"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~04
"Nona, anda di terima bekerja di perusahaan kami silakan datang untuk interview besok pagi."
Elle nampak terkejut sekaligus senang ketika membaca sebuah pesan email yang masuk malam itu, rupanya salah satu lamarannya mendapatkan respon dari perusahaan ternama di kota tersebut.
Keesokan paginya wanita itu segera bersiap-siap, memakai pakaian kantoran dan mengikat kuda rambutnya.
"Mommy, apa setelah home schooling kami boleh pergi jalan-jalan ?" Tanya Austin yang nampak mengekori sang ibu di kamarnya.
"Tidak sayang, kalian boleh keluar hanya satu kali dalam seminggu." Tolak Elle.
"Tapi mommy, kami bosan di rumah." Rengek bocah itu lagi.
Elle langsung menatapnya lantas melangkah mendekat dan sedikit membungkukkan badannya untuk menyamakan tinggi mereka.
"Sayang, udara kotor di luar tidak baik untuk kesehatan kalian. Okey? Dan mommy janji minggu depan akan mengajak kalian pergi ke taman bermain." Bujuknya kemudian.
"Benarkah? Janji ya mommy ?"
"Iya, janji. Ngomong-ngomong di mana Justin ?" Elle nampak mengedarkan pandangannya mencari putranya yang lain.
"Di luar."
"Baiklah, ayo temani dia main !!" Ajak Elle, wanita itu menyamber tasnya lantas membawa putranya itu keluar dari kamarnya.
"Sayang, kamu lagi apa ?" Ucapnya saat melihat Justin sedang sibuk di meja makan.
"Apa mommy sudah mau berangkat ?" Tanya bocah itu seraya beranjak dari duduknya.
"Hm, mommy tidak ingin terlambat datang interview." Sahut Elle.
"Itu apa sayang? Apa kamu sedang menggambar ?" Imbuhnya lagi saat melihat putranya itu memegang selembar kertas.
"Untuk mommy." Justin langsung mengulurkan kertas tersebut.
"Itu jadwal mommy hari ini." Lanjutnya.
Elle nampak mengernyit lalu segera membuka kertas lipatan tersebut.
"Sebelum interview mommy harus berdoa terlebih dahulu, jangan telat makan siang, tidak boleh ramah dengan pria dan jam 4 sore mommy harus segera pulang jika tidak di beri ijin maka harus minta uang lembur."
Setelah membaca itu Elle langsung terkekeh. "Baiklah, tuan muda. Perintah di laksanakan." Ucapnya lantas mencium putranya itu bergantian dengan gemas.
Setelah itu Elle segera berlalu pergi, sementara anak-anaknya harus menjalani home schooling di rumahnya.
Setelah melakukan interview akhirnya wanita itu di terima bekerja sebagai sekretaris seorang pengusaha paruh baya.
"Jadi kamu besar di Jerman ?" Ucap seorang pria tua dengan kerutan di beberapa bagian wajahnya, mungkin Elle bisa menebak usia pria itu sekitar 60 tahun.
"Benar, tuan." Sahut wanita itu kemudian.
"Baiklah, senang bekerja sama denganmu nona Elle. Ku harap kamu betah di sini." Pria itu langsung menjabat tangan Elle.
Dan hari itu juga Elle mulai bekerja sebagai sekretaris pria itu, meskipun gaji yang ia dapatkan tak sebesar di Jerman namun ia akan tetap bersyukur.
"Nona Elle ini berkas-berkas yang harus kamu persiapkan." Terang seorang pria menghampiri meja Elle.
"Terima kasih banyak, akan ku selesaikan secepatnya." Sahutnya.
"Dan jangan lupa untuk reservasi tempat meeting nanti siang, terserah mau di hotel atau restoran." Ucap pria itu lagi.
"Baiklah." Elle terlihat sibuk hari itu sampai tak sempat menghubungi kedua putranya.
Saat jam makan siang pun wanita itu harus pergi bersama atasannya untuk meeting bersama kliennya. "Seleramu lumayan bagus, nona Elle." Puji bosnya sesampainya mereka di sebuah restoran dengan nuansa alam.
"Baiklah, sepertinya klien kita sedikit terlambat. Bagaimana jika kamu pesan makan dahulu." Tawar sang atasan mengingat jam makan siang telah tiba.
"Nanti saja tuan, mungkin sebentar lagi beliau datang." Elle nampak melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, baru lewat 5 menit sepertinya bosnya itu tipe pria yang sangat disiplin.
Dan benar saja klien yang mereka tunggu tak berapa lama nampak datang bersama sekretarisnya juga.
