Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti Supir Pribadi
Saat tiba di kantor, Revina mendengar suara keributan ketika melewati ruang divisi keuangan. Ia melihat Jasse baru saja keluar dari ruangan itu dengan gayanya yang angkuh sambil membawa berkas di tangannya. Revina mendekat, ingin mencari tahu apa yang terjadi.
"Aku sungguh sudah muak dengan kelakuannya. Ingin sekali aku membenamkan wajahnya sok cantiknya itu kedalam lubang toilet." umpat seorang wanita yang tidak menyadari kehadiran Revina di sana.
"Ah. Selamat pagi nona." sapa beberapa karyawan yang berada di ruangan tersebut.
Sementara wajah wanita yang baru saja mengumpat Jasse terlihat pias melihat Revina. Pasti Revina mendengar semua umpatan yang di tujukan untuk kakaknya itu.
"Em, maafkan saya, nona." ucap wanita itu sambil tertunduk.
"Apa Jasse menukar hasil kerja mu ?" tanya Revina.
"Benar, nona."
Revina menghela napasnya mendengar jawaban wanita yang sudah teraniaya oleh Jasse. Ini bukan pertama kalinya Jasse melakukan itu. Sudah sering kali ia memanipulasi pekerjaan orang lain yang lebih bagus dan menukar dengan pekerjaannya. Jasse selalu ingin mendapatkan pujian dari papanya. Tapi tak ada yang berani mengadukan kepada Jonatan. Jasse selalu mengancam akan membuat mereka di keluarkan dari perusahaan jika berani mengadukannya. Termasuk juga Revina.
"Sabar, ya." Revina menepuk pundak wanita itu untuk memberikan semangat. Saat ini Revina belum punya cara untuk melawan Jasse.
Revina meneruskan perjalanan menuju ruang kerjanya di bagian divisi pemasaran. Memulai pekerjaannya seperti biasa. Tak ada satupun dari teman-temannya yang mengetahui bahwa Revina sudah menikah kemarin.
Setelah setengah hari di sibukkan dengan pekerjaan. Saat ini Revina sedang istirahat makan siang di kantin kantornya. Ia mulai teringat dengan Felix. Revina mengecek ponselnya melihat di mana keberadaan Felix. Ia mengerenyitkan kening melihat tempat-tempat yang sudah di kunjungi oleh pria itu. Semoga saja kau bersungguh-sungguh mencari pekerjaan. Batin Revina.
Hari sudah semakin sore. Revina menghubungi Felix untuk mengatakan jika sebentar lagi ia akan pulang.
"Di mana ?" tanya Revina setelah panggilannya terhubung.
"Aku sudah menunggu di depan kantor mu ?" Felix memperhatikan pintu masuk gedung Perusahaan Globe Enterprise.
"Bagus." Revina langsung memutuskan panggilan teleponnya.
Felix melihat jam di pergelangan tangannya. Ini sudah lewat empat puluh menit dari jam pulang kantor. Tapi Revina masih belum keluar. Felix mengambil ponselnya untuk menghubungi Revina. Tapi belum sempat panggilan itu terhubung, Revina lebih dulu masuk ke dalam mobil.
"Mengapa lama sekali ?" tanya Felix.
"Aku tidak ingin orang lain melihat kau menjemput ku." jawab Revina datar sambil memasang seat belt.
"Ayo, jalan." perintahnya lagi.
Revina menyandarkan tubuhnya dengan mata terpejam. Seharian bekerja membuat tubuhnya terasa lelah di tambah lagi harus menyetir mobil plus jalan macet saat jam pulang kerja. Tapi hari ini Revina bisa bersantai tidur di dalam mobil, karena Felix yang mengemudikan mobilnya. Ah, rasanya punya supir pribadi.
"Kau kelihatan lelah sekali. Apa pekerjaan mu sangat banyak ?" tanya Felix melirik ke arah Revina sebentar.
"Hemmm." jawab Revina tanpa membuka matanya.
"Apa kau sudah mendapatkan pekerjaan ?" Revina balik bertanya. Ia sudah membuka dan menatap ke arah Felix yang sedang fokus menyetir.
"Belum."
"Tadi kau pergi ke Golden Residence ?" tanya Revina penasaran untuk apa gelandangan seperti Felix datang ke sebuah apartemen mewah.
"Hanya menemui seorang teman." jawab Felix santai.
"Teman ?" Revina menatap aneh ke arah Felix. Apa mungkin Felix memiliki teman dari kalangan atas.
"Ah, maksud ku bekas bos ku dulu. Dan sekarang aku menemuinya untuk meminta pekerjaan lagi." terang Felix.
"Oh. Memang apa pekerjaan mu dulu ?" tanya Revina lagi.
Felix menggaruk pelipisnya, tampaknya ia sedikit berpikir sebelum menjawab pertanyaan istrinya.
"Emm, itu."
"Itu apa ?" potong Revina.
"Itu, jadi penjaga. Ya, penjaga." jawab Felix kurang yakin membuat Revina memicingkan mata menatapnya penuh curiga.
"Penjaga apa ?" bentak Revina.
"Penjaga rumah orang tuanya." jawab Felix yakin.
Revina kembali menyandarkan tubuhnya di kursi mobil sambil melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Ada gunanya juga Felix membawa mobilnya hari ini. Ia jadi tidak perlu capek-capek untuk mengendarai mobil sendiri.