NovelToon NovelToon
Langit Yang Redup

Langit Yang Redup

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Trauma masa lalu
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: rahma qolayuby

Kelanjutan Novel 'Sepucuk Surat'
Khusus menceritakan kisah kakak Ifa, putri pertama Farel dan Sinta. Namun, Alurnya akan Author ambil dari kisah nyata kehidupan seseorang dan di bumbui pandangan Author untuk menghiasi jalan cerita.
Semoga kalian suka ya🥰🥰

------------------------

"Haruskah aku mengutuk takdir yang tak pernah adil?"

Adiba Hanifa Khanza, Seorang gadis tomboy tapi penurut. Selalu mendengarkan setiap perkataan kedua orang tuanya. Tumbuh di lingkungan penuh kasih dan cinta. Namun, perjalanan kehidupan nya tak seindah yang di bayangkan.

"Aku pikir menikah dengannya adalah pilihan yang terbaik. Laki-laki Sholeh dengan pemahaman agama yang bagus tapi ..., dia adalah iblis berwujud manusia."

Mampu kan Ifa bertahan dalam siksa batin yang ia terima. Atau melepas semua belenggu kesakitan itu?

"Kenapa lagi, kau menguji ku Tuhan?"

Ikutin kisahnya yuk, jangan sampai ketinggalan.

Salam sapa Author di IG @Rahmaqolayuby dan Tiktok @Rahmaqolayuby0110

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rahma qolayuby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Melanggar hukum

Ingin rasanya Ifa menolak untuk tinggal di rumah pemberian Abi Farel. Ifa ingin tetap tinggal dengan orang tuanya. Tapi, tak ada pilihan lain selain dari pada manut. Apalagi Ifa tak punya alasan untuk menolak.

Jika alasan hal itu, tentu itu tak bisa Ifa ungkapkan karena pasti tak akan ada yang mengerti.

Ifa sudah merasa lega karena semenjak tinggal di rumah kedua orang tuanya Akmal tak berani macam-macam.

Bahkan sudah tiga hari ini Akmal tak menyentuhnya. Mengingat bagaimana buasnya Akmal. Tapi, Ifa merasa takut jika hanya tinggal berdua. Ifa takut Akmal akan macam-macam.

Setiap orang ingin rasanya sesudah menikah hidup berdua terpisah dari siapapun. Tapi, tidak berlaku bagi Ifa jika suaminya seperti Akmal. Ifa selalu merasa was-was dan tak tenang.

Bukankah suami harus memberikan ketenangan dan perlindungan bagi istrinya. Tapi, Ifa malah tak tenang sama suaminya sendiri.

"Jadi istri Sholeha ya kak. patuh dan nurut sama suami."

"Kakak beruntung punya suami seperti nak Akmal yang paham agama."

Ucapan ummah Sinta terngiang-ngiang di telinga Ifa. Ifa tak tahu apa ia beruntung atau buntung punya suami seperti Akmal.

Di sepanjang jalan mereka hanya diam saja tak ada yang bercakap.

Sampai dimana mobil yang mengantar mereka terhenti di sebuah rumah yang cukup besar.

Abi Farel sangat paham kesukaan anaknya. Hingga memberikan rumah sederhana dengan taman luas.

Sudah mengantar anak dan menantu bahkan membantu Ifa beres-beres Abi Farel dan ummah Sinta pamit pulang.

Kini tinggal Ifa dan Akmal berdua. Setelah kepergian kedua orang tua Ifa membuat Ifa merasakan aura berbeda.

Entah kenapa Ifa menjadi takut jika berdua dengan Akmal. Tapi Ifa meyakinkan diri jika Akmal tak mungkin macam-macam apalagi ini bukan puasa.

"Dek, kamu di mana?"

"Dek?"

Ifa tersentak mendengar panggilan Akmal. Membuat Ifa yang sedang menatap taman belakang rumahnya langsung bergegas masuk.

"Iya, ada apa, mas."

