Ketika Suami Mendua

Alea cuek saja ketika di datangi Zero dengan wajah yang begitu penasaran, namun Lea tidak peduli karena hati nya masih sakit atas ucapan Zero kala itu. Zero yang sudah di landa rasa tahu pun malah bodo amat mau cuek mau sakit hati, yang jelas dia sedang penasaran dengan ucapan nya Jimmy tadi, bahkan sangking penasaran nya dia sampai tidak dapat tukar info atas masalah Arhan karena dia sudah merasa yang ini jauh lebih penting. apa lagi bila menyangkut soal keturunan, wanita tidak akan pernah cerita bila sakit hati nya sudah mendalam dan jadi darah daging di tubuh ini, karena dendam wanita sangat lah kuat.

"Kamu jawab aku jujur sekarang, Lea!" Zero menatap tajam pada wanita cantik ini.

"Nanya saja belum tapi sudah minta jawaban!" jawab Lea cuek.

"Aku serius, Lea!" Zero malah memepet tubuh Lea hingga mentok pada dinding.

"Apa sih kau ini?!" Lea mendorong dada Zero namun tidak bisa, karena tubuh Zero sangat kekar.

Nafas Zero yang memburu bisa Lea rasakan menerpa wajah nya, dia paling benci dengan keadaan begini karena jantung nya tetap tidak bisa di kontrol lagi. dia menyangkal keras bahwa sudah tidak mencintai Zero lagi, namun tubuh dan hati nya tidak bisa di bohongi bahwa dia masih saja mencintai pria yang menghina diri nya dengan ucapan yang sangat pedas.

"Kenzo anak siapa?" Zero menatap mata bening Alea.

"Apa masih kurang jelas? Kenzo adalah anak ku, kenapa kau memberiku pertanyaan gila!" sentak Lea.

Braaak.

Kulkas sampai bergetar karena tangan Zero yang menghantam nya hingga Lea kaget dan tidak bisa mau pergi, apa lagi postur tubuh Zero yang jauh lebih besar dari nya membuat Lea sudah pasti akan kalah telak.

"Aku tahu kau memang Ibu nya, yang aku tanyakan itu Papa dia!" geram Zero.

"Kau ini sedang kesambet setan apa sih, suami ku saat itu Arhan ya pasti dia Papa nya." Lea balas menyentak.

"Jujur saja padaku, Lea! kau belum menikah sepuluh bulan saja sudah melahirkan Kenzo dan kau lihat dia sekarang wajah nya, dia sangat mirip dengan ku." Zero mencengkeram tangan Lea.

Gelagapan wanita ini karena sudah terlalu dalam Zero bertanya, memang Kenzo sangat mirip dengan Zero, bukan cuma satu orang saja yang bilang tapi memang sangat banyak. bahkan Mama Jasmin saja bilang bahwa Zero dulu kecil nya seperti ini, maka nya banyak yang curiga bahwa Kenzo memang anak nya Zero Martinez.

"Aku prematur dan saat itu aku langsung hamil." Lea memberikan alasan.

"Kalau begitu aku akan membawa Kenzo untuk tes DNA." tantang Zero.

"Gila kau! untuk apa pula kau membawa anak ku untuk tes DNA dengan mu." sengit Lea.

"Maka jujur saja sekarang, apa benar Kenzo memang putraku?!" Zero juga tak kalah sengit.

Kebingungan sudah jelas ketara di wajah nya Alea, Jimmy yang sudah hapal dengan segala kelakuan nya menaruh curiga yang sangat besar. maka Jimmy segera pergi setelah mengambil rambut nya Zero tadi dengan milik nya Kenzo juga, diam diam akan melakukan tes DNA untuk membuktikan apa benar bahwa Kenzo adalah anak nya Zero. sebab Jimmy memang sudah curiga lama, banyak hal yang membuat dia curiga dengan berbagai macam alasan tentu nya karena tidak mungkin curiga bila tak ada alasan.

Tolong katakan sejujur nya, Lea! apa malam itu aku menyentuh mu?" Zero menurun kan suara nya.

"K-kau ingat malam itu?!" Lea kaget akhir nya sekarang.

"Kau pikir aku ini apa sehingga lupa begitu saja, aku hanya lupa setelah kita masuk kedalam kamar!" teriak Zero putus asa.

"Berarti kau tidak ingat apa yang sudah terjadi, toh aku meninggalkan mu saat kau sudah masuk kamar." kilah Alea.

"Kau mencium ku, Lea!" teriak Kenzo.

Mata Lea membulat karena Zero juga ingat akan ciuman itu, awal mula dari pesta keluarga yang tetap berjalan sampai saat ini, Zero mabuk bersama Jack yang memang sangat kuat sampai Zero kewalahan menghadapi nya. Alea yang mengantarkan masuk kedalam kamar malah terbuai dengan ciuman tersebut sehingga mereka pun melewati malam yang panas, dari cara Zero yang memperlakukan nya begitu lembut membuat Alea yakin bahwa pria ini jatuh cinta juga dengan nya.

Namun saat menyatakan cinta malah di tolak dengan ucapan yang begitu sakit membuat jiwa Alea down, padahal saat itu Lea sudah memberi waktu selama dua bulan agar Zero tidak langsung kaget, namun setelah di beri waktu dia tetap saja menolak. padahal saat itu Lea langsung mengajak menikah karena dia sudah mengandung, tapi nyata nya Zero menolak dan mengatai diri nya.

"Kenzo anak ku kan, Lea!" Zero mengguncang bahu Lea.

"Bukan, dia anak ku!" tegas Lea yang tetap membantah.

"Sudah cukup kau berbohong padaku selama dua tahun, Lea! aku bahkan tidak tahu bahwa anak ku lahir kedunia ini." wajah Zero sampai merah.

"Aku tidak berbohong, kau yang tidak pernah bertanya! jadi bohong ku di mana?" tiba tiba mata Lea mengambang.

"Aku."

Tidak bisa Zero menjawab karena dia memang tidak pernah bertanya pada Lea, baru ini dia bertanya karena pendapat nya Jimmy, bila tidak maka dia pun pasti tidak bertanya. Zero menunduk karena sedih setelah sadar bahwa dia sudah salah, firasat sebagai Papa juga tidak ada sama sekali.

"Jadi bukan aku yang bohong, sama sekali aku tidak pernah berbohong padamu." Lea mengusap air mata nya yang mengambang.

"Maafkan aku, ini memang salah ku." Zero menunduk.

"Memang kau yang salah! ini salah mu sepenuh nya, aku datang kala itu sambil membawa benih mu di dalam perut ini, tapi kau malah menghina ku!" pekik Lea.

"Maafkan aku, sungguh aku minta maaf!" Zero menarik tubuh kecil itu kedalam dekapan nya yang hangat.

"Aku tidak tahu, aku minta maaf padamu, Lea!" Zero menciumi kepala berambut pirang itu.

"Kau bukan nya tidak tahu, tapi kau tidak mau tahu!" Alea menangis sambil memukuli dada bidang Zero.

Lama kedua nya berpelukan atau lebih tepat nya Zero lah yang memeluk Lea karena wanita ini sama sekali tidak membalas pelukan nya, dia tak akan memaafkan Zero semudah itu. apa lagi Lea juga menyalahkan Zero atas nasib nya yang di selingkuhi oleh Arhan, memang bisa di bilang bahwa Zero juga ikut andil dalam masalah yang sudah terjadi dalam rumah tangga nya Lea.