Abel adalah gadis desa yang sudah lama merantau di kota, siapa sangka ia terkena musibah di culik saat membantu mempersiapkan pernikahan temannya. Sedangkan Tomi dia seorang pria yang kaya raya di kota tetapi ia sangat dingin terhadap wanita, ia pernah melihat Abel di sebuah cafe dan tertarik padanya. Siapa sangka karena tragedi penculikan itu mempertemukan mereka, akankah Tomi bisa bersama dengan gadis yang bisa membuatnya tertarik itu?kalau pun bisa bersama akankah hubungannya bertahan lama karena status sosial mereka yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani fatmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah menyelesaikan permasalahannya di bar Riko pun kembali ke rumah Tomi. Saat sampai di rumah Tomi, Riko pun menceritakan kejadian saat d bar.
"Tadi saya bertemu dengan Raina di bar" ucap Riko.
"Di bar, bukannya di lagi sakit. Tadi dia sempat datang ke sini dan nenek memberitahu tentang pernikahanku, lalu dia pulang" kata Tomi.
"Pantas saja, tadi dia mabuk karena minum terlalu banyak. Bahkan dia menamparku dan melemparkan botol, sepertinya ia sangat kesal".
" Benarkah, dia menamparmu? pasti dia sangat marah dengan seseorang"ucap Tomi.
"Iya,,,, benar dan seseorang nya itu kamu. Kenapa aku yang jadi sasaran, bahkan dia sampai bilang kalau kamu tu pria ter jahat di dunia ini, sialnya lagi aku harus ganti rugi atas apa yang ia buat" ucap Riko.
"Kenapa kamu, kenapa nggak minta ke dia untuk ganti rugi" tanya Tomi.
"Gimana mintanya, orangnya aja pingsan. Karena aku nggak tega jadi aku nyuruh anak buah utuk mengantarnya pulang" jawab Riko.
"Cie,,,, yang nggak tega, apa kamu menyukainya? " tanya Tomi.
"Nggak lh, dia cantik tapi dia bukan tipeku" jawab Riko.
"Lalu bagaimana dengan pernikahanmu, kamu sudah menemukan wanita yang kamu cari selama ini, bahkan sekarang sudah menjadi istrimu. Apa kamu akan terus mempertahankan pernikahan ini? " sambung Riko lagi.
"Entah lah, tapi kalau boleh jujur aku sudah mulai mencintainya" jawab Tomi.
"Bagus, akhirnya temanku sudah bisa merasakan apa yang nama jatuh cinta" ucap Riko.
Saat anak buah Riko sampai di rumah Raina, orang tua Raina pun kaget melihat anaknya sudah tidak sadarkan diri. Bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Lalu salah satu anak buah Riko menceritakan kejadian saat di bar dan lalu pergi dari rumah Raina.
Bukannya ia marah ke Raina tapi ia malah lebih menyalahkan ke keluarga Tomi.Tak lama kemudian Raina pun sadar.
"Sayang, kamu sudah sadar" ucap mama Raina.
Raina yang masih bingung kenapa ia sudah berada di rumah, ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi.
"Sayang, apa yang terjadi sampai kamu mabuk seperti ini" ulang mama Raina.
Raina yang sudah mulai mengingat kembali pun tiba-tiba ia memeluk mamanya sambil menangis.
"Apa yang terjadi sayang? cerita ke mama. " Tanya mama Raina sambil menenangkan putrinya itu.
"Tadi Raina pergi ke rumah Tomi ma" jawab Raina.
"Apa.Kamu pergi ke rumah Tomi, papa kan sudah bilang nunggu papa dulu jangan pergi sendiri" ucap papa Raina.
"Raina nggak sabar nunggu papa, Raina nggak sabar mendengar kabar kebenaran berita pernikahan Tomi dan berita itu benar pa, ma" jawab Raina yang masih menangis.
Ayah Raina pun kembali menyalahkan keluarga Tomi yang telah membuat putri kesayangannya itu sedih sampai seperti ini.
"Aku akan memberi perhitungan pada mereka" ucap papa Raina.
Tapi tiba-tiba langkahnya di hentikan oleh mama Raina. "Percuma pa, kita yang telat untuk menjodohkan Raina dan Tomi. Kita tak punya alasan yang kuat untuk mempersalahkan masalah ini" kata mama Raina.
"Kamu yang tenang ya sayang, kita akan cari pria lain yang lebih dari Tomi" sambung mama Raina.
