Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Menduakan Cintaku, Sat
Seminggu Kemudian,
"Kudengar kamu meminta agar Suster Nadia diberhentikan, apa itu benar?" Tanya Dokter Sean
"Benar. Aku tidak menyukai pekerjaannya yang tidak profesional" sahut Hanita santai
Dokter Sean berdecak kesal, "Kali ini apa yang membuatmu kesal,Hanita? Sikapmu yang seperti ini jelas hanya pelampiasan saja kan?"
"Apa Satya menemui wanita lain?" Tebak Dokter Sean
Hanita langsung mengeadahkan kepala, melotot tajam pada Dokter Sean. Membuat lelaki itu bergidik dan salah timgkah
"Aku hanya sembarang berujar saja,Han" elak Dokter Sean
Tapi sepertinya, Hanita tidak berpikir demikian. Wanita itu yakin kalau Sean tahu sesuatu dan dia menyembunyikannya dari Hanita
Terlebih Dokter Sean pernah menanyakan suatu hal pada Hanita beberapa saat lalu, mengenai Satya jika lelaki itu menemui wanita lain di belakang Hanita.
Hanita berdiri dari kursi kebesarannya, maju beberapa langkah tepat di depan Dokter Sean.
Mendapatkan tatapan mematikan dari Hanita jujur saja membuat Dokter Sean berkeringat dingin. Sebagai orang yang sudah mengenal Hanita sejak lama, Sean hapal benar dengan karakter dan tabiat asli Hanita yang sangat menakutkan. Ekspresinya yang selalu datar dan dingin adalah salah satu penunjang kuat untuk itu
''Ap-a,Han? Aku...sudah punya tunangan, jangan merayuku" sergah Dokter Sean
"Kau menyembunyikan sesuatu dariku,Sean? Apa itu?" Tuntut Hanita
Sean menelan salivanya dengan susah payah, lelaki itu jelas menunjukkan kalau dia memang menyembunyikan suatu hal dari Hanita
"Ti-dak, Han. Tidak sama sekali" sahut Sean gelagapan
Hanita tidak percaya, wanita itu menarik kerah kemaja Dokter Sean
"Han, aku tidak bersalah" elaknya
"Katakan padaku,Sean! Apa yang kau tahu?! Benar kalau Satya menemui wanita lain di belakangku?!" Teriak Hanita
"Itu bukan kapasitasku,Han. Biar kamu tahu sendiri saja, aku tidak mau disebut ikut campur rumah tangga orang lain" sahut Dokter Sean
Hanita mengerang kesal, mendorong tubuh Dokter Sean ke belakang hingga tubuh tegap lelaki itu hampir terhuyung
"Aaaakhh! Satya! Dasar kau brengsek!" Teriak Hanita marah
Dokter Sean tidak kaget lagi, memang seperti ini saat Hanita tengah kesal atau terusik pada suatu hal.
Hanita memang sudah memerintahkan orang suruhannya untuk mengawasi pergerakan Satya dan Shanum. Meski belum ada bukti apapun, tapi Hanita yakin kalau kedua orang itu sudah mengkhianatinya.
Hanya saja, Satya itu pintar. Sepertinya lelaki itu sadar kalau Hanita mengawasinya, sebab itu dia bertindak hati-hati selama seminggu ini. Tapi yang namanya barang busuk pasti akan terlihat saat waktunya tiba
DRING! DRING! Ponsel milik Hanita berdering dan berhasil mengambil alih perhatian wanita itu.
Rupanya panggilan tersebut berasal dari orang suruhannya.
"Jangan menelponku jika kau tidak memberitahukan berita penting!" Pekik Hanita
"..."
"Apa kau bilang? Benarkah?"
"..."
Hanita langsung menyambar tas dan kunci mobilnya, wanita itu setengah berlari keluar dari dalam ruang kerjanya. Bahkan tidak peduli dengan Dokter Sean yang terus berteriak memanggilnya
Hari sudah mulai gelap karena memang Hanita memilih tetap dirumah sakit meski jam kerja sudah berakhir sejak pukul 3 sore tadi.
Wanita itu mengemudikan mobilnya dalam kecepatan tinggi, berusaha menerobos disela kendaraan lain yang juga tengah terburu-buru.
Hingga akhirnya, mobil itu tiba tepat diparkiran salah satu griya tawan mewah di Jakarta. Hanita bergegas turun begitu mobil selesai dia parkirkan dengan benar.
Sudah ada seorang lelaki yang menunggunya. "Nyonya Hanita." Sapa lelaki itu sopan
"Roy, benar kalau si brengsek itu ada disini?" Tanya Hanita to the point
Roy menganggukkan kepala, lelaki itu menunjuk keberadaan mobil milik Satya yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka.
"Dengan siapa?" Tanya Hanita lagi
"Saya kurang tahu pasti,Nyonya. Tapi wanita yang bernama Shanum itu sudah lebih dulu datang sebelum Tuan Satya" sahut Roy
Meski hatinya berdesir, tapi Hanita tetap mempertahankan ketenangannya. "Mereka bersama sekarang?"
"Lantai 29 unit 1403, Nyonya. Anda akan menemukan jawabannya disana" ucap Roy
Hanita memejamkan kedua matanya dengan erat, berusaha menyiapkan diri sebelum ia melangkah masuk ke dalam sana
Wanita itu merasa dadanya berdebar bahkan saat ia masih berada di dalam lift. Entah hanya perasaannya saja tapi lift ini terasa berjalan sangat lambat untuk Hanita.
