Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab X Izin
" Berita hari ini, seorang mahasiswa dari universitas Terkemuka bernama Kirana putri dinyatakan hilang, keluarga korban sudah berupaya mencari dengan bantuan kepolisian, korban terakhir dilihat di kampus, bagi yang menemukan atau melihat korban silahkan hubungi nomor dibawah ini, ini lah foto korban." Kenzo menonton berita hari ini, sudah 1 bulan dia diam dirumah tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berolahraga, kadang menemani adiknya jalan-jalan atau antar jemput ibunya bekerja.
Hari ini adalah weekend jadi mereka menghabiskan waktu bersama, Kenzo tidak lagi membahas tentang kematian Kenza ataupun menyinggung tentang dirinya ikut terlibat, dia akan menjadi apa yang ibunya inginkan. Hari ini mereka memasak makanan untuk dibawa ketaman dan menikmati suasana kota, hiruk-pikuk kendaraan yang berlalu lalang, orang-orang berjalan kaki atau sama seperti mereka duduk ditaman bersama keluarga atau pasangan.
" Kak, sudah lama kita tidak bersama seperti ini." kata Khayra, Kenzo tersenyum.
" Kalau kamu mau, kita bisa seperti ini setiap hari." jawab Kenzo mengelus kepala sang adik.
" Gak bisa, Khayra sibuk, mama juga sibuk, cuma kak Kenzo pengangguran disini."
" Kakak mau cari kerja."
" Kerja apa?" tanya Anggraini.
" Ada pembukaan di perusahaan properti disini, aku sudah memasukkan surat lamaran."
" Oh, semoga diterima." kata Khayra semangat, Kenzo tertawa kecil, Anggraini tersenyum.
Setelah puas bermain dan jalan-jalan mereka pulang, saat sampai rumah Adriana sudah menunggu disana, Adriana melambaikan tangan saat melihat keluarga itu datang.
" Kenapa tidak membalas pesanku?" tanya Adriana saat Kenzo mendekat.
" Selamat sore bibi." sapa Adriana, Anggraini mengangguk kecil lalu menarik Khayra masuk kerumah meninggalkan Kenzo.
" Ada apa?" tanya Kenzo, ia memang tidak mengecek ponsel seharian ini, jadi ia tidak tau Adriana mengirim pesan padanya.
" Ada kasus aku ingin meminta ban..." belum selesai ia berbicara Kenzo langsung memotong nya
" Aku tidak ada waktu, kamu pulanglah." lalu meninggalkan Adriana.
" Hei dengar dulu." Adriana menahan pergelangan tangannya, " Ada apa denganmu? kenapa tiba-tiba..." Kenzo melepaskan tangan Adriana yang menggenggam pergelangan tangannya.
Adriana melihat tangannya dilepaskan begitu saja entah kenapa ia merasa sakit hati tetapi ia tidak tau apa yang terjadi pada pria didepannya ini, dulu ia sangat bersemangat menyelesaikan tapi sekarang dia tidak ingin ikut campur.
" Pergilah." Kenzo meninggalkan Adriana, ibunya mengintip dari kaca jendela melihat kedua orang itu berbincang.
" Kau tidak penasaran, bisa jadi orang yang menculik kali ini adalah kasus yang terhubung pada Kenza, kau benar-benar tidak penasaran?"
" Tidak." Kenzo melihat wajah ibunya yang khawatir melihat mereka berdua dari jendela.
" Kenapa?" Rasanya Adriana tidak bisa menerima penolakan Kenzo, Adriana melihat Anggraini yang menonton mereka dari jendela.
" Tidak ada alasan Adriana, kuminta untuk pulang, jangan kemari lagi." Kenzo meninggalkan Adriana yang mematung melihatnya pergi, lama Adriana menatap rumah itu lalu Adriana menyalakan mobil dan pergi dari sana.
Kenzo membantu mengemaskan peralatan dan membantu sang adik mencucinya, Anggraini duduk dimeja makan melihat kedua anaknya yang sedang membersihkan peralatan, setelah selesai Anggraini memanggil Kenzo untuk menemaninya minum teh, Khayra masuk kamar karena dia ingin mengerjakan tugas kuliah.
" Apa kau membenci mama?" tanya Anggraini sambil menyeduh teh milik Kenzo.
" Kenapa Kenzo harus membenci mama, Kenzo sayang mama." jawabnya mengambil teh yang disodorkan oleh sang ibu.
" Maafkan mama, mama benar-benar tidak mau kamu terlibat dengan polisi untuk mengungkit masalah Kenza, mama..." Anggraini merasa sesak, matanya mulai berkaca-kaca.
" Ma Kenzo tau, jangan nangis lagi, Kenzo tidak akan melakukan apa yang mama larang, kalau mama mau Kenzo tidak terlibat, Kenzo lakukan, Kenzo janji tidak akan menyentuh apapun yang berhubungan dengan Kenza, Kenzo tidak akan bertanya lagi tentang Kenza, Kenzo tidak akan mencari tahu tentang kematian Kenza, Kenzo akan lakukan apa yang mama minta, Kenzo janji, jangan nangis lagi." Kenzo memeluk sang ibu menenangkannya, mengelus punggung ibunya.
