NovelToon NovelToon
Istri Kedua Mas Dokter

Istri Kedua Mas Dokter

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Berbaikan / Selingkuh / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:59.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Jatuh cinta sejak masih remaja. Sayangnya, pria yang ia cintai malah tidak membalas perasaannya hingga menikah dengan wanita lain. Namun takdir, memang sangat suka mempermainkan hati. Saat sang pria sudah menduda, dia dipersatukan kembali dengan pria tersebut. Sayang, takdir masih belum memihak. Ia menikah, namun tetap tidak dianggap ada oleh pria yang ia cintai. Hingga akhirnya, rasa lelah itu datang. Ditambah, sebuah fitnah menghampiri. Dia pada akhirnya memilih menyerah, lalu menutup hati rapat-rapat. Membunuh rasa cinta yang ada dalam hatinya dengan sedemikian rupa.

Lalu, apa yang akan terjadi setelah dia menutup hati? Takdir memang tidak bisa ditebak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Part 30

"Karena kamu suka tulip, maka aku akan gantikan buket bunga yang tadi sore aku bawa. Aku akan kirimkan buket tulip setiap harinya ke kamu." Saga lagi-lagi berucap sambil tersenyum manis.

Lusi yang mendengarnya tentu saja langsung memasang wajah kesal plus bingung. Tapi Saga masih tidak memperdulikan ekspresi wajah itu. Dia masih saja tetap tersenyum.

"Aku akan pastikan kamu menerima bunga kesukaan mu itu setiap hari, Lusiana."

"Jangan gila ya, Ga. Tolonglah."

"Hei! Aku gak gila kok. Jadi kamu jangan cemas. Aku hanya ingin berusaha."

Hembusan napas berat Lusi perdengarkan. Sekarang, dia memilih untuk pasrah.

"Suka-suka kamu sajalah ya. Pusing aku."

Selesai berucap, Lusi langsung melanjutkan langkah kakinya. Saga yang merasa diberikan aba-aba untuk terus lanjut, semakin berbesar hati saat ini. Dia pun semakin menjadi-jadi lagi dan lagi.

"Ah, benarkah?"

"Mm ... karena kita adalah pasangan suami istri yang sah, haruskah aku pindah kamar juga mulai malam ini?"

Deg. Jantung Lusi seakan meloncat akibat terkejut. Sontak pula, langkah kaki Lusi langsung terhenti saat kupingnya mendengar ucapan Saga barusan. Pria itu benar-benar semakin berucap sesuka hatinya saja. Seakan apa yang sudah terjadi itu bukan kesalahan dirinya. Seolah, dia sama sekali tidak pernah berbuat salah pada Lusi sebelumnya.

Lusi pun langsung memutar tubuhnya. Dengan tatapan tajam, matanya menatap lekat ke arah Saga. "Tolonglah jangan bicara sesuka hati, tuan dokter. Aku dulu juga pernah ingin tinggal di satu kamar yang sama dengan mu, bukan? Sayang, aku tidak pernah di terima oleh dirimu waktu itu. Jadi sekarang, ku mohon sadar diri. Sadar walau sedikit saja."

Saga langsung memasang wajah bersalah. Senyum yang dia perlihatkan sebelumnya pun ikut menghilang. Wajahnya dia tundukkan seketika.

"Maafkan aku. Aku dulu terlalu banyak salah. Tapi sekarang, bisakah kamu memberikan aku kesempatan kedua untuk menebusnya? Izinkan aku tinggal di kamar kamu yah?"

"Gak! Jangan mimpi!" Kesal Lusi bukan kepalang.

Saga ini benar-benar tidak punya rasa malu ternyata. Lusi yang dulunya pernah mengejar cinta dengan susah payah malah merasa muak dibuatnya. Alhasil, karena tidak ingin bicara lagi, Lusi malah langsung berjalan cepat meninggalkan Saga sendirian di ruang makan.

....

