NovelToon NovelToon
Menyimpan Rasa Untuk Kakaknya

Menyimpan Rasa Untuk Kakaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Persahabatan / Romansa
Popularitas:35.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Lilyana Belvania, gadis kecil berusia 7 tahun, memiliki persahabatan erat dengan Melisa, tetangganya. Sering bermain bersama di rumah Melisa, Lily diam-diam kagum pada Ezra, kakak Melisa yang lebih tua. Ketika keluarga Melisa pindah ke luar pulau, Lily sedih kehilangan sahabat dan Ezra. Bertahun-tahun kemudian, saat Lily pindah ke Jakarta untuk kuliah, ia bertemu kembali dengan Melisa di tempat yang tak terduga. Pertemuan ini membangkitkan kenangan lama apakah Lily juga akan dipertemukan kembali dengan Ezra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aldo, Mahasiswa pindahan

suasana kelas di kampus terlihat lebih sibuk dari biasanya. Di kelas Lily, seorang mahasiswa pindahan baru saja bergabung. Namanya Aldo, seorang pria bertubuh tegap dengan senyum ramah dan sikap santai yang segera menarik perhatian banyak orang di kelas, termasuk Lily. Tapi yang paling terkejut adalah Melisa, yang langsung merasa tertarik saat melihat Aldo untuk pertama kalinya saat istirahat makan siang.

"Ada mahasiswa pindahan di kelas kamu? Gimana dia?" tanya Melisa antusias saat mereka bertemu di kantin setelah jam kuliah.

Lily tersenyum, sedikit mengingat pertemuan pertamanya dengan Aldo. "Iya, namanya Aldo. Orangnya ramah dan kelihatan pintar. Baru hari ini masuk, jadi masih agak malu-malu."

Mata Melisa berbinar. "Aldo ya namanya? Wah, kayaknya seru nih! Aku pengen banget kenalan sama dia."

Lily menatap sahabatnya dengan penuh selidik. "Kenapa? Kamu suka sama dia?" godanya, meskipun di dalam hati ia sudah tahu jawabannya dari senyum lebar Melisa.

Melisa mengangkat bahu dan tersenyum malu-malu. "Ya, bisa dibilang aku tertarik. Tapi aku nggak ada kesempatan buat kenalan langsung, soalnya aku beda kelas sama dia."

Lily tertawa kecil. "Jadi kamu mau aku jadi mak comblang gitu?"

Melisa mengangguk mantap. "Iya dong, Lil! Kamu kan satu kelas sama dia, jadi bisa bantuin aku kenalan. Paling nggak, kasih kode-kode kalau aku tertarik, terus ajak dia ngobrol soal aku."

Lily menghela napas sambil tersenyum. Meskipun perasaannya sedang kacau karena Ezra, ia selalu ingin membantu sahabatnya, terutama jika menyangkut cinta. "Oke, Mel. Aku akan coba bantu. Tapi kamu juga harus mulai inisiatif, jangan cuma nunggu."

Melisa tertawa senang dan menepuk bahu Lily. "Pasti, Lil! Aku akan cari kesempatan pas buat ngobrol sama dia juga."

Hari-hari berikutnya, Lily mulai mengamati Aldo lebih dekat. Sebagai mahasiswa baru, Aldo dengan cepat beradaptasi di kelas dan mulai memiliki banyak teman. Sifatnya yang ramah dan mudah bergaul membuatnya disukai banyak orang, dan Lily pun merasa tidak kesulitan berbicara dengannya.

Suatu sore setelah jam kuliah selesai, Lily memberanikan diri untuk mendekati Aldo. Mereka kebetulan berjalan keluar kelas bersama, dan Lily melihat ini sebagai kesempatan yang sempurna.

"Aldo, gimana rasanya jadi mahasiswa baru di sini?" tanya Lily dengan senyum ramah.

Aldo menoleh dan membalas senyumnya. "So far so good. Awalnya aku agak canggung, tapi ternyata orang-orangnya asik dan kelasnya juga seru."

Lily mengangguk. "Oh, baguslah kalau begitu. Ngomong-ngomong, kamu udah kenal sama anak-anak dari kelas lain belum?"

Aldo menggeleng. "Belum banyak sih, aku kan baru beberapa hari. Masih adaptasi."

Lily merasa ini momen yang tepat untuk mulai mengenalkan Melisa. "Kalau gitu, aku kenalin kamu sama temen aku, Melisa. Dia beda kelas, tapi kita udah temenan sejak kecil. Aku yakin kalian bakal cocok."

Aldo tampak tertarik. "Oh iya? Boleh banget kalau mau kenalin. Siapa tahu bisa nambah teman."

Lily merasa senang karena percakapan berjalan lancar. "Oke, nanti kapan-kapan aku ajak kalian ketemu. Melisa orangnya asik kok, dan kayaknya kamu bakal suka ngobrol sama dia."

Setelah percakapan itu, Lily segera memberi tahu Melisa. Di telepon malam itu, Melisa berteriak kecil penuh antusias.

"Serius, Lil? Kamu udah ajak dia buat kenalan sama aku?" Melisa terdengar sangat senang.

"Iya, Mel. Aku udah kasih kode kalau kamu mau kenalan, dan dia setuju. Sekarang tinggal kamu aja yang harus nyari momen buat ketemu."

Melisa tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. "Kamu emang sahabat terbaik, Lil! Aku nggak sabar buat ngobrol sama dia."

Beberapa hari kemudian, Lily mengatur agar mereka bertiga bisa makan siang bersama di kantin kampus. Ketika Melisa dan Aldo akhirnya bertemu, suasana antara mereka terasa langsung nyaman. Melisa, yang biasanya cerewet dan penuh energi, tampak sedikit gugup, tetapi Lily tahu bahwa sahabatnya sangat tertarik pada Aldo.

