Nidu Dorgan seorang bos ganster ibukota tak pernah menduga, dia akan tertukar roh dengan seorang pelajar culun bertubuh gendut dan sering jadi korban bullyan teman-teman sekolahnya. Semenjak pelajar itu dimasuki roh Nidu Dorgan, sang pelajar culun ini tiba-tiba berubah bak ganster, dia tak segan hajar semua pelajar yang selama ini membullynya. Tak ada yang mengira, si pelajar ini aslinya bukan si pelajar culun itu. Masalah mulai timbul, saat tubuh si ganster yang masih koma di rumah sakit mulai sadar dan kaget tubuhnya berubah jadi Nidu Dorgan, padahal dia merasa masih seorang pelajar culun. Kelucuan, ketegangan dan juga kelakuan Nidu bikin anak buahnya kebingungan, kenapa Nidu Dorgan berubah penakut dan tak lagi kejam. Kekasih Nidu yang merupakan anak Kepala Ganster paling berpengaruh sampai aneh melihat kelakuan Nidu yang berubah jadi ‘jinak’ ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mrd_bb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30: Bu Nat Kaget Tahu Kerjaan Nidu
Kita ikuti kemana Riona dan Reza di culik 3 orang tak di kenal…!
Saat itu Riona yang mulai membiasakan diri kalau ‘Om Nidu’ ini adalah Reza, ajak remaja ini jalan-jalan.
Acara hari ini memang bersantai, para guru membolehkan semua siswanya untuk ‘acara bebas’.
Tapi tak boleh jauh-jauh dari tenda-tenda mereka, dalam artian tetap di pantau dan jangan sampai berbuat aneh-aneh.
Reza tentu saja bahagia bukan main, hari ini bisa bersama gadis pujaannya, hal yang sejak lama dia impi-impikan dan hari ini impian itu jadi kenyataan.
Mereka pun memanfaatkan untuk lihat-lihat pemandangan indah, sekaligus menikmati cuaca yang sangat dingin.
“Indah banget pemandangannya yaa, dingin banget lagi, kayak di puncak saja,’ ceplos Riona sambil melihat Gunung Telomoyo yang menjulang gagah.
Tapi bagi Reza, keindahan itu tak ada apa-apanya dibandingkan gadis pujaan hatinya ini.
“Kamu lebih cantik…eh maksudnya gunung itu cantik, ya cantik,” sahut Reza, sifat aslinya kembali, yakni suka salting dan salah bicara.
Riona tertawa dan kini makin yakin, roh Reza memang ngedon di tubuh Nidu Dorgan.
Tiba-tiba keduanya terdiam, di depan mereka 3 orang laki-laki bertampang sangar menodongkan pistol ke arah mereka.
“Jangan bergerak tuan Nidu, juga si putri Tuan Hungin, kalau ingin selamat, ikuti saja perintahku,” terdengar suara orang yang pegang pistol ini.
“Eh mau apa kalian…arghh,” tegur Reza dan langsung pingsan. Sebuah pukulan di tengkuk, membuat Reza jatuh ke tanah dan pingsan seketika.
Riona langsung terbelalak, saking kagetnya dia tak mampu bersuara.
“Cepat ikat tuan Nidu Dorgan, jangan main-main dengan orang ini, dia sangat berbahaya,” kata orang yang pegang pistol ini perintahkan dua temannya.
Riona juga di ikat, bahkan matanya di tutup, lalu mereka menyeret tubuh Reza, serta menarik tangan Riona menuju ke sebuah mobil yang sudah menunggu.
Tak lama kemudian mobil ini tancap gas dan menghilang. Ini tak lebih dari 5 menitan dan yang melihat langsung semuanya adalah Pulung dan Amir.
Keduanya lalu buru-buru berlari dan lapor ke Nidu dan bu Nat.
Dipo yang tiba duluan di tempat Riona dan Reza tadi di culik, lalu di susul bu Nat dan Nidu hanya melihat bekas ban mobil yang membawa Riona dan Reza kabur.
