Bianca Davis hanya mencintai Liam dalam hidupnya. Apa pun yang dia inginkan pasti akan Bianca dapatkan. Termasuk Liam yang sebenarnya tidak mencintai dirinya. Namun, bagaimana bila Liam memperlakukan Bianca dengan buruk selama pernikahan mereka? Haruskah Bianca tetap bertahan atau memilih menyerah?
Ikuti kelanjutan kisah Bianca dan Liam dalam novel ini! ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 05
"Aku dijebak, Pa! Tidak mungkin aku melakukannya dengan seseorang yang tidak kucintai!" ujar Liam teguh pada pendiriannya.
"Lalu, kamu ingin mengatakan kalau adikku membual? Dengan jelas, dia mengatakan kalau kalian menghabiskan malam bersama," balas James gemas dengan sikap Liam.
Pria itu tidak dapat lari dari tanggung jawab. Apa pun akan dilakukan James agar Liam dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya. Keponakannya harus memiliki seorang Ayah. Tidak akan dia biarkan Bianca membesarkan anaknya seorang diri.
"Benar begitu, Liam? Kamu telah melakukan hal itu dengan Bianca?" tanya William lagi.
"Ya, itu benar! Tapi, itu tidak menjamin kalau anak dalam kandungan Bianca adalah anakku! Mungkin saja dia melakukan dengan orang lain!" sangkal Liam.
"Kurang ajar! Dasar baj*Ngan!"
James lagi-lagi menghajar Liam, Pamela menjerit melihat Liam dipukul bertubi-tubi oleh James. Memang yang salah dalam hal ini adalah Liam, tetapi ada cara lain untuk membicarakan semua hal dengan baik. Bukan dengan kekerasan seperti yang dilakukan oleh James.
"Hentikan James, Tante mohon!" Pamela menangis melihat anaknya dihajar oleh James.
Tangan James mengepal, dia berusaha untuk menghentikan dirinya sendiri. Walau hasrat ingin menghabisi Liam sungguh berada diubun-ubunnya. James melihat Pamela yang menangis hingga mengingat tentang sang mama yang akan bersedih bila dirinya melakukan kembali hal yang buruk pada seseorang.
"Kau harus bertanggung jawab! Mama tidak mengajarkanmu untuk menjadi pengecut! Kalian harus menikah!" ucap Pamela menghampiri sang putra.
Kedua bola mata Pamela menunjukkan kekecewaan yang mendalam. Bukan hanya karena perbuatan Liam yang melakukan hubungan suami istri sebelum menikah, tetapi putranya ingin mangkir dari hal yang seharusnya menjadi tanggung jawab Liam. Tidak pernah dirinya mendidik Liam menjadi pribadi yang menyebalkan seperti ini.
"Tapi, Ma. Liam tidak yakin bila anak dalam kandungan Bianca adalah anak Liam!"
"Kita bisa test DNA. Aku tidak keberatan bila Bianca melakukannya!" tukas James dengan cepat.
Wajah Liam langsung memucat. Bila James merasa sangat yakin, pasti anak yang ada dalam kandungan Bianca berasal dari benihnya. Liam memejamkan mata mengingat kembali malam panas bersama Bianca yang belum bisa dia lupakan.
"Liam... ah.... Aku sudah tidak..."
"Aku masih menginginkannya Bianca. Diam saja dan nikmati hal ini. Kau sendiri yang menginginkan aku jatuh dalam pelukanmu, 'kan?" tegas Liam masih menyalurkan gairahnya pada Bianca.
"Tapi, Li... Ah...."
Liam mengingatnya dengan jelas. Dia tidak mabuk malam itu, hanya saja tubuhnya terasa panas. Ivanka yang tadi datang ke pesta bersamanya hanya memberi pesan agar dirinya menyusul ke kamar yang telah dibookingnya.
Hingga Bianca menariknya hingga menuju kamar terdekat. Mengatakan ingin menolongnya untuk menuntaskan semua hasratnya. Tentu aja, Liam tidak menolak. Dia sudah tidak tahan kalau harus mendatangi Ivanka.
"Kau harus menikahi Bianca!" tegas William membuat lamunan Liam tersentak.