"Hi, Aldo! Aku Melisa, temennya Lily," kata Melisa dengan senyum cerah, meskipun suaranya terdengar sedikit ragu.

Aldo tersenyum ramah dan menjabat tangan Melisa. "Senang kenal kamu, Melisa. Lily udah cerita banyak tentang kamu."

Mereka mulai berbicara dengan santai, dan Lily merasa lega melihat bagaimana Aldo dan Melisa bisa berinteraksi dengan baik. Sesekali, Lily sengaja memberi ruang untuk mereka berdua agar bisa ngobrol lebih leluasa. Ia merasa usahanya sebagai mak comblang mulai berhasil.

Di sela-sela obrolan mereka, Melisa merasa semakin nyaman dengan Aldo. Aldo pun terlihat antusias mendengar cerita-cerita Melisa yang penuh semangat, sementara Lily hanya tersenyum kecil sambil memperhatikan mereka berdua.

Namun, di tengah kegembiraan itu, Lily tidak bisa sepenuhnya melupakan kebingungannya sendiri. Hubungan Ezra dan dirinya masih menjadi tanda tanya besar di hatinya, dan ia merasa perlu mengambil langkah lebih tegas—baik untuk perasaannya sendiri maupun untuk menjaga persahabatan dengan Melisa tetap utuh.

Tapi untuk saat ini, ia memilih untuk fokus membantu sahabatnya. Melisa terlihat begitu bahagia dengan perkenalan ini, dan Lily berharap semuanya berjalan lancar untuk sahabatnya yang satu ini.

***

Hari-hari berikutnya, Lily semakin sibuk membantu Melisa mendekati Aldo. Meskipun dirinya sendiri masih berjuang dengan perasaannya yang campur aduk terhadap Ezra, ia tetap ingin melihat sahabatnya bahagia.

Setiap kali ada kesempatan, Lily selalu mencari cara agar Melisa dan Aldo bisa menghabiskan waktu bersama, baik di kampus maupun di luar. Seperti pada suatu siang, saat Aldo duduk sendirian di kantin, Lily dengan cepat menarik Melisa untuk ikut duduk bersama mereka.

“Ayo, Mel, ini kesempatanmu,” bisik Lily sambil tersenyum saat mereka berjalan mendekat.

“Aku deg-degan, Lil,” bisik Melisa kembali dengan mata penuh kecemasan.

Lily hanya tertawa kecil. "Santai aja, dia nggak gigit kok," ujarnya mencoba menenangkan.

Mereka kemudian bergabung dengan Aldo yang sedang makan siang. Lily membuka obrolan ringan seperti biasa, tapi kali ini ia memastikan untuk mengarahkan percakapan ke hal-hal yang bisa membuat Melisa lebih terlibat.

"Aldo, kamu udah ngerasain macetnya Jakarta di akhir pekan belum?" tanya Lily dengan senyum lebar. "Melisa tahu banget soal itu, dia yang selalu jadi navigator kalau kita lagi keluar."

1
Nur Maruapey
sangat bagus..
Rose Jasmine
ini kok kayaknya lily gampang jatuh hati,,baru dua hari bertemu membuat bingung ,, kalau emang hati sudah terpaut ezra sehatusnya tidak mikirin yang lain,,
Abbyan Rafa
cinta TK bisa dipaksakan apalagi slg mencintai..tp cinta TDK hrs memiliki...ceritanya membosankan..seolah² g ada jln keluar...
Anunk Lasmana
ceritanya bagus tapi mbulet dengan kata2 yg sering terulang maaf toor/Drool/
Dewi hartika
karna anakmu yang tak mau di putuskan, jadi, orang tua bisa menyalahkan tanpa cari tau kesalahan anaknya sendiri, siip thorr lanjut.
Dewi hartika
cinta tak harus di paksakan, alangkah baiknya menerimanya dengan tanah, karna, bila iklas ada massanya menuju kebahagiaan, next thorr semangat.
Dewi hartika
menurutku, ezra lebih jujur pada nadia, bahwa dia tak mencintainya, untuk apa bertahan kalau ujungnya tak bahagia, memang cinta datang terlambat, tapi kan, cinta yang datang, harus orang yang tepat bukan cinta yang di paksa atau bertepuk sebelah tangan, siip thor lanjut..
Ita Putri
ini mah otw kecelakaan .....bukan kecelakaannya
Ita Putri
iya nih si Ezra bikin keadaan makin rumit aja
Lenty Fallo
Ezra saat ini kmu blm mnyadari persaanmu trhdp Lily, tpi nnti stlh kmu sadr bhwa kmu mncintai Lily saat itu perasaan cinta Lily untuk kmu sudah hilang dn mati rasa.
Lily cpt move on syg, jgn brlarut larut dlm kesdihan bgkitlh fokus dgn kuliamu. aku do'akn smoga secepatnya tuhan mngirim laki" yg mncintai kmu dgn tulus. up lgi thor byk" 😍💪
✍️⃞⃟𝑹𝑨 ••iind•• 🍂🫧
mampir ya kak,udah banyak karyanya 😍😍
Lenty Fallo
apa kata melisa itu benar lily, kmu jgn trbwa perasan dgn Ezra,dia perhtian dn peduli dgn kmu slma ini krna kmu temn adiknya melisa, dn blm tntu suka sama kmu, lgian Ezra sdh ada nadia. lbih baik kmu fokus dgn kuliamu lily.jgn smpai kmu menglami sakit hti yg ke 2x nya. up lgi thor 💪🥰
Lenty Fallo
lepskn si radit lily, sakit skrg lbih baik drpda nnti. ayok up lgi thor 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!