"Maaf saya sedikit terlambat, tuan Mark." Kaizar langsung mengulurkan jabat tangannya pada pria bernama Mark tersebut.
"Tidak apa-apa, jam makan siang memang sedikit macet untuk itu sekretaris saya menyarankan untuk datang lebih awal." Tukas tuan Mark yang langsung membuat Kaizar menatap ke arah wanita yang duduk di sebelah pria itu.
Keduanya nampak terkejut, namun Elle pura-pura tak mengenalinya. Sial, bagaimana bisa ia bertemu lagi dengan pria itu. Dunia benar-benar sempit.
"Mari silakan duduk !!" Tuan Mark langsung mempersilakan mereka untuk duduk.
"Oh ya, perkenalkan ini nona Elle sekretaris baru yang menggantikan Maria. Untuk selanjutnya jika memerlukan sesuatu bisa langsung menghubunginya." Ucap tuan Mark mengenalkan Elle pada Kaizar, sepertinya mereka sudah lama memiliki kerja sama bisnis.
Elle nampak mengangguk sopan menatap Kaizar seolah seperti baru bertemu, padahal sebelumnya mereka pernah berbagai peluh bersama.
Ehm
Kaizar langsung berdehem kecil, sial wanita itu benar-benar pandai berakting. Lagipula bagaimana bisa wanita penggoda sepertinya bisa bekerja di perusahaan besar milik relasi bisnisnya tersebut atau jangan-jangan....
"Oh ya bagaimana jika kita makan siang dulu." Tawar tuan Mark kemudian, mengingat jam makan siang telah tiba dan kurang baik membicarakan pekerjaan dalam perut kosong.
Akhirnya mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu. "Sepertinya kebiasaan di Jerman masih terbawa sampai sini, nona Elle." Kelakar tuan Mark saat melihat pesanan sekretarisnya tersebut, semangkuk salad dan dua potong sosis bakar ukuran sedang.
"Jerman ?" Kaizar nampak sedikit mengernyit mendengarnya.
"Saya tidak terbiasa makan nasi, tuan." Sahut Elle.
"Tapi lain kali kamu bisa mencobanya, banyak makanan Indonesia yang pasti akan kamu suka." Terang atasannya tersebut.
"Tentu saja, tuan." Sahut Elle lantas mulai menyantap makanannya tersebut.
Mengambil sepotong sosis dengan garpunya lantas segera memakannya, sementara Kaizar yang diam-diam memperhatikannya nampak menelan ludahnya.
Kenapa wanita itu terlihat seksi sekali saat makan, bibirnya yang penuh seakan menggodanya untuk segera melu mat nya.
"Sial !!"
Kaizar langsung mengumpat bahkan dengan hanya menatapnya saja miliknya di bawah sana tiba-tiba bereaksi.
"Pak Kaizar, anda mau menambah lagi ?" Tawar Anita sang sekretaris.
"Tidak, tidak usah." Tolak Kaizar, ia mendadak tak selera makan dan hanya ingin makan wanita yang duduk di hadapannya tersebut.
Bayangan malam itu kembali terngiang di kepalanya, bagaimana bibir seksi itu menari-nari di dalam mulutnya. Namun sepertinya hanya dirinya yang merasakan itu karena wanita itu justru seperti tak melihat keberadaannya. Asyik dengan makanannya dan juga sesekali menimpali atasannya berbicara.
"Maaf, saya ke toilet sebentar." Elle yang merasakan getaran ponsel dalam tasnya segera beranjak, mungkin kedua putranya sedang menghubunginya.
Kemudian wanita itu segera berlalu pergi dan benar saja anak-anaknya yang meneleponnya.
"Mommy, apa mommy sudah makan siang ?" Tanya Austin yang wajahnya memenuhi layar ponsel wanita itu.
"Sudah sayang, mommy sedang meeting sekaligus makan siang di restoran." Terang Elle.
"Baiklah mommy, jangan pernah ramah dengan pria di luar sana ya." Tiba-tiba Justin ikut menimpali dengan menggeser wajah saudara kembarnya hingga kini keduanya nampak berada dalam satu layar.
"Baik tuan muda, mommy laksanakan." Elle nampak terkekeh menatap kelucuan kedua putranya, mereka mengobrol sebentar lalu wanita itu segera mematikan panggilannya.
Setelah itu Elle kembali keluar dari toilet, namun ia langsung terkejut saat tiba-tiba Kaizar menunggunya di luar. Pria itu nampak bersandar di tembok belakangnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan pandangannya terlihat mengejek ke arahnya.