"Nggak ma, Raina hanya menginginkan Tomi" ucap Raina. "Aku akan tetap berusaha untuk mendapatkannya, apa pun caranya bahkan aku akan membuat mereka berpisah. " Ucapnya lagi.
Tekat Raina semakin bulat, ia mendengar bahwa Tomi akan melakukan pesta pernikahan ini kesempatan bagus untuk mulai melancarkan rencananya. Paginya Raina pergi ke rumah Tomi.
Nenek yang melihat Raina sudah datang sepagi ini pun heran apa lagi katanya ia lagi tidak enak badan.
"Pagi nek, maaf nek saya dateng ke sini nggak bilang-bilang dulu" ucap Raina.
"Iya, nggak papa si. Ada apa nak Raina? katanya lagi sakit" tanya nenek.
"Iya nek, udah sembuh kok. Katanya nenek mau ngadain pesta pernikahan Tomi jadi Raina sengaja ke sini untuk bisa membantu nenek untuk mempersiapkan pestanya" jawab Raina.
"Sebenarnya si nggak usah, jangan repot-repot semuanya sudah di atur" ucap nenek.
"Nggak papa nek, lagian Raina lagi nggak ada kerjaan bantu apa aja Raina mau kok" kata Raina
"Apa ya, ya udah karena kamu sudah di sini jadi kamu bantuin yang lain di dapur" ucap nenek.
"Di dapur, yang bener aja. Nggak papa deh yang penting bisa mendapatkan informasi tentang istri Tomi " ucapnya di dalam hati.
"Iya nek nggak papa" kata Raina. "Tomi di mana nek? sambung Raina lagi.
" Dia lagi di butik sama istrinya untuk mencari gaun buat nanti malam"jawab nenek.
Lalu Raina pun pergi ke dapur walaupun di sana ia hanya duduk dan memegangi pisau. Kemudian Raina mencoba mendekati salah satu pembantu di rumah Tomi lalu bertanya "maaf kalau boleh tahu istri Tomi orang mana terus pekerjaannya apa? ".
" Maaf non, saya kurang tahu"jawab pembantu itu.
"Masa nggak tahu si" ucap Raina
"Saya di sini hanya pembantu non jadi tidak tahu apa" jawab pembantu
Percobaan pertama pun gagal, lalu pergi dan me cari informasi ke tempat lain tapi tetap saja gagal.
"Aneh sekali, masa mereka nggak ada yang tahu tentang asal usul istri majikannya. Ini ada yang aneh" ucap Raina lirih.
Ingin sekali bertanya kepada nenek tapi ia tak berani.Sudah hampir siang Raina berada di dapur tapi tak mendapatkan informasi yang penting untuknya, ia hampir putus asa karena berlama-lama berada di dapur.
Tiba-tiba pembantu yang melihat Raina hanya duduk saja lalu memberikan pekerjaan padanya untuk mengupas bawang. "Apa ini" ucap Raina.
"Maaf non, dari pada pisau yang di pegang non Raina nganggur mending nona sambil mengupas bawang" kata pembantu itu.
Raina pun terpaksa melakukan yang belum pernah ia lakukan."Bisa-bisanya dia berani memerintah ku untuk melakukan ini, padahal di rumah mama pun tak berani menyuruh ku melakukan semua ini ucap Raina dengan kesal.
Saat mengupas bawang Raina tidak sengaja mengenai kukunya sampai kukunya yang panjang terpotong dan patah. ia semakin frustasi dan kesal lalu meletakkan pisaunya.
Raina melirik ke kanan dan ke kiri melihat keadaan sekitar, lalu ia menyelinap keluar dari dapur ia sudah tak tahan berlama-lama di dapur.
"Tak berguna udah capek-capek, baju bau bawang,badan keringetan, make-up jadi berantakan udah kuku kena potong nggak ada hasilnya sama sekali, sia-sia" ucap Raina kesal.
Kemudian Riko yang melihat Raina pun menghampirinya.
"Sedang apa di sini? tanya Riko.
Raina kaget di buatnya, " Kenapa, itu bukan urusanmu"jawab Raina.
"Mau maling ya" ucap Riko.
"Maling, enak aja. Tadi tu baru bantu-bantu di dapur, tapi aku nggak kuat lama-lama di dapur. " Jawab Raina.
"Di dapur, yang bener aja. Apa ini efek dari mabuk kemarin sekarang jadi rajin, apa jangan-jangan sekarang masih mabuk. " Kata Riko.
"Jangan mengada-ngada ya, awas kamu" ucap Raina sambil pergi meninggalkan Riko.