Rena Agnesia merasa sial saat tertimpa musibah, namun takdir itu mengantarkannya bertemu Jojo Ariando, pangeran tampan yang membuat hatinya meleleh.
Rena menjalin cinta jarak jauh dengan Jojo, seorang pria tampan nan dingin yang dikelilingi banyak wanita karena talentanya dalam pengobatan herbal.
Akankah mereka bersatu setelah konflik yang terus menghalangi cinta mereka? Mampukah Jojo memantapkan pilihan hati ke sosok Rena Agnesia di saat seorang rival berat hadir membayangi?
Saksikan romansa mereka hingga puncak manis yang didamba setiap insan di dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Hati Ke Hati
"Iih, jahat! Awas ya, besok aku pulang pukul 17:30. Kalau kamu ngga jadi datang, akan kucari kamu sampai ke antartika!", ujar Rena.
"Eh, memangnya aku pinguin?", sahut Jojo.
"Bukan pinguin, tapi es kutub yang terlalu dingin, kaku, dan bercandanya menusuk tulang", Rena nampak bercanda namun serius menganggap pangeran tampannya ini memang sedingin dan sekaku es kutub. Sekali bercanda, begitu garing dan menohok di hati.
"Kalau aku es kutub, kamu apa dong?", Jojo penasaran dengan pendapat Rena. Meski blak-blakan dan terkesan sembrono, terkadang perumpamaan Rena masuk akal.
"Aku, em, kapal pemecah es!", jawab Rena begitu bangga.
"Kok pemecah es? Kamu mau menghancurkanku?", Jojo penasaran dengan penjelasan Rena.
"Iya, akan kuhancurkan sikap dingin dan kaku itu darimu dengan keceriaan dan rasa bahagia bersamaku", jelas Rena
"Ah teori! Memangnya kamu siap jika aku meleleh dan meningkatkan permukaan air laut lalu menenggelamkan tempat tinggalmu?", tanya Jojo dengan perumpamaan yang dibuat Rena.
"Tak apa. Aku kan kapal pemecah es, tempat tinggalku ya di permukaan laut. Setinggi atau serendah apapun kamu nanti, aku akan ikut denganmu. Kecuali kamu menjadi pusaran badai yang menarikku tenggelam ke dasar samudera. Saat itu aku telah karam dan tak lagi bisa membersamaimu.
Jadi, sayangi aku dan aku yang akan terus meluluhkan kerasnya hatimu ya dear", jelas Rena begitu puitis, mampu membuat Jojo terdiam, menelaah ucapan dan maknanya.
"Hufh, sebenarnya apa yang kamu cari dariku Ay?", tiba-tiba Jojo beralih ke mode serius. Nampak dari tone suara yang kini terdengar berat. Rena pun tak bersuara beberapa saat.
"Aku, aku pun tak tahu dear. Aku hanya mengikuti naluriku. Sebagaimana aku makan saat lapar, tidur saat mengantuk, dan jatuh cinta saat melihatmu menolongku kala itu", jawab Rena karena memang tak tahu alasannya, lebih tepatnya tak bisa menjabarkan apa yang ia rasakan.
"Bukan kah kamu bisa memilih jenis makanan, tempat tidur, dan bahkan di mana kamu akan menetap? Lantas, kenapa kamu memilih meletakkan hatimu kepadaku? Bukankah pria itu juga perhatian dan begitu mencintaimu?", jawab Jojo, seketika membuat Rena terdiam. Serasa jantung gadis itu berhenti berdetak saat itu juga.
"Aku tahu kamu sedang berduaan di mobil dan makan bersama di kafe tadi siang", ucapan Jojo terhenti sejenak. Entah kenapa ucapannya ini membuat Rena semakin sesak dan ingin menjelaskan segalanya. Namun lidahnya serasa kaku, tak mampu berucap sepatah kata pun jua.
"Dear", ucap Rena mencoba sekuat tenaga agar dirinya bisa menjelaskan tanpa menambah rasa curiga dan memperkeruh suasana.
"Sebenarnya, hari ini aku bermaksud datang dan meminangmu. Namun apa yang kulihat siang ini, membuatku ingin bertanya sekali lagi, apa yang sebenarnya kita cari dari hubungan ini?", sebelum Rena mengutarakan penjelasannya, Jojo menanyakan satu pertanyaan yang begitu sulit Rena jabarkan jawabannya.
"Aku, aku suka padamu. Aku cinta padamu dear. Apakah itu tidak cukup untuk mengikat kita dalam tali pernikahan hingga maut memisahkan?", ujar Rena dengan sedikit terbata. Ia benar-benar tak mampu menjelaskan detail kenapa harus jatuh cinta kepada Jojo. Ia hanya bisa menyampaikan rasa dalam dada yang menggerakkan raga, mendekati sosok yang ia suka.
"Jika aku buruk rupa, miskin, dan bahkan tunawisma, apa kamu masih akan memilihku yang saat itu menyelamatkanmu? Atau kah kau hanya memberiku uang atau hadiah sebagai tanda balas jasa?", ujar Jojo semakin membuat lidah Rena tercekat, tak mampu menjawabnya.