Dalam dunia persilatan penuh kekerasan, Fang Wei, seorang pemuda lemah, bertransformasi menjadi pendekar tangguh untuk membalas dendam atas kehancuran Sekte Vila Bambu Giok. Dengan bimbingan misterius Cheng Qing, Fang Wei menjelajahi dunia persilatan, menghadapi bahaya, dan menemukan kekuatan sejati.
INI ADALAH KISAH SETELAH RIBUAN TAHUN SETELAH KISAH XIAO CHEN (LPN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laghrima~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutan Kegelapan I
Fang Wei kehilangan keseimbangan, pandangannya mulai samar sebelum Fang Wei merasakan dirinya tidak terasa menghantam tanah melainkan seolah tetap jatuh terus menerus.
"Apa yang terjadi?" Fang Wei memaksa membuka matanya, di jarak pandangannya hanyalah kabut dan kegelapan.
Fang Wei tersentak kaget, rupanya dirinya jatuh ke dalam jurang tak berdasar tadi mengikuti jatuhnya si siluman serigala itu. Fang Wei masih merasakan tangannya menggenggam pedang retaknya.
"Rupanya inilah akhirnya, maafkan aku... Aku gagal melanjutkan tanggung jawabku." Fang Wei tersenyum pahit, di tengah penyesalannya Fang Wei hanya bisa bersyukur masih jatuh bersama Pedang Naga di punggungnya beserta Kitabnya.
Pikiran Fang Wei melayang dan mulai membayangkan andaikan dirinya mendapat kehidupan keduanya di masa lalu maka Fang Wei akan sangat menghargainya dan giat berlatih hingga dapat mengubah akhir dari Sektenya.
"Apa yang kupikirkan? Konyol sekali." Fang Wei menggeleng, merasa bodoh dengan pikiran singkatnya.
Sudah cukup lama rasanya Fang Wei jatuh namun belum nampak dirinya menghantam dasar jurang. Sebelumnya Fang Wei pernah mendengar tentang kisah jurang ini, menurut Pendekar yang pernah melewatinya katanya jurang itu mengelurkan aura kematian yang pekat serta sering terdengar suara mengerikan dari sana dan penampilannya yang gelap membuat orang orang menamainya Jurang Tak Berdasar.
☆☆☆
Sementara di waktu yang sama Xue Yi dan Fen Hen terus mengacak acak Sekte Vila Bambu Giok berkali kali serta meluaskan anggota Lembah Hantu di seratus meter lokasi Sekte Vila Bambu Giok.
"Dasar tikus kecil! Dimana sebenarnya dia bersembunyi?!" Xue Yi menghentakkan kakinya geram.
Sudah satu jam lebih mereka melakukan pencarian namun belum mendapat titik terang, menurut informan Lembah Hantu, Sekte Vila Bambu Giok memiliki satu orang murid yang paling disanyangi Ketua Sekte bernama Fang Wei. Xue Yi menarik kesimpulan besar jika harta yang dicari dibawah oleh Fang Wei. Dugaan yang sangat benar sekali.
"Kau tidak mau kakimu lagi?" Fen Hen melirik Xue Yi yang masih saja menghantamkan kakinya ke lantai.
"Tutup mulutmu!" tatapan Xue Yi dingin, dari semua yang terjadi Fen Hen masih terlihat masih santai.
Dengan mereka berdua yang lagi lagi pulang dengan tangan kosong, maka Gui Tian pasti tidak akan tinggal diam lagi. Membayangkan hukuman yang akan mereka terima membuat Xue Yi menjadi sangat gelisah namun Fen Hen masih bisa melebarkan senyum menjengkelkannya.
"Tetua!"
Anggota Lembah Hantu datang menghadap, setelah memberi hormat dia menjelaskan kalau ada jejak di sekitar lokasi menuju Hutan Kegelapan, mereka menyimpulkan kalau Fang Wei melarikan diri kesana.
"Hutan Kegelapan? Orang gila mana yang berpikir bersembunyi disana?" Fen Hen menutup kipasnya, dahinya mengerut meragukan laporan itu.
"Itu mungkin, menurutmu selain disana dimana lagi dia bisa bersembunyi? Dengan keadaan Dunia Persilatan sekarang, aku ragu ada Sekte aliran putih yang mau menerimanya." Xue Yi tertawa mengejek.
Senyuman Fen Hen yang baru dia lakukan memudar, tatapannya penuh hawa membunuh kepada Xue Yi. Sementara gadis itu tetap tertawa.
"Perluas pencarian di Hutan kegelapan!" Fen Hen meninggikan suaranya, detik itu juga anggota Lembah Hantu bergerak bersamaan diikuti Fen Hen dan Xue Yi.
☆☆☆
Fang Wei perlahan lahan membuka matanya, namun hanya cahaya samar samar seolah menjelang malam. Seluruh tubuhnya menjerit sakit.
"Terima kasih saudara serigala, terlepas dari aku yang membunuhmu justru kau malah menyelamatkanku."
Tubuh Fang Wei ternyata mendarat dengan sempurna di atas tubuh siluman serigala, melihat kondisi tubuh serigala yang hampir hancur mendakan betapa dalamnya dasar jurang itu.
"Aku tidak bisa membayangkannya..." Fang Wei menelan ludahnya, membayangkan jika tubuhnya menghantam langsung dasar jurang.
Fang Wei kemudian melakukan pernapasan yang diajarkan Gurunya untuk memulihkan tenaga dalamnya, takut takut ada siluman yang mendekat karena bau darah.
