Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2 Hadapi Dengan Baik.
Toni begitu sangat mengejutkan Alisha dan juga wanita itu.
"Apaan sih kamu Toni!" sahut wanita itu kesal yang hampir saja jantungnya copot.
"Maaf, Nyonya Ambar," sahut Toni.
"Saya tidak mengizinkan orang lain untuk memegang mobil ini dan saya bisa kena marah oleh tuan Adrian. Saya akan mengatakan semua kepada tuan Adrian terlebih dahulu dan nanti kalau sudah mendapatkan perintah dari beliau baru saya akan menghubungi Nona ini," ucap Toni yang memang tidak ingin sembarangan dan mungkin saja mobil itu sangat berharga bagi majikannya sehingga tidak bisa diberikan kepada orang lain begitu saja.
"Kamu benar-benar berlebihan, sangat lebay!" kesal Ambar hanya geleng-geleng kepala dan Alisha yang langsung berjalan menuju mobilnya dengan cepat-cepat dan mengambil sesuatu, lalu kembali lagi kepada dua orang tersebut.
"Ini kartu nama saya, tolong hubungi saya secepatnya untuk mempertanggungjawabkan masalah ini, saya sama sekali tidak ada niat untuk lari dan akan bertanggung jawab sampai mobil ini kembali seperti semula," ucap Alisha yang langsung memberikan kepada Toni.
"Baiklah kalau begitu! Awas saja jika Nona mencari alasan untuk kabur," sahut Toni yang masih kurang yakin dengan Alisha.
"Nyonya saya benar-benar minta maaf atas apa yang sudah saya lakukan, saya akan bertanggung jawab dengan semua ini dan saya sungguh-sungguh!" ucap Alisha yang juga kembali meyakinkan Ambar.
"Sudahlah! Kamu juga jangan ikut-ikutan berlebihan seperti dia. Kamu sudah mengatakan itu berkali-kali dan itu sudah cukup," sahut wanita itu.
"Terima kasih Nyonya untuk keringanannya. Kalau begitu saya masuk dulu, saya sangat buru-buru!" ucap Alisha.
Ambar yang terlihat baik itu hanya menganggukkan kepala dan bahkan melepaskan Alisha begitu saja yang tidak mempersulit dia seperti apa yang dilakukan Toni.
"Assalamualaikum!" ucap Alisha pamit
"Walaikum salam," sahut Ambar yang melihat kepergian Alisha yang terlihat buru-buru.
Toni yang sejak tadi melihat kartu nama itu dan langsung diambil oleh Ambar. Ambar melihat kartu nama tersebut dan membaca yang ternyata Alisha adalah dokter yang mengambil spesialis di rumah sakit tersebut. Alisha yang memang menjadi Dokter Resident
**
Alisha yang terlihat sangat buru-buru sekali yang berjalan di koridor rumah sakit, Alisha memang tadi tidak terlambat dan karena terjadi insiden menabrak mobil yang ingin parkir di belakangnya yang akhirnya membuat dia terlambat.
Alisha yang langsung membuka pintu dengan cepat dengan nafas naik turun dan di sana sudah ada seorang Dokter wanita yang langsung melihat ke arah arah Alisha dengan menatap horor.
"Kamu terlambat lagi!" ucap Dokter tersebut dengan wajah tegas yang terlihat marah.
"Maaf Dokter! Tadi di depan saya...."
"Saya tidak perlu alasan kamu. Sudah sana kamu langsung cek pasien di kamar 78!" Dokter itu yang memberikan map merah kepada Alisha dengan wajah yang terlihat ketus yang tidak memberikan kesempatan Alisha untuk memberikan alasan.
Alisha menghela nafas dan langsung mengambil map tersebut.
"Lain kali kamu jangan terlambat, saya akan mendenda kamu puluhan juta biar kamu tahu rasa dan bisa jera. Seorang Dokter harus memiliki disiplin! Rumah sakit ini punya peraturan dan ikuti peraturan yang ada!"!tegas wanita itu.
"Maafkan saya Dokter Katty," sahut Alisha dengan menundukkan kepala.
Dokter yang terlihat kesal itu langsung menggerakkan tangannya seolah mengusir Alisha dari ruangannya. Alisha menghela nafas dan langsung pergi. Dia tidak ingin mencari masalah yang semakin di persulit dia.