Kenza adalah rasa sakit yang tidak bisa disembuhkan dihati keluarganya, mereka semua terlihat kuat dan tegar tapi Kenzo tau berapa kali Khayra menangis setiap kali ada orang lain menyinggung tentang Kenza, Kenzo tau seberapa sedih ibunya kehilangan Kenza, bukan semua orang tak ingin mencari tau apa yang terjadi tetapi karena alasan tertentu mereka tidak berani mengungkitnya dan Karena itu Kenzo tidak berani menyinggung perasaan ibunya, Khayra dan ayahnya.
" Kenzo, apa kau menyalahkan mama?"
" Tidak."
" Apa kau benar-benar ingin mengungkap kematian Kenza?" Kenzo menatap mata sang ibu yang berkaca-kaca.
" Iya." ia tidak akan menyembunyikan niatnya tetapi juga tidak akan menentang keinginan ibunya. Anggraini menarik nafas panjang.
" Lakukan, tapi kau harus janji satu hal sama mama, kau harus menjaga dirimu sendiri, jangan menempatkan diri dalam bahaya, kau harus baik-baik saja, kau mengerti?"
" Um." Kenzo mengangguk berulang kali, ia merasa terharu akhirnya sang ibu bersedia mengizinkannya, ia langsung memeluk sang ibu. Anggraini menangis haru memeluk putranya itu, ia tidak bisa menahan keinginan Kenzo, ia tidak tega melihat Kenzo walaupun ia terlihat baik dan patuh tetapi ia seperti orang yang tidak memiliki kehidupan.
" Jangan khawatir aku akan baik-baik saja, terima kasih ma." Anggraini mengelus punggung putranya, ia tidak bisa membiarkan dirinya terus merasa takut, Kenza juga putranya, ia harus mengungkapkan kematian Kenza agar seluruh dunia tau bahwa penjahat itu hanya berani bersembunyi, agar semua orang tidak perlu hidup dalam ketakutan lagi, 5 tahun adalah waktu yang lama, itu adalah Waktu yang cukup untuk bangkit dari keterpurukan.
Anggraini mengambil surat ancaman yang ia terima dulu untuk diperlihatkan pada Kenzo, Ia juga bercerita tentang kasus Kenza tentang pria yang sedang dikejarnya, kasus pembunuhan berantai saat itu paling menakutkan saat 7 gadis ditangkap ditayangkan didepan umum, psikopat gila itu memberi waktu satu hari jika Kenza gagal menyelamatkan mereka maka satu nyawa akan melayang, seperti itu mereka bermain.
Semua orang ketakutan, saat Kenza terlambat menemukan lokasi korban disembunyikan maka mayatlah yang akan ditemukan didepan rumah mereka, setiap hari akan berulang seperti itu sampai 6 gadis itu tewas, semua orang menyalahkan Kenza karena tidak mampu menemukan mereka, berita dimana-mana menyudutkan Kenza bahwa polisi tidak berguna, tetapi mereka tidak tau bagaimana Kenza mati-matian bekerja menyelidiki setiap korban, setiap pola pembunuh yang dilakukan korban mengarah padanya.
Semua orang tidak tau bahwa pelaku sedang menjebak, Kenza hanya menghindari dirinya masuk dalam jebakan tetapi hasilnya para korban tidak ada yang selamat, kata-kata yang diucapkan pelaku selalu menepati apa yang ia katakan, setiap korban yang dibunuh ditayangkan dipublik hingga mereka semua merasa takut, dia seperti iblis pencabut nyawa siapapun yang dia inginkan.
Kenza berhasil menyelamatkan korban gadis terakhir tetapi itu ditukar dengan nyawa Kenza sendri, 3 tahun psikopat itu mempermainkan polisi, tetapi sampai sekarang tidak ada yang bisa mengungkap siapa sebenarnya pria itu, tidak ada yang bisa melacak dirinya, dia bermain terlalu rapi, itulah yang diceritakan oleh Anggraini tentang berita 5 tahun yang lalu.
" Aku pasti akan membuatnya membayar nyawa saudaraku ma, aku janji dia akan dihukum." Anggraini mengangguk, ia teringat bahwa kata yang Kenzo ucapkan sama dengan Kenza ucapkan dulu, tapi kepribadian kedua putranya berbeda, Kenza berhati lembut dan taat hukum, tetapi Kenzo berbeda dia dari dunia gelap ayahnya, Anggraini yakin Kenzo bisa melakukannya walaupun rasa takut masih menghantuinya, apapun yang terjadi dimasa depan ia akan menghadapinya dengan lapang dada, menerima semua konsekuensinya, kini dia siap menghadapinya agar kematian putranya tidak sia-sia.