Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Regi dan elsa
Dua minggu kemudian
Semua anggota keluarga tifany bersiap untuk pergi ke bali menghadiri pesta pernikahan regi dan elsa
"mami melvin langsung ke bali aja katanya ngga pulang dulu" tifany memberitahukan pada maminya jika sang adik yang tak bisa izin lama langsung menuju tempat acara
"ya sudah yang penting bisa pulang, mami juga rindu" ucap mami yuanita yang sudah siap dan menunggu tifany selesai
"ya sudah ayo berangkat, nanti ketinggalan pesawat" ajak papi malik
diiringi oleh dua wanita cantik yaitu sang anak dan istri yang bersamanya dalam satu mobil menuju bandara
"fan, sidangmu berapa kali lagi?" tanya papi malik dalam perjalanan
Tifany yang menyerahkan semuanya pada pengacara dan tak mau datang ke pengadilan "sepertinya sekali lagi dan putusan pi, kenapa?" tifany yang duduk dibelakang sendiri langsung mendekat pada papinya
"jangan bilang mau jodohin aku lagi, no! Aku ngga mau" tifany sudah menolak jika orang tuanya akan melakukan hal yang sama lagi padanya
"ngga sayang, papi hanya tanya saja" pak malik memang tak berniat menjodohkannya lagi, selain merasa bersalah atas apa yang terjadi pada anaknya dulu
pak malik juga ingin anaknya bahagia dengan pilihannya sendiri kali ini
"arya apa kabar nak?" mami yuanita teringat mantan kekasih tifany yang sejak SMA dan terkahir melihat mengantarkan tifany untuk acara wisuda tanpa tahu kabarnya
"baik kayaknya mi, kenapa tiba-tiba tanya arya?" tifany kesal jika mengingat harus meninggalkan arya yang begitu baik dan harus menikah dengan cavero yang membuatnya sakit hati
meski sudah mengikhlaskan kejadian itu tapi tifany masih merasa bersalah pada arya dan kini juga ikut bahagia arya telah menemukan kekasih hatinya yang baru
"em, mami kirain kalian dekat lagi" mami yuanita juga akan mendukung kali ini jika tifany ingin kembali kepada arya
"ngga sebagai pasangan, hanya teman biasa saja. Sudah ah jangan bahas tifany terus" tifany merasa terpojok menjadi topik pembicaraan sepanjang perjalanan
Beberapa saat kemudian tibalah di bandara dan tifany melihat elsa dan keluarganya yang sudah menunggunya
"sayang!" elsa merentangkan tangannya ingin memeluk tifany
"bunda sehat?" elsa yang hanya memiliki seorang ibu saat ini karena ayahnya belum lama ini meninggal
"sehat sayang" bunda risa memeluk tifany juga yang sudah sangat dekat dengan elsa sejak bangku sma
"bu yuanita, pak malik" sapa bunda risa
"iya bu, seneng ya mau punya mantu" ucap bu yuanita pada bunda risa yang memang sudah beberapa kali bertemu
"aku dicuekin" elsa ngambek karena semua sibuk sendiri dan tak menghiraukan dirinya
"hahaha, maaf sayang! Mau jadi pengantin harus senyum dong jangan cemberut aja" tifany juga memeluk elsa
setelah semuanya kumpul dan sudah tiba jam penerbangan ke bali
Elsa duduk disamping tifany di dalam pesawat dan keduanya terus saja mengobrol sampai tiba di bali dengan selamat dan disambut oleh calon mertua elsa
"om, tante" tifany menghampiri orang tua regi dan mengajak elsa yang cukup gugup karena selama ini hanya bertatap muka dilayar ponsel dan baru kali ini bertemu langsung
saat acara lamaran pun diwakilkan oleh orang tua tifany
"makin cantik keponakan tante ini, maaf ya sayang tante mau peluk anak baru mami dulu" ucap mami popi