“Kemana mereka membawa Riona dan Reza?” tanya bu Nat sambil menatap Nidu dan Dipo bergantian, tak lama datang Pulung dan Amir, lalu di susul si Ngondek pa Jarwo.
“Aduh nekk kemana mereka bawa Riona dan tuan Nidu?” cerocos pa Jarwo yang tak tahu kalau tubuh Nidu dan Reza tertukar. Dia mengira Reza itu Nidu Dorgan, sebaliknya Nidu Dorgan ini Reza!
“Pulung kamu masih ingat nomor polisinya dan jenis mobilnya,” Nidu tak menggubris ucapan pa Jarwo, dia menatap Pulung dan Amir.
“Ingat Reza!” kali ini Amir yang menjawab, dia pun sebut mobil jenis MPV, warna putih dan sekaligus sebutkan nopolnya.
“Dipo cepat cari mobil, apapun jenis mobilnya, kita segera susul dan cari mobil yang menculik Riona dan Re…eh Tuan Nidu!” ceplos Nidu.
Keluarlah sifat aslinya sebagai seorang pemimpin gangster yang di segani, yang hanya Dipo dan bu Nat yang paham.
Sedangkan Pulung dan Amir, terlebih pa Jarwo hanya melongo saja, hebat betul si Reza ini berani perintah tuan Dipo, pikir mereka terkaget-kaget.
“Baik…mari ikuti aku,” Dipo lalu bergegas jalan.
“Aku ikut!” kembali bu Nat bikin Nidu terperanjat.
“Baiklah…! Pulung, Amir dan pa Jarwo jangan bilang ke siswa lain ya, apalagi lapor polisi. Ini bahaya bagi keselamatan Riona dan…Reza aduhh, tuan Nidu maksudku!” kata Nidu, buru-buru ralat ucapannnya, dan tanpa ragu gandeng tangan bu Nat, menyusul Dipo.
“Yahhh…padahal eike mau ikut nekk…si yayang kok di bawa sih, sebeelllll!” kata si ngondek keluar aslinya, sambil menatap ‘cembikir’ saat Nidu gandengan tangan dengan bu Nat.
Tak sadar ada Pulung dan Amir di sisinya.
“Susul aja kale pa Jarwo, masa mencak-mencak kayak bebek sih!” ceplos Pulung asal, hingga bikin kaget pa Jarwo.
“Eh…ehem, sono cepatan balik ke tenda, ingat tadi pesan si Reza, jangan bicara apapun soal penculikan Riona dan Tuan Nidu!” pa Jarwo kembali bersikap ‘jentong’ hingga Pulung dan Amir buru-buru pergi sambil menahan tawa.
Dengan menyewa sebuah angkot, Dipo dan Nidu serta bu Nat kini keliling-keliling kota Ambarawa cari mobil yang disebutkan Amir tadi.
Tapi sampai dua jam lebih, mereka belum juga menemukan mobil MPV warna putih tersebut.
Nidu lalu ajak Dipo dan bu Nat istirahat di sebuah kafe, untuk menenangkan diri, sekaligus memikirkan langkah selanjutnya, untuk menolong Riona dan Reza.
“Bos aku kontak salah satu bos gangster yang juga teman kita di Semarang. Siapa tahu anak buahnya bisa melacak mobil penculik itu!”
Nidu pun mengangguk dan Dipo pun menelpon seseorang. Mendengar kata ‘gangster’, wajah bu Nat terbelalak.
Sambil menunggu Dipo menelpon, Nidu menatap bu Nat dan tanpa sadar tangannya memegang jari lentik si cantik ini.
“Jangan takut, semua akan baik-baik saja!” Nidu menatap wajah bu Nat sambil lemparr senyum.
“Bang…ja-jadi kalian ini…gangster yaa…?”
**
Lanjutkan terus yaa