Kunci untuk mengejar seseorang adalah dengan tidak merasakan rasa sakit. Sama seperti halnya yang Lusi lakukan sebelumnya, kini Saga pula yang menerapkan hal itu dalam. hati. Dia akan mengejar Lusi mati-matian sekarang. Akan dia abaikan rasa sakit yang pastinya akan dia rasakan.

Setelah semalaman tidur dengan keadaan tidak nyaman, Saga pun bangun sedikit lebih pagi. Tujuannya tak lain adalah untuk ikut menyiapkan sarapan dengan bi Rina. Dia akan memulai aktifitas paginya dengan hal baru. Semua itu demi untuk memperbaiki hubungannya dengan Lusi.

"Den Saga yakin mau nyoba bikin nasi goreng?"

"Iya dong, Bi. Aku ingin nyoba bikin karena aku ingin Lusi percaya kalau aku .... "

Saga langsung menggantungkan kalimatnya saat ingat apa yang baru saja dia katakan. Jujur, dia malu untuk mengakui kalau dirinya sedang mengejar wanita yang sudah dia tolak sebelumnya.

Saga pun langsung nyengir kuda tak enak. Sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Anu, aku ... sedang ... ah, lupakan, Bi. Yang jelas, aku sedang ingin masak."

Si bibi yang tahu ke mana arah pembicaraan Saga pun langsung tersenyum lebar.

"Hm, non Lusi itu suka makan nasi goreng terus dadar lho, Den. Jadi, belajarlah bikin nasi goreng sama telur dadarnya sekalian."

Ucapan itu semakin membuat Saga merasa malu. Dia benar kaca matanya dengan satu jari hanya untuk menyembunyikan apa yang sedang hatinya rasakan saat ini.

"Itu ... ah, he he he. Mungkin harus aku coba perlahan, bi."

"Iya, den. Ayo semangat."

Waktu berlalu ternyata sangat cepat. Bebera menit saja tidak cukup untuk Saga belajar. Dua kali bikin nasi goreng rasanya malah kacau. Pertama keasinan, kedua malah hambar.

"Ya Tuhan, Bi. Sulit sekali."

"Ya namanya pertama, Den. Ya memang begitu." Si bibi berucap sambil tersenyum manis.

"Ya sudah. Biar saja bibi yang bikin. Tar, den Saga belajar lagi sampai bisa. Sekarang, waktunya udah dikit. Den Saga masih belum siap-siap, kan?"

Saga baru ingat akan rencana yang sudah dia susun. "Ah, benar juga, Bi. Ya sudah, aku naik dulu untuk siap-siap."

Beberapa saat setelah kepergian Saga, Lusi turun. Nasi goreng yang Saga buat masih ada di atas meja. Si bibi masih belum sempat membereskan kekacauan yang Saga perbuat pagi ini.

Leah yang sudah lapar itu langsung mencicipi nasi goreng tersebut setelah dirinya menyapa bi Rina yang masih sibuk dengan kegiatannya. Sementara si bibi tentu saja tidak menghiraukan apa yang Lusi perbuat. Alhasil, satu sendokan masuk ke mulut, Lusi langsung terbatuk karena rasa nasi goreng tersebut yang melejit sungguh luar biasa asinnya.

"Uhuk! Bi, apa ini?"

"Ya Tuhan, siapa yang masak? Ini mah bukan nasi goreng melainkan garam goreng."

"Aduh, non. Jangan di makan. Aish." Si bibi berucap cepat sambil menghampiri Lusi.

"Itu den Saga yang masak. Dia baru belajar bikin ya jadi rasanya keasinan."

"Ah! Pantas saja. Aku kira dia ketumpahan garam ke nasi gorengnya deh, Bi. Makanya rasanya kek gini. Asin luar biasa."

Kecut wajah Lusi saat ini. Si bibi yanh awalnya cemas malah tersenyum lebar.

"Ya namanya baru belajar, Non."

"Oh ya. Tahu gak, Non? Den Saga belajar masak hanya untuk non Lusi, lho."

"Hah? Untuk aku?"

