"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Semakin Menyebalkan
...༻✿༺...
Beby sejak tadi hanya cemberut. Apalagi saat teman-teman Gilang datang. Cowok itu dengan bangganya memperkenalkan Beby sebagai pacarnya.
Beby sendiri terpaksa berpura-pura jadi pacar Gilang. Mengingat dirinya sudah melakukan perjanjian dengan cowok tersebut.
Ketika pulang, barulah Beby memarahi Gilang habis-habisan.
"Kau itu ya! Katanya cuman jalan doang! Pergi sana! Aku bisa pulang sendiri," ujar Beby sembari berjalan ke pinggir jalan untuk mencari taksi.
"Kau ini. Kan kita sudah pacaran. Masa begitu aja marah." Gilang segera menyusul Beby.
"Ayolah, Sayang... Biar aku antar pulang," bujuk Gilang.
"Ish! Jijiknya. Awas aja kalau berani panggil aku sayang lagi!" geram Beby.
"Ya udah. Ayang Beb kalau begitu. Kebetulan juga namamu Beby kan?" tanggap Gilang.
Beby merasa bergidik ngeri mendengarnya. Yang ingin dia lakukan sekarang adalah cepat-cepat pulang.
Sebuah taksi dihentikan oleh Beby. Dia bergegas memasuki taksi tersebut.
"Dih! Gitu banget sih kamu, Ayang Beb. Ya udah. Biar aku yang bayar uang taksinya," imbuh Gilang. Dia menyerahkan uang seratus ribu pada sopir taksi.
"Antar pacar aku sampai ke rumah ya, Pak. Kalau ada kembaliannya, kasih aja ke dia," ucap Gilang.
Sang sopir taksi tampak tersenyum ramah. Dia dengan senang hati melakukan tugas yang diberikan oleh Gilang.
Beby hanya bisa mendelik. Padahal dia sangat ingin menolak ongkos taksi Gilang, namun dirinya sudah terlalu malas meladeni cowok itu. Yang ada kelakuan Gilang justru kian menjadi-jadi.
Kini taksi sudah berjalan. Beby bisa melihat Gilang melakukan kiss bye untuknya. Melihat itu, Beby langsung membuang muka. Ia merasa lega saat dirinya sudah menjauh dari Gilang.
"Pacarnya baik banget, Neng. Ganteng lagi," celetuk sopir taksi.
"Dia tadi cuman pencitraan! Lagian dia bukan pacarku, Pak!" sahut Beby. Dia berusaha menahan amarahnya karena tidak mau bersikap tidak sopan di depan orang tua.
"Wah... Kayaknya lagi bertengkar ya? Apa karena pacarnya nggak mau nganterin pulang?" tebak sang sopir taksi.
"Bisa beri aku ketenangan nggak, Pak?" pinta Beby pelan. Sang sopir akhirnya diam.
Beby memeriksa ponselnya. Ia menemukan banyak pesan dan panggilan tak terjawab dari Arkan dan Eza. Dua ayah dan anak itu sangat kompak.
"Aku harus kasih Kak Arkan penjelasan," gumam Beby. Dia mengetik pesan untuk dikirim pada Arkan. Beby menjelaskan siapa Gilang dan akan mengurus masalah cowok itu sebisa mungkin. Sayangnya Beby tidak memberitahukan Arkan secara detail. Bahkan mengenai kesalahpahaman Gilang yang mengira Beby sebagai sugar baby, serta keputusan Beby yang terpaksa menerima Gilang sebagai pacar.
...***...
Arkan baru saja membaca pesan dari Beby. Keningnya mengernyit. Sebab dia merasa Beby menutupi sesuatu darinya.
"Terserah kau mau bilang apa. Tapi aku akan segera mengetahui kebenarannya setelah mempekerjakan mata-mataku," gumam Arkan.
Kebetulan Agung telah berhasil menemukan salah satu kontak teman sekelas Beby. Kontak yang dia dapatkan tidak lain adalah milik Ferry. Teman sekelas Beby yang pernah melakukan taruhan dengan Beby. Sebenarnya dialah menjadi alasan utama kenapa Arkan dan Beby bisa bertemu.
Malam ini Arkan membuat janji untuk bertemu Ferry. Keduanya bertemu di sebuah cafe. Sekarang Arkan sedang menunggu.
Tak lama, Ferry akhirnya datang. Pupil matanya membesar saat melihat sosok Arkan di depan mata.
"A-aku tidak menyangka ini terjadi. Kau adalah panutanku, Om..." ungkap Ferry dengan mata yang berbinar penuh kekaguman.
"Kalau begitu, kau pasti bersedia membantuku kan?" tukas Arkan.
"Tentu saja. Aku akan lakukan apapun itu. Disuruh jalan kayang pun aku mau," tanggap Ferry antusias.
Arkan tersenyum miring. "Kalau begitu, mata-matai Beby untukku!" ujarnya.
"Apa? Beby? Maksudnya Bebytha Alinea?" Ferry terkejut. Ia merasa sulit untuk percaya.
Arkan langsung menganggukkan kepala.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