Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEBUAH PERINGATAN
Perut Alina tiba-tiba saja terasa sakit luar biasa. Ia memegang perutnya dan mencari pegangan. Sakitnya luar biasa hingga ia tak bisa menahannnya lagi.
“Ahhh … sakit,” Alina meringis kecil. Ia tak melakukan pekerjaan yang berat, yang mungkin akan membahayakan janinnya.
Apa yang terjadi denganku? - batin Alina. Ia merasakan sesuatu keluar dari pangkal pahhanya dan rasa takut langsung menjalar di dalam dirinya.
Ia melihat ke bawah dan melihat darah mengalir di kakinya. Ia pun segera meraih ponselnya.
“Grandma … tolong aku.”
Tak lama, pintu rumah Alina terbuka dan tampak sosok Beatrice dan Carlos. Pandangan mata Alina perlahan menjadi buram dan akhirnya tak sadarkan diri.
“Cepat angkat dia, Carl! Grandma akan mengambil kunci mobil,” Beatrice langsung meminta Carlos mengangkat Alina karena ia melihat ada darah segar mengalir di kaki Alina.
Ia juga segera kembali keluar dari rumah Alina untuk mengambil kunci mobil dan membawa Alina ke rumah sakit.
“Ayo, Carl!” Beatrice dan Carlos langsung membawa Alina. Mobil bahkan dilajukan dengan kecepatan tinggi. Untung saja jalanan pedesaan tak seramai jalanan kota, hingga mereka bisa sampai di rumah sakit pinggiran kota dengan cepat.
**
Delano terus saja berteriak di dalam sel tahanan di kantor kepolisian. Ia bahkan sengaja membuat keributan di sana hingga akhirnya salah seorang penghuni sel tersebut bangkit dari duduknya dan langsung memukul wajah Delano.
Bughh bughhh
“Berisikk!!! Pria sepertimu seharusnya tak hanya ditahan, tapi juga dibunuh biar tak bersuara lagi!” ungkap pria tersebut dengan kesal.
Beberapa pria lain yang juga ditahan di sana pun bertepuk tangan saat Delano jatuh terjerembab ke lantai sel yang dingin, hingga ia tak sadarkan diri.
**
Darius dan Flo bergegas pergi ke rumah sakit sesaat setelah mendapatkan kabar tentang Logan dari Vin, sahabat putra mereka.
“Tenanglah, sayang. Aku yakin Logan akan baik-baik saja,” kata Darius yang berusaha menenangkan Flo.
Istrinya baru sembuh dan ia harus mendapat kabar yang tak mengenakkan lagi. Selain keberadaan Alina yang belum diketahui, musibah yang terjadi pada Logan juga membuat Flo terlihat tertekan.
“Apa Vin mengatakan bagaimana keadaannya?” tanya Flo.
Darius menggelengkan kepalanya. Ia yakin kondisi Logan tak baik karena Vin langsung menghubunginya. Sepertinya Vin melihat situasi terlebih dahulu sebelum memberitahukannya pada mereka.
Darius mendorong kursi roda Flo hingga kini mereka berada di depan ruang operasi. Tampak di sana sosok Vin dan juga Richard.
“Vin, bagaimana keadaan Logan?” tanya Darius.
“Saat ini Logan sedang di operasi, Uncle. Peluru yang bersarang di tubuhnya harus segera dikeluarkan,” jawab Vin.
Richard juga terlihat kuatir dengan keadaan Logan, bahkan ia menemani Vin di depan ruang operasi dan menunda jadwal kunjungannya pada beberapa pasien.
“Apa yang sebenarnya terjadi Vin?” tanya Darius.
Vin mengajak Darius untuk duduk di sofa, yang berada persis di depan ruang operasi. Sofa tersebut memang ditujukan untuk keluarga atau siapapun yang menunggui pasien operasi.
Richard yang juga ingin tahu tentang kejadian sebenarnya, turut duduk di sana. Vin pun mulai menceritakan semuanya, tanpa ada yang terlewati. Ia juga tak menambahkan ataupun menguranginya.
Darius mengepalkan tangannya saat mengetahui bahwa kakak angkatnya itu telah menembak Logan. Pria itu seakan tak menganggap hubungan kekeluargaan mereka.
“Aku ingin ia mendapatkan hukuman, hukuman yang sangat berat! Dan jangan biarkan ada satupun orang yang membantunya,” kata Darius.
Awalnya Darius ingin berbicara empat mata dengan Delano setelah Logan membuka kejahatan yang ia lakukan. Ia akan memberi modal pada kakak angkatnya itu untuk membuka perusahaan sendiri. Namun ternyata Delano terlalu serakah bahkan tega membunuh keponakannya sendiri demi uang.
Sementara itu, Flo meremas kedua tangannya. Ia terus menatap ke arah pintu ruang operasi, meskipun telinganya juga mendengar apa yang diceritakan oleh Vin.
“Sayang, aku yakin Logan pasti membutuhkan darahku. Ia tertembak dan pasti kehilangan banyak darah. Cepat katakan pada mereka bahwa aku bisa memberikannya,” kata Flo sambil memegang lengan Darius.
“Mereka tak memintanya, sayang. Tenanglah.”
“Aku tak bisa tenang, perasaanku tidak enak,” ujar Flo. Hatinya gelisah saat ini dan perasaan seorang Mommy sangat kuat, bukankah begitu?
“Tapi kamu tak bisa memberikan darahmu, Flo. Kamu masih berada dalam tahap pemulihan dan itu akan membahayakanmu,” kata Darius.
“Aku tak peduli dengan diriku. Bahkan jika aku harus mati demi Logan bisa hidup, aku rela melakukannya.”
“Tidak! Aku tak akan membiarkanmu mati,” kata Darius.
“Cepat tanyakan pada mereka keadaan Logan, sayang. Aku tak bisa seperti ini,” tubuh Flo bergetar karena rasa takut di dalam dirinya.
Dulu, saat memberikan Logan pada Natalie, ia tak merasa takut karena ia yakin kalau Natalie akan menjaga dan menyayangi Logan. Flo sendiri masih bisa melihat Logan. Tapi kali ini, ia tak bisa kehilangan Logan. Ia tak akan sanggup jika harus kehilangan putranya itu.
Sepuluh menit kemudian, pintu ruang operasi terbuka. Benar saja, mereka kekurangan stock darah. Flo terus memaksa Darius untuk mengijinkannya.
“Kalau kamu tak mengijinkanku, lalu untuk apa aku hidup? Apa kamu kira aku bisa hidup jika aku kehilangan putraku?” kata Flo.
Akhirnya Darius mengijinkan Flo, meskipun dokter juga sebenarnya tak mengijinkan. Namun karena mereka sangat memerlukan, maka mereka berupaya agar operasi bisa berlangsung dengan lebih cepat sehingga tak mengganggu kesehatan Flo.
**
Darius harus kembali melihat Flo terbaring di atas brankar, hatinya kembali hancur. Apalagi kini tak hanya Flo saja, tapi juga Logan, putra mereka. Operasi berjalan dengan sukses dan peluru pun berhasil diangkat.
“Vin, tolong bantu Uncle mengurus perusahaan sebelum Logan kembali pulih.”
“Tenang saja, Uncle. Serahkan semuanya padaku,” kata Vin.
Belakangan ini sepertinya banyak hal yang menimpa Keluarga Ruiz. Logan sendiri sudah beberapa kali masuk ke rumah sakit. Vin menatap ke arah Logan dan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
“Sepertinya kamu harus berubah, Log. Apa semua kejadian ini adalah sebuah peringatan untukmu?” gumam Vin.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