"Buka baju kamu?"

"Buat apa? Kenapa harus di buka?"

Ifa memberanikan diri bertanya. Pasalnya Ifa sudah mulai was-was jika tatapan Akmal sudah berubah seperti itu.

Masa Akmal akan meminta Ifa melayaninya lagi di bulan puasa. Bukankah itu dosa. Ifa sudah menerka-nerka dan berpikir tak enak.

"Cepat buka."

"Tapi buat apa, mas?"

"Kamu mau membantah jadi istri."

Ifa sudah ketakutan Akmal berubah lagi sikapnya seperti predator yang akan memakan habis dirinya. Apalagi tatapan Akmal sudah gelap.

"Bisa gak kamu itu jadi istri Sholehah. Tampa membantah suami."

"Sini, kamu."

"Tapi apa yang mas lakukan ini salah."

"Tidak ada yang salah jika kamu nurut sama suami. Yang salah itu jika kamu tak nurut."

"Mas jangan."

Ifa sekuat tenaga memberontak tapi kekuatan Akmal sangat kuat membuat Ifa sulit sekali melawan. Padahal Ifa jago sekali berantem tapi kenapa di hadapan Akmal seolah kekuatan Ifa tak ada bandingannya.

"Mas mau kamu melayani mas seperti di vidio ini."

"Astaghfirullah."

Mata Ifa melotot sempurna melihat adegan menjijikan di ponsel Akmal. Ifa tak menyangka bagaimana bisa Akmal mempunyai vidio menjijikan seperti itu. Dan apa, Akmal menyuruh Ifa melakukan hal menjijikan seperti di vidio itu.

Rasanya Ifa sungguh mual. Kenapa Akmal tak bisa menahan hasratnya.

"Stop mas, ini salah, ini dosa."

"Yang dosa itu kamu gak mau nurut. Menyenangkan suami adalah pahala."

"Tidak mas, jangan di vidio!!!"

Pekik Ifa terkejut mencoba merampas ponsel Akmal. Ifa sungguh ketakutan bagaimana bisa Akmal bersikap seperti iblis.

"Jika kamu gak mau di vidio maka lakukan seperti itu. Mas mau kamu melakukannya."

"Tidak."

"Jangan membantah, mau jadi istri durhaka kamu, hah."

"Tapi ini salah, dosa mas, dosa. Kita tak boleh melakukannya. Kita sedang puasa."

"Alah, dosa. Tidak ada dosa jika kamu menyenangkan saya."

"Ingat mas, kita sedang puasa. Gak boleh..,"

"Saya akan tanggung dosa itu. Sekarang layani saya."

Deg!

Rasanya jantung Ifa copot detik itu juga. Hati Ifa sangat sakit. Dunianya seolah hancur akan kelakukan Akmal.

Sungguh biadab, bagaimana bisa Akmal memaksa Ifa melayaninya di saat puasa.

Memberontak pun percuma, Ifa tak punya tenaga lagi. Mendengar setiap kalimat yang Akmal ucapkan membuat Ifa begitu hancur berkeping-keping.

Bagaimana bisa Akmal yang paham agama memaksa Ifa untuk melayaninya di siang bolong bahkan di bulan puasa ramadhan begini. Itu sungguh sebuah dosa yang amat besar.

Sungguh Ifa merasa berdosa dan hina tapi tubuhnya tak punya kekuatan untuk melawan. Ifa hanya bisa menjerit dan menangis dengan apa yang Akmal lakukan.

Nafsu Akmal sungguh sangat besar dan tak pernah cukup sekali. Berkali-kali Akmal menggauli Ifa dengan perasaan puas. Karena hasratnya sudah tersalurkan.

Tinggal di rumah kedua orang tua Ifa membuat Akmal tersiksa dan hanya bisa bermain solo sambil menonton vidio haram.

Kini Akmal merasa bebas melakukannya karena tak ada yang melarang. Sungguh bejat dan tidak berperikemanusiaan apa yang di lakukan Akmal. Saking besarnya nafsu Akmal sampai melanggar hukum Allah.

