Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 30 - Wajah Menyeramkan
"Havana, kemasi baju mu dan ayo kita pulang," ucap Angeline, dia ingin Havana menurut padanya. Bagaimana pun kini dia adalah ibu sambung Havana dan Hansel. Angeline pun ingin dihormati selayaknya.
"Malas, aku mau tinggal disini saja," jawab Havana, saat menjawab itu pun nadanya terdengar malas pula.
Membuat Angeline langsung menatap nya dengan tatapan benci. Sulit sekali untuk mengatur gadis ini.
"Setidaknya temui papa Robin dulu."
"Aku bisa menelpon dia."
"Papa mu tidak akan mengizinkan kamu menginap disini, dia meminta ku untuk menjemputmu."
Malas menjawab pertanyaan Angeline, Havana pun langsung menghubungi sang ayah dengan ponsel yang sedari tadi sudah ia pegang.
tidak butuh waktu lama teleponnya langsung mendapatkan jawaban.
"Paa, aku tidak mau pulang! Aku mau tinggal bersama kak Hansel. Lagipula Aileen juga tinggal disini, kami sedang mengurus banyak hal untuk masuk universitas."
"Kamu mau melanjutkan kuliah?" tanya Robin dengan antusias, seolah dia tidak peduli apapun dan hanya bahagia mengetahui Havana mau melanjutkan pendidikannya.
Beberapa bulan lalu Havana memutuskan keluar begitu saja semenjak dia menikah dengan Angeline.
"Iya!" jawab Havana ketus, tapi Robin di ujung sana masih tetap mengukirkan senyum lebarnya.
"Baiklah, tinggalah bersama Hansel. Miliki hubungan yang baik dengan Aileen."
"Tapi wanita mu ini memaksaku pulang!"
"Havana! sopanlah sedikit."
Havana malah berdecih. Panggilan yang dia loudspekaer membuat Angeline pun mampu mendengar pembicaraan mereka.
"Berikan ponsel ini pada mama, papa akan bicara pada nya. Tentang kamu yang akan tinggal di apartemen Hansel."
"Tidak perlu, dia juga sudah mendengar." balas Havana, setelahnya dia langsung memutuskan sambungan telepon itu. Lalu menatap Angeline yang kini wajahnya muram dengan tatapan meremehkan.
"Dengar kan, selamanya papa akan lebih memprioritaskan aku daripada kamu, jal ... lang." Havana kembali berdecih, dan Angeline sungguh muak luar biasa.
Tanpa banyak kata lagi Angeline segera bangkit dan keluar dari apartemen itu. Apartemen yang membuat kepalanya mendidih.
"Arght!! kurang ajar!" pekik Angeline setelah dia berada diluar. Dia bahkan membuang sendiri tas nya tanpa sadar. Dia sangat marah dan ingin menghancurkan semua barang.
Cemburu dan kebencian yang dia rasa seolah tak bisa dikendalikan.
Sementara di dalam apartemen, Havana langsung menyemprot ruang tamu itu dengan banyak pengharum ruangan. Seolah ingin membuang aroma wanita licik itu.
"Menjijikkan, awas saja dia berani kesini lagi!" kesal Havana.
Dengan bibir terus menggerutu, dia kembali masuk ke dalam kamar. Namun urung saat melihat Aileen yang keluar dari arah dapur dengan membawa segelas air putih.
Tadi Hansel meminta ini untuk diantar ke kamarnya, tapi Havana yang juga haus langsung saja meminum air itu hingga tandas.
"Yah habis," ucap Aileen, ucapan polos yang membuat Havana tertawa.
"Memangnya ini untuk siapa? bukan untukku?"
"Untuk Paman, dia memintaku mengantarnya ke kamar."
"Eh tunggu dulu, semalam kamu tidur di kamar kak Hansel."
"Ja-jangan sembarangan, semalam aku tidur bersama mu. Tapi bangun lebih dulu," jawab Aileen dengan gugup, dituduh seperti ini saja sudah berhasil membuat jantungnya bergemuruh.
"Heis, tidur disana juga tidak masalah. Teman-teman ku banyak yang sudah tidur bersama kekasihnya."
Pletak!!
"Aw!" pekik Havana, saat tiba-tiba ada sebuah tangan yang menjitak keningnya. Sakit sekali.
Hansel yang haus berniat menemui Aileen dan malah mendengar ucapan Havana itu.
"Apa yang kamu katakan?"
"Maaf Kak,"cicit Havana. Sementara Aileen sudah menunduk takut di marah juga.
"Apa kamu juga tidur bersama kekasih mu?"
"Tidak, mana berani aku melakukan itu."
"Jangan bohong."
"Tidak! wajah mu yang menyeramkan selalu terbayang!" kesal Havana.
Puas mendengar jawaban sang adik, kini Hansel menatap Aileen.
"Dimana air putih ku?"
"Tunggu, aku ambilkan dulu," jawab Aileen cepat seraya mengangkat wajah dan kemudian berlari ke dapur.
Meninggalkan Havana yang kini menatap sembarang arah sambil menyembunyikan gelas kosong ditangannya.
serruu Dede gemezzz