"Mama yakin Bianca tidak mungkin berbohong dengan hal ini. Pasti anak yang ada dalam kandungannya adalah cucu Mama yang merupakan anakmu," timpal Pamela membuat Liam tersudut.
"Baiklah, aku akan menikahi Bianca," ucap Liam pada akhirnya.
Pria itu tidak bisa lari atau menghindar karena sudah tertangkap basah oleh James. Mungkin bila Bianca sendiri yang menuntut tanggung jawab pada Liam. Dengan mudah, Liam mengusir Bianca hingga wanita itu menyerah. Pada kenyatannya, James menjadi garda terdepan bagi adiknya.
"Baguslah! Aku ingin pernikahan secepatnya dilakukan. Tidak ada waktu untuk mempersiapkan pernikahan yang sempurna. Adikku membutuhkan suami dan keponakanku membutuhkan ayahnya," ujar James.
"Ya, kau tenang saja, James. Bianca akan mendapatkan pernikahan yang diinginkannya dalam dua Minggu," ujar William meyakinkan James.
"Ya, aku akan melakukan yang terbaik untuk pernikahan Liam," balas Pamela yang telah menghapus air matanya.
Jujur saja, dia lebih menyukai bermenantukan Bianca dibandingkan Ivanka. Perempuan yang sudah sering mengunjungi Kediaman Smith itu tidak bisa menyakinkan hatinya.
Berbeda dengan Bianca, wanita cantik itu memang kerap kali mendekati sang putra. Sikapnya yang pantang menyerah perlu diacungi jempol. Namun, siapa sangka pernikahan Bianca dan Liam benar terjadi.
"Aku tunggu kabar dari kalian tentang kelanjutan penikahan Liam dan Bianca!" seru James kemudian berpamitan pada William dan Pamela.
Liam menatap kepergian James, dia menghela napas. Tidak menyangka, bila dia harus berakhir menjadi suami Bianca. Wanita yang tidak menyerah untuk mendapatkan perhatiannya.
Lihat saja nanti, James. Kehidupan pernikahan seperti apa yang akan aku suguhkan untuk adikmu! batin Liam melihat kepuasan di wajah James.
***
James kembali ke rumah sakit dengan perasaan lega. Dilihatnya Bianca tidak tidur dan beristirahat. Sedangkan, Sonia sudah yang berada di sofa telah tertidur pulas. James tidak sampai hati membangunkan Sonia karena ekspresinya terlihat kelelahan
"Apa yang kamu pikirkan, Bianca?" tanya James memandangi sang adik.
"Hanya berpikir, apakah perbuatanku ini sudah benar? Aku melempar diriku sendiri untuk Liam!" jawab Bianca tersadar dari lamunannya.
"Semua perbuatan ada konsekuensinya, Bi. Aku tidak bisa berkata apa pun padamu, kamu harus menerima akibat dari perbuatanmu!" balas James.
"Aku bingung, Kak. Apa dia mau bertanggung jawab atas keberadaan bayi ini?"
"Ya, dia akan bertanggung jawab, Bi. Aku sudah datang ke kediaman mereka dan disambut dengan baik oleh kedua orang tua Liam. Namun, yang menjadi masalah adalah sikap Liam yang ingin mangkir dari tanggung jawab," ujar James pada sang adik.
"Obsesi atau cinta yang aku rasakan padanya, Kak? Hingga aku dapat memberikan hal yang paling berharga bagi diriku," gumam Bianca lebih pada dirinya sendiri.
"Untuk hal itu, hanya kamu yang dapat menjawabnya, Bi. Aku hanya berpesan agar kamu dapat menjalani hal yang sudah kamu mulai! Cintailah seperlunya, bila berlebihan hanya akan menjadi obsesi semata," ucap James kemudian mengusap kepala Bianca penuh sayang.
Sementara itu, pikiran Bianca mulai terbayang akan kehidupan rumah tangganya nanti bersama Liam. Pria yang tidak menginginkannya sama sekali, bahkan selalu menolak pernyataan cintanya.
"Semoga, pernikahanku berjalan dengan lancar. Bila sudah menjadi istri Liam, aku pasti dapat membuatnya jatuh cinta padaku," gumam Bianca yang pikirannya hanya tertuju pada Liam.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❣️