menjaga kehormatan keluarga. Namun, itu tidak berarti saya akan membiarkan diri saya diinjak-injak. Saya akan tetap berbicara dengan tegas, tapi dengan cara yang lebih terukur dan sopan.”

Dimitri terdiam sejenak, mempertimbangkan kata-kata putrinya. Sikap Liora memang sering kali terlalu blak-blakan di masa lalu, namun ada keyakinan dalam nada suaranya sekarang yang membuat Dimitri memikirkan kembali keraguannya.

“Baiklah,” jawab Dimitri akhirnya, suaranya dalam. “Kau boleh pergi. Tapi ingat, Liora, keluarga Ravenscroft memiliki reputasi yang harus dijaga. Jangan membuatku menyesali keputusan ini.”

Liora mengangguk dengan penuh rasa hormat. “Terima kasih, Yang Mulia. Saya akan memastikan tidak ada yang bisa menodai nama keluarga kita.”

Dimitri menatap putrinya sekali lagi, kali ini dengan sedikit lebih lembut. "Jangan khawatir. Aku tahu kau bisa menjaga dirimu. Hanya saja... jangan biarkan amarah atau rasa frustrasi mu menguasai tindakanmu, seperti yang dulu."

Liora tersenyum, kali ini lebih tulus. “Saya sudah bukan gadis yang dulu, Yang Mulia. Saya mengerti apa yang harus kulakukan.”

Dimitri memberi anggukan singkat sebelum kembali ke dokumen-dokumennya, tanda bahwa percakapan telah selesai. Liora berbalik dan meninggalkan ruang kerja itu dengan langkah mantap, merasa sedikit lebih ringan setelah berhasil meyakinkan ayahnya.

Namun, di balik senyumnya, Liora tahu bentuk bahwa acara ini akan menjadi panggung yang penuh dengan mata yang mengawasi, dan setiap langkahnya harus dihitung dengan hati-hati. Di balik kesopanannya, Liora bersiap untuk permainan baru yang akan ia mainkan di tengah para bangsawan.

...^^^TO BE CONTINUED^^^...

1
mommy lala
lanjut......
cupa
drpd mikirin itu aja yg blm kebayang, mending nyari buat naikin kekuatan tubuh, kan blm ketemu
Riris Marpaung
Kecewa
Riris Marpaung
Buruk
cupa
knapa g tanya nicol thor? ko bisa bgt, g panggil dokter g panggil bapaknya, g panggil kakany? bingung dgn imaginasimu thor!?
devi aryana
Luar biasa
Hae_Zen 🦟: terima kasih kak 🙏🏻
total 1 replies
mommy lala
lanjut....
Ken Dita Yuliati
heiieu$hshhdhhdjej{uwhhsowidue63oejnx777777920746298164877739829776467283762792
Hae_Zen 🦟: hah? 😂
total 1 replies
Cha Sumuk
ap ga ada ingatan yg tertinggal dr yg punya tubuh hemmm
mommy lala
makin pensaran ...
Siti Amalia
thorr, aku pikir novelmu hilang. aku sampe satu jam an nyari, akhirnya ketemu. sampe kutulis judulnya dibuku. dicari di riwayat ga ada😭 double up donggg thor
Hae_Zen 🦟: kok bisa hilang 😅
total 1 replies
Mamik Widowati
Luar biasa
Hae_Zen 🦟: Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Sulati Cus
kau gantung thorrrr
ika agustina
Luar biasa
Hae_Zen 🦟: Terimakasih 🙏🏻
total 1 replies
Sulati Cus
bener2 sesuai dg karakter masing-masing 😂
Siti Amalia
ceritanya kerennnnn....thor, tolong up yg buannnyakkkkkk ya
Hae_Zen 🦟: Wah makasih ya🙏🏻 untuk sekarang Author belum punya waktu buat crazy up, ya. tapi jika punya waktu, Author usahakan untuk up yang banyak
total 1 replies
Siti Amalia
please thor up yg buannnyakkkkkk
Sukabaca
ceritanya baguuus, yg suka cerita kerajaan silahkan mampir...
Noni Noni
🍭🌹AIY🌹🍭
saya mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!