Cukup lama Fang Wei memulihkan diri, namun tidak ada satu siluman pun yang mendekat. Fang Wei cukup heran namun bersyukur.
Tenaga dalam Fang Wei sudah pulih, sebagian ia gunakan mengobati lukanya dan menghentikan pendarahannya. Fang Wei sudah bisa bergerak walau belum leluansa, pandangannya menyisir seluruh sekitarnya.
"Hampir malam, berapa lama aku tidak sadarkan diri tadi?" Fang Wei menggaruk kepalanya, jubah Sektenya sudah mengerikan dengan robekan disana sini serta berbau amis darah.
"Nasibku sungguh mengerikan..." senyuman Fang Wei pahit.
Fang Wei kemudian bangkit mulai mencari kayu untuk menyalakan api lalu mencari sumber air untuk membersihkan dirinya.
"Tidak layak pakai lagi rupanya." gumam Fang Wei, jubahnya setelah dibersihkan malah tampak mengerikan.
Tidak ada pilihan lain selain tetap memakai kembali jubahnya, karena memang tidak ada jubah ganti lagi yang dibawanya hanya pedang dan kitab. Fang Wei kemudian mengambil sepotong daging dari siluman serigala, Fang Wei menemukan cara melatih tubuh menggunakan daging siluman di Kitap Naga Mengarungi Awan.
"Apa hujan tidak menyentuh kayu kayu disini?" Fang Wei merasa heran lantaran kayu kayu yang dibakarnya sangat kering seolah tidak pernah terkena hujan deras sebelummya.
Fang Wei kemudian mengambil daging bakarnya, "Sial, apa tidak terlalu matang?" warna daging yang seharusnya matang sempurna malah nampak aneh.
"Matang apanya... rasanya bagai arang!"
Fang Wei memandangi dagingnya lagi, rasanya hampir pahit semua namun khasiatnya begitu besar yang tidak di sia siakan oleh Fang Wei. Banyak pertanyaan kenapa api yang nampak biasa saja bisa begitu panas dan cepat membakar daging siluman yang seharusnya memakan waktu sangat lama malah sangat singkat.
"Lokasi ini sangat aneh..." ada rasa takut di lubuk hati Fang Wei. Rasanya lokasinya itu sangat ganjal dan aneh.
"Blurph."
Fang Wei mengelus perutnya, selain mengenyangkan daging siluman juga memperkuat fisiknya menjadi kuat sayangnya kualitas tulangnya hanya tingkat putih.
Ada tiga jenis kualitas tulang khusus pendekar, tulang hitam untuk kualitas dasar lanjut dengan tulang putih sebagai kualitas menengah dan tulang kuning untuk tulang kualitas tinggi.
Fang Wei sebenarnya cukup beruntung terlahir dengan kualitas tulang putih melihat dari dirinya hanya anak rakyat biasa dan mulai berlatih di usianya yang lima tahun setelah tragedi yang dialami Desanya lalu bertemu dengan Gurunya Fang Lang.
Biasanya kualitas tulang akan menjadi penentu tingkatan bela diri, kualitas tulang seperti Fang Wei akan mencapai tingkat pendekar Raja dan akan sangat beruntung untuk mencapai pendekar Suci bila disokong dengan sumber daya yang langka.
"Mengapa begitu dingin?" Fang Wei mengerutkan dahinya, hawa dingin yang amat dingin hingga mengecilkan nyala api yang dinyalakan Fang Wei membuatnya meringkuk memeluk lututnya.
Fang Wei berusaha membesarkan nyala apinya namun tetap tidak ada perubahan, hawa dingin itu semakin menjadi seiring waktu.
Berikutnya Fang Wei samar samar mendengar suara nyanyian yang lebih mirip seperti mantra mantra. Mengikuti suara itu Fang Wei mencoba mendekat, suaranya berasal dari sumber air tempat Fang Wei membersihkan tubuhnya.
"Apa apaan?!" Fang Wei bergumam pelan, di hadapannya sumber air yang terlihat biasa saja sekarang bercahaya kebiruan.
Di tengahnya ada seorang putri duyung yang duduk di atas batu besar, tangannya terangkat keatas dengan mulutnya yang terus menyandungkan nyanyian lebih tepatnya seperti mantra aneh.
"Ukh!" Fang Wei tercekat tatkala si putri duyung bebalik kepadanya, wajah yang nampak mengerikan dan sangat pucat menatap Fang Wei tampa expresi sebelum melompat ke air.
"Siluman ikan? Putri duyunng? Hantu?" Fang Wei menelan ludahnya, mengingat dirinya tadi sempat membersihkan diri disitu.
Pandangan Fag Wei kemudian jatuh ke lubang batu besar di sumber air itu, ada sebuah cahaya terang seperti sebuah kristal yang bersinar. Fang Wei ingin melihatnya dari dekat namun tidak berani mendekat, Fang Wei belum tau pasti sesuatu yang mendiami sumber air tersebut.
Fang Wei menyimpulkan kalau benda itulah yang menyebabkan semua ke anehan di lokasinya itu serta hawa dingin yang terus bertambah setiap jamnya. Mungkin itu adalah sebuah barang berharga.
semangat
menurut yg saya fahami iyalah dunia luas yg di gambarkan kak Ron seperti tata Surya pada kehidupan nyata,ada bumi,mars Jupiter DLL,bedanya setiap dunia yg di gambarkan kak Ron ini memiliki kehidupan, misalkan fang Wei di bumi di huni manusia biasa-pendekar,nah di mars di huni oleh para kultivator, kemudian di Jupiter atau Venus di huni para demon (bangsa ye Wang,chi Yue,long nue DLL).