menyingkirkan tifany dan memeluk elsa, melihat tifany ngambek karena memang keduanya dekat dan regi merupakan anak satu-satunya setelah adiknya yang perempuan meninggal dan usianya harusnya tak jauh berbeda dengan tifany
"sini, sini kalian akan jadi anak mami yang cantik-cantik" ucap mami popi
"sudah ayo masuk, di dalam saja ngobrolnya" ajak papi malik
acaranya akan diadakan di hotel milik pak malik dan tentu saja itu sebagai hadiah kepada keponakannya
"selamat siang pak, kamar sudah siap" ucap pegawai hotel yang akan mengarahkan kamar untuk keluarga mempelai baik wanita maupun laki-laki
"makasih mba" mami yuanita memberikan tip untuk pegawai yang mengantarkan keluarganya
"dengan senang hati bu" jawab pegawai lalu meninggalkan kamar setelah menjelaskan pembagian kamar sesuai daftar yang diberikan oleh tifany untuk anggota keluarganya
"aku mau tidur sini sama kalian" ucap tifany yang ikut masuk ke dalam kamar untuk orang tuanya
"ngga! kamu udah ada kamar sendiri, melvin juga" papi malik tak mau diganggu oleh anaknya dan ingin beristirahat dengan tenang
"dasar papi, kan di rumah udah berduaan masih aja di hotel ngga mau pisah" protes tifany
"makanya sana cari pasangan biar ngga sendirian, elsa sebentar lagi udah ngga mau diganggu pasti" ledek mami yuanita
Tifany malas menanggapi maminya dan keluar kamar orang tuanya menarik kopernya dan masuk ke kamarnya sendiri
tifany mengingat pernikahannya dengan cavero yang seharusnya sebentar lagi anniversary ke dua tahun
air matanya menetes kembali kenangan buruk yang dia alami membuatnya trauma untuk berhubungan lagi dengan cavero bahkan orang lain dan tak tahu sampai kapan
tak mau banyak berfikir tifany merebahkan tubuhnya dan bermain ponsel hingga tertidur
******
"fan, aku gugup" elsa memegang erat tangan tifany yang menemaninya make up sejak pagi hari
elsa yang sudah siap hanya tinggal menunggu dipanggil untuk menemui suaminya " kak regi ingat namaku apa mantannya ya fan" elsa membuat tifany ketawa
"haha, lucu juga kalau mantannya yang disebut" goda tifany
" temen si*lan bukannya bikin tenang malah bikin tambah panik" elsa meremas tangannya
"hei, mana mungkin kak regi begitu sa. Percayalah ini tak semenegangkan saat kalian nikah di kantor waktu itu" ucap tifany menenangkan
"iya itu lebih horor sih fan, eh denger ngga namaku disebut" elsa melihat dari layar yang terhubung langsung ke tempat akad pernikahan dilaksanakan "gantengnya suami orang" elsa serasa ingin meneteskan air mata karena terharu
"heh! Suami mu itu" tifany mendorong pundak elsa dan memeluknya karena bahagia "selamat ya cintaku, sayangku" tifany juga ikut menangis
Saat nama elsa dipanggil meminta tifany membantunya bangun karena kakinya terasa lemas "fan, bantuin kakiku lemas" ucap elsa yang tak sabar
"perlu aku panggilkan kak regi?"
elsa menggelengkan kepalanya" ngga usah ayo mandiri kita datangi suamiku" ucap elsa yang makin konyol
elsa berjalan ke gedung yang tak jauh dari tempatnya make up bersama dengan tifany untuk menghampiri suaminya
"astaga dua pria tampan sedang menatapku" elsa yang melihat senyum regi menyambutnya dan dibelakang ada cavero yang ternyata menjadi salah satu pendamping pria
yang berdiri dibelakang regi dan juga menatap samping pengantin wanita
"jaga sikapmu, kalau mau aneh-aneh nanti dikamar aja" bisik tifany pada elsa yang tak peduli apa ucapan sahabatnya