"Jangan ngada-ngada, Bi. Dia itu mana bisa melihat aku dengan perasaan. Ish, nggak deh."

Belum sempat si bibi menjawab, yang jadi pokok pembicaraan malah muncul. Eh ... malah dia yang ikut-ikutan bicara.

"Masih tidak percaya dengan perubahan hatiku, Si?" Saga berucap di belakang Lusi.

Mana jarak antara dirinya dengan Lusi sangat amat dekat lagi. Tentu saja Lusi langsung dibuat terkejut akan kemunculan Saga yang tiba-tiba itu.

"Hah! Astaga! Kapan kamu muncul?" Lusi berucap sambil menyentuh dadanya.

"Baru aja."

"Aku ingin tanya, kapan kami baru bisa percaya akan perubahanku, Lusiana?"

"Gak akan pernah ada waktu untuk percaya. Karena waktu untuk percaya padamu sudah usai."

"Kalo gitu, akan aku buat ada. Percayalah, kau akan memberikan itu untuk aku."

"Kamu semakin gak tahu diri ya, Ga. Salut aku sama kamu."

"Aku belajar dari kamu lho, Si."

"Apa?" Kesal Lusi terlihat dengan sangat jelas.

"Suka hatimu saja. Makan tuh nasi goreng sendiri sampai habis. Jangan mubazir," ucap Lusi. Setelahnya, dia langsung beranjak meninggalkan Saga.

Tapi tidak. Saga tidak mengizinkan Lusi pergi. Dia tahan kepergian Lusi dengan menahan lengan sang istri dengan cepat.

1
Ari Randz
Luar biasa
Ari Randz
nyesek thorrrr.... /Sob//Sob//Sob/
.bawangnya banyak banget....
.
Iyas Masriyah
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
D_Mayanti
Luar biasa
Rani: makasih banyak. yuhu....
total 1 replies
Wisteria
si authornya g adil banget masak cuman segitu pembalasan buat si saganya. peran ceweknya gampang mleot
Rani: anu, aku nya lagi gak mood soale. maaf yah
total 1 replies
Angga Gati
bagus thor karyamu
Rani: makasih banyaj❤❤❤❤😘
total 1 replies
Dewi S Ayunda
berkurang lg deh.. novell ksukaan ak. moga sukses selalu thor
Rani: hiks, suka kah kamu sama karya aku ini? 😭😭 makasih buanyak lho
total 1 replies
Dewi S Ayunda
yah udah tamat saja.. kak.. lusi saja masih bersegell.haha
Rani: hiks, lagi gak mood atuh aku kemarin.
total 1 replies
mama fia
suka sama saga - lusi - Marsel..
mama fia
semangat Thor..
Bunda
Kaget baca endingny...
Tapi thank's ya thor buat tulisannya. tetep semangat menulis
Nurfaikoh Ikoh
bagus novelnya
Patrick Khan
. makasi ceritanya y kak
. q tunggu cerita br nya🥰
Patrick Khan
. biasa nya klo tamat ginie.. pasti ara cerita baru☺☺
Zainab Ddi
Ya author kok Uda tamat 😭😭😭 padahal suka ceritanya Krn memberikan pelajaran yg bagus buat kita para pembaca bahwa kita harus bisa menghargai orang yg mencintai kita jangan mengabaikan ketulusan nya ,makasih author 💪🏻💪🏻💪🏻 selalu untuk bekarya 😘😘😘ditunggu cerita selanjutnya
Yuli Ana
sehat2 terus ya kk... semangat berkarya...
sebenernya masih kurang sih... he he..
tpi kalau emang kk author lelah, y udh berhenti aja jngn dipaksakan...🥰🥰🥰
ditunggu karya barunya..🥰😍
Yuli Ana
woww.... cpt bngt tamatnya...
pdahal blm puas... he he... effort saga buat deketin lusi masoh kurang...😢
Yuli Ana
entar saga langsung tau kalau biang keroknya si hana... 🤣
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 😘🙏🏻💪🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!