TING! Lift tiba tepat dilantai 29, Hanita melangkah keluar. Memindai satu persatu unit disini, kedua netranya menangkap keberadaan nomor unit 1403 yang merupakan tujuannya.
Debaran di dalam dada Hanita terasa makin memburu, bahkan keningnya sudah di banjiri oleh peluh dingin. Meski hanya setipis kertas tapi Hanita sungguh berharap kalau tebakannya tidak benar tentang Satya dan Shanum.
Langkahnya kian dekat, Hanita kini berada tepat di depan unit milik Satya. Ada rasa ragu dan takut yang memenuhu dirinya saat ia berniat untuk menekan tombol bel
Tidak! Hanita tidak bisa melakukannya, bagaimana jika ternyata Satya dan Shanum memang ada di dalam sana? Hanita tidak sanggup, dia menolak jika harus mengalami adegan penuh drama seperti di sinetron.
Hanita memutuskan untuk mundur, wanita itu akan bersikap pengecut kali ini. Begitu lebih baik daripada hatinya terasa hancur nanti
Tapi dorongan dari rasa penasaran pun tidak bisa Hanita abaikan begitu saja.
"Aku tidak bisa" tegas Hanita
Lalu bergegas melangkahkan kedua kaki jenjangnya masuk ke dalam lift.
Tepat saat Hanita sudah berada di dalam lift, pintu unit milik Satya terbuka. Keluarlah Shanum dan Satya dari dalam sana.
Shanum terlihat sangat manja, wanita itu bergelayut manja diatas lengan kekar Satya.
Sialnya lagi, Satya sama sekali tidak menolak. Lelaki itu terlihat sangat bahagia, tawanya mengembang dengan sempurna.
"Ternyata kamu ini sangat lucu,Satya. Bagaimana bisa kamu merusak masakanku tadi?" Shanum terkekeh sembari menggoda Satya
"Aku tidak sengaja,Shan. Kupikir rasanya sudah tepat. Maafkan aku" sahut Satya sambil mengusap lembut pipi Shanum
Satya memposisikan Shanum tepat di depan tubuhnya lalu memeluk wanita itu dengan erat.
"Terimakasih. Kamu selalu berhasil membuatku tertawa" bisik Shanum
"Sukurlah, aku senang mendengarnya" sahut Shanum
Satya mengurai pelukannya, mengusap lembut kening dan pipi Shanum. Tatapan lelaki itu terlihat sangat teduh dan hangat. Sebuah kecupan ia beri ke atas kening mulus Shanum
Dan semua itu tidak luput dari pengamatan Hanita. Dia memang membiarkan pintu lift tetap terbuka dan menyimak adegan kemesraan ini sejak tadi
Sakit? Marah? Hancur? Tidak perlu ditanya lagi betapa hancur perasaan Hanita sekarang ini
Pintu lift itu perlahan mulai tertutup bersamaan dengan Satya yang juga mulai melangkah meninggalkan Shanum.
Hanita tidak tahu harus bereaksi seperti apa, wanita itu diam dan terpekur. Tatapannya kosong, wajahnya pucat pasi. Kedua kakinya bahkan terasa lumpuh dan tidak bisa digunakan melangkah meski lift yang dia naiki sudah tiba di basement
Rasanya sangat berat, Hanita melangkah dengan gontai dan lemah perlahan mendekati mobil miliknya. Roy masih ada disana, menunggui Hanita
"Nyonya Hanita" sapa Roy yang diabaikan oleh Hanita
"Anda baik-baik saja,Nyonya?" Roy memastikan
Hanita menggeleng pelan, wanita itu meneruskan langkahnya. Naik ke atas mobil. Roy tidak lagi menegur atau menghentikan, lelaki kepercayaan Hanita itu yakin kalau sang majikan perlu menenangkan dirinya sendiri
Hanita melajukan mobil miliknya meninggalkan griya tawang terkutuk ini. Kali ini, Hanita tidak sanggup lagi mempertahankan ekspresi wajahnya yang selalu datar dan dingin. Wajah cantik itu kini menunjukkan rasa sakit yang teramat dalam
Kedua maniknya mengembun, air mata mengucur dengan deras. Sakit dan hancur rasanya saat melihat jelas bagaimana suaminya memperlakukan wanita lain dengan selembut itu
Hanita menepikan mobilnya ke tepi jembatan, dia berteriak dan menangis sejadi-jadinya disana. Memukul kencang stir mobil sebagai pelampiasan
"Hiks...jahat kamu,Sat! Kamu mengkhianatiku!" Jerit Hanita
Hanita bahkan membentur-benturkan kepalanya pada stir mobil, dia tidak bisa berpikir waras saat baru saja menangkap basah perselingkuhan suaminya dengan wanita lain. Wanita yang sangat dia kenal
Wajah cantik Hanita memerah dan banjir oleh air matanya sendiri. Tidak ada suatu kata apapun yang mampu menjabarkan betapa sakit hatinya sekarang
"Aaaakhhh! Satya! Shanum! Kalian bermain api di belakangku!" Pekik Hanita lagi
Hanita membenamkan wajahnya ke atas stir mobil, "Kamu menduakan cintaku,Sat..."
.
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