Alisha menjalankan tugasnya di rumah sakit itu untuk memeriksa pasien-pasien. Alisha yang mendatangi kamar-kamar pasien yang ditemani oleh satu Suster. Alisha yang selalu ramah pada pasien yang memberikan kenyamanan pada pasien dan apalagi memperlihatkan senyumnya yang begitu manis dan pasti pasien-pasien akan langsung sembuh jika terus di layani dengan baik.
"Jangan lupa untuk minum obat secara teratur dan jangan banyak berpikir. Insyallah Ibu akan secepatnya sembuh dan akan segera pulang!" ucap Alisha dengan ramah
"Makasih Dokter cantik," wanita terlihat sangat senang dengan sapaan yang diberikan Alisha yang membuat wajahnya begitu fresh dan bahkan kalau bisa dia ingin terus berada di rumah sakit itu yang tidak ingin pulang. Karena mendapatkan pelayanan yang begitu sangat baik.
"Baiklah! kalau begitu saya permisi dulu. Ibu jaga kesehatan ya!" ucap Alisha.
"Baik Dokter!" sahut wanita itu.
Alisha yang langsung keluar dari ruangan itu dan diikuti dengan Suster tersebut.
"Suster pemeriksaan kita sudah selesai untuk hari ini bukan?" tanya Alisha.
"Tinggal 1 kamar lagi Dokter. Kamar VVIP," ucap Suster itu.
"Bukankah itu biasanya adalah pekerjaan Dokter Katty?" tanya Alisha yang memang itu bukan bagian dari tugas dia.
"Tapi Dokter Katty menyuruh saya untuk dokter Alisha yang melakukan hal itu dan beliau mengatakan mulai sekarang Dokter Alisha harus menggantikan tugas beliau, karena beliau sangat sibuk," ucap Suster Yeni yang berbicara tampak hati-hati.
"Begitukah!" sahut Alisha yang ternyata tidak mempermasalahkan hal itu.
"Dokter Alisha pasti merasa terbebani ya dengan semua yang diperintahkan oleh senior-senior di rumah sakit ini," tebak Suster Yeni.
"Saya tidak mengatakan apapun," jawab Alisha.
"Tetapi saya salut dengan Dokter Alisha yang selalu menyikapi semua dengan positif dan bahkan tidak mengeluh. Banyak sekali Dokter Resident di rumah sakit ini yang mengundurkan diri karena tidak tahan dengan perlakuan senior. Ya mungkin apa yang mereka lakukan tidak terlihat, tetapi tekanan batin yang dialami para Dokter Resident membuat mereka tidak betah dan memilih untuk mengundurkan diri demi kesehatan mental," jelas suster Yeni
Dia memang sudah cukup lama bekerja di rumah sakit Medical Center. Jadi sangat wajar dia memahami situasi di rumah sakit itu dan Mungkin sering tertangkap oleh matanya ada perlakuan yang tidak baik yang diterima Dokter umum saat mengambil spesialis di Rumah Sakit Islam.
Sementara Alisha yang baru saja lulus kedokteran dalam usia yang sangat muda yang masih 21 tahun dan langsung mengambil spesialis di rumah sakit tersebut dan baru saja berada di sana 2 bulan.
Alisha menyadari tindakan para Dokter senior yang kadang-kadang melebihi batas yang memberikan perintah sesuka mereka, Alisha menjalani hari-harinya dengan baik dan menurut saja selagi hal itu masih wajar.
"Segala keputusan yang saya ambil sudah saya pikirkan terlebih dahulu dan sudah melibatkan sang pencipta. Jadi ini juga merupakan keputusan dan petunjuk yang diberikan kepada saya. Saya berada di rumah sakit ini niat untuk mengembangkan ilmu dan belajar lebih banyak lagi. Dokter senior di rumah sakit ini sudah melewati tahap terlebih dahulu dari pada saya dan mereka jauh lebih banyak tahu daripada saya dan wajar saja jika mereka seperti itu. Selagi semua masih batas wajar itu tidak akan menjadi masalah. Insyaallah semua akan baik-baik saja," ucap Alisha dengan sangat tenang menghadapi semua cobaan saat dia bekerja di rumah umah sakit itu.
"Dokter Alisha benar-benar sangat positif, saya salut dengan kepribadian Dokter," sahut Suster Yeni dengan menatap kagum.
"Sudahlah kamu jangan terlalu memuji saya, sekarang ayo cepat kita periksa saja pasiennya jangan suka mengukur waktu," sahut Alisha.
"Baik Dokter!" Alisha dan Suster tersebut langsung pergi dengan sama-sama melangkah melewati koridor rumah sakit.
Bersambung