Haram dan Dosa besar bagi orang yang bersenggama ketika sedang puasa ramadhan. Kenapa Akmal tak bisa menahannya sampai malam saja. Kenapa harus melakukan di siang bolong begitu.

Hati Ifa benar-benar hancur tak bisa di bayangkan lagi.

Ifa terus menjerit istighfar akan ketidakberdayaannya. Sungguh Ifa ingin menolak karena ini salah tapi Akmal terus memaksanya.

Ifa berharap Allah mengampuni segala dosa nya. Ifa tak berdaya, Ifa berharap Akmal akan menanggung segala dosa itu seperti yang di ucapkan ya.

Ifa tak pernah berpikir sekalipun Akmal akan se-biadab ini. Bahkan terus memaksa Ifa mempraktikkan halnya yang ada di vidio menjijikan itu. Tubuh Ifa benar-benar tak berdaya di buat Akmal.

Tak ada rasa kasihan sama sekali. Mata Akmal begitu gelap sampai telinganya tuli akan rintihan kesakitan dan tangis Ifa. Rasanya Ifa sungguh tak sanggup harus terus begini.

Memohon pun tak di dengar, Akmal seolah asik dengan dunianya sendiri. Terus mencari kepuasan dari tubuh molek Ifa. Tanpa peduli sesakit apa Ifa. Yang ada di pikiran Akmal hanya sebuah kepuasan semata.

Bagi Akmal, Ifa adalah miliknya. Semua yang ada pada diri Ifa adalah haknya. Maka Akmal berhak melakukan apa saja pada miliknya. Akmal bebas karena Ifa halal untuknya.

Yang salah itu jika Ifa bukan istrinya dan mereka berzina. Tapi, Akmal lupa jika apa yang dia lakukan sudah menentang syariat dan hukum.

Bahkan dengan sombongnya Akmal akan menanggung segala dosanya.

Pikiran yang sangat picik dan keji.

"Ya Allah, sampai kapan ini akan berhenti. Maafkan segala dosa-dosa Ifa."

Ifa terus menjerit dan memohon ampun pada Allah dengan apa yang mereka lakukan. Ifa tak kuasa melawan kebiadaban ini.

Tubuhnya begitu lemah dan sakit di area sensitif nya. Ifa yakin itu akan luka kembali.

"Mas sudah, Ifa tak kuat. Ini sangat sakit..,"

Rintih Ifa memohon belas kasihan Akmal agar menyudahinya. Ifa sudah benar-benar kesakitan.

"Sekali lagi dek, mas belum puas."

Ifa memalingkan muka menatap jijik pada Akmal. Sungguh Akmal tak ada rasa kasihan sama sekali jika sudah masalah ranjang.

Mau sampai kapan selesainya Ifa sungguh tak sanggup lagi.

Andai Akmal memperlakukannya dengan baik mungkin Ifa tak akan sesakit ini.

Bersambung ....

Astaghfirullôhal ... Astaghfirullôhal ....

Sungguh biadab😡😡😡😡😡😡

Kasihan Ifa😭😭😭😭

Maafkan Author ya Allah 🥺🥺🥺

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ....

1
DISTYA ANGGRA MELANI
Oh malang sekli hidup zain kecil, smg hnya prank aja, smg ada kesembuhan untuk baby kecil... Smngt
Siti Wiharti
bagus ceritanya jadi terbawa ikut ngerasa jadi Ifa😭
Rahma Qolayuby: Alhamdulillah, terimakasih kakak. Jangan jadi Ifa ya🤭
total 1 replies
Jumi Saddah
👍👍👍👍👍👍👍👍😍
Jumi Saddah
ntar lahir jgn mirip bapak tpi mirip ibu nya,,,
Rahma Qolayuby: Aamiin 🥰
total 1 replies
Diah Bundayaputri
dasar biadab😡😡😠😠😠👹👹👺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!