Kiara dan Tiara adalah gadis cantik kembar identik dari ibu tunggal yang bernama Shopia. Suami Shopia telah meninggal karena penyakit jantung sejak kedua putri mereka berumur 9 tahun. Sekalipun Kiara dan Tiara adalah saudara kembar, tapi sifat mereka jauh berbeda, bak langit dan bumi.
Penasaran dengan ceritanya?? baca yuk!
Ingat ya, ini hanyalah karangan fiktif semata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 Busuk Dari Pabriknya
Siang itu Kiara terpaksa menerima tawaran Angga yang ingin mengantarnya pulang.
"Trimakasih banyak ya Kak untuk bantuannya hari ini...," kata Kiara.
"Iya gak pa pa. Lain kali kalau dibully lagi sama Vivi dan Cindy, lapor saja ke guru BK. Kalau dibiarkan, mereka jadi ngelunjak. Yang rugi juga kamu sendiri. Apalagi masalahnya cuma karena cowok," sahut Angga yang juga berpesan pada gadis cantik itu.
"Iya, Kak."
Tak berapa lama Angga pun berpamitan pada Kiara.
"Kakimu kenapa, Ki?" tanya Tiara saat melihat saudara kembarnya masuk ke dalam rumah dengan jalan agak pincang.
"Tadi gak sengaja terpeleset di toilet," jawab Kiara berbohong dengan tetap melanjutkan langkahnya menuju ke kamarnya.
Syukuriiin! batin Tiara senang dengan senyuman menyeringai.
*
Jam 05.23 sore...
Tampaklah Vivi dan Cindy sedang keluar dari toko perhiasannya Koh Liam, temen papa Vivi.
Semua perhiasan Tiara, oleh Koh Liam dihargai 2 juta. Namun karena Vivi sekarang sedang punya dendam pada keluarga Tiara, gadis itu bermaksud nilep alias maling sebagian uang Tiara. Itung-itung upahnya ngejualin katanya.
"Kita jadi cari makan di mall, Vi?" tanya Cindy.
"Jadilah," jawab Vivi mantap.
Tak berapa lama, Vivi pun melajukan sepeda motor maticnya menuju ke salah satu mall yang ada di kota itu dengan membonceng Cindy.
Sekarang ini, kedua cewek tersebut sudah berada di sebuah gerai makanan. Sambil menunggu pesanan mereka siap, Vivi mengeluarkan amplop yang berisi uang hasil menjual perhiasannya Tiara, lalu mengambil 3 lembar uang berwarna merah kemudian memasukkannya di dompetnya.
Cindy yang melihat aksi nilep nya Vivi, tidak berkomentar sama sekali karena mereka berdua memang sefrekuensi.
"Kalau Kiara lapor ke guru BK gimana, Vi?" tanya Cindy sambil sepasang matanya menonton you tube.
"Santai saja Cin, dia gak bakalan berani ngadu ke guru BK," jawab Vivi dengan pede nya.
"Takutnya kalau dia berani ngadu ke guru BK, trus orang tua kita dipanggil, kita bisa berabe, Vi," lanjut Cindy.
"Halah Cin Cin, kamu itu penakut banget. Sudah ah, gak usah mikirin masalah yang kemarin."
Tak berapa lama, makanan pesanan kedua cewek itu diantar oleh pramusaji. Kemudian Vivi dan Cindy makan dengan santainya tanpa merasa bersalah sekalipun uang yang mereka pakai untuk membeli makanan adalah uang hasil nilep.
*
Ketika Shopia pulang kerja, wanita paruh baya itu juga bertanya perihal kaki Kiara. Sama seperti sebelumnya, gadis cantik berambut hitam lurus sepinggang itu juga memberikan jawaban yang sama seperti jawabannya pada Tiara.
Di kamar Kiara...
Sambil belajar, gadis cantik itu kembali mengingat kejadian siang tadi di sekolah. Dia sama sekali tidak menyangka jika Vivi dan Cindy sampai berani melakukan kekerasan fisik padanya hanya gegara cowok. Setelah menghela nafas panjang, Kiara pun mengirim pesan lewat WA kepada Roni.
Kiara : [Ron, mulai besok kita gak usah ketemuan lagi]
Roni : [loh, kenapa Ki? Kamu dimarahi mamamu?]
Kiara : [maaf Ron, aku gak bisa memberitahu alasannya. Yang jelas, mulai besok kamu jangan deketi aku lagi. Sudah ya, chat-chatan nya sampai di sini saja]
Begitu selesai nge chat Roni, Kiara langsung memblokir no WA cowok ganteng itu.
*
Sementara itu di dalam kamar Roni, cowok ganteng tersebut merasa galau setelah di chat Kiara. Roni merasa ada sesuatu yang tidak beres hingga Kiara mengirimkan chat seperti itu bahkan langsung memblokir no WA nya.
Di saat Roni berusaha menebak kira-kira apa yang sedang terjadi dengan Kiara, HP nya pun bergetar.
Angga : [Ron, ini aku Angga, anak kelas XII]
Roni : [iya kak, ada apa ya kok nge chat aku?]
Angga : [urus tuh sasaengmu Vivi dan Cindy. Siang tadi dia melakukan kekerasan fisik pada Kiara]
Roni : [Ha?! Beneran kak? La terus keadaan Kiara gimana?]
Angga : [jalannya agak pincang. Aku yang tadi nganter dia pulang sekolah]
Roni : [Kiara diapakan sama 2 cewek saraf itu kak?]
Angga : [aku gak tahu pasti sih. Tadi waktu aku tanya Kiara, dia gak mau jawab. Tanya sendiri saja sama Kiara, kamu punya no WA nya kan?]
Roni : [no WA ku baru saja diblokir sama dia kak]
Angga : [dia diancam sama sasaengmu tuh]
Roni : [memangnya kakak tahu sendiri kalau Kiara diancam? Ngancamnya gimana?]
Angga : [aku tadi denger samar-samar percakapan antara Vivi sama Kiara dari samping tembok dekat toilet. Aku juga sengaja ngrekam perbincangan mereka, tapi hasil rekamannya kurang jelas]
Roni : [ngrekam? Kakak gak bantu Kiara waktu disakiti Vivi sama Cindy?]
Angga : [aku sengaja berbuat demikian karena sedang cari bukti yang bisa buat 2 cewek konslet itu dihukum atau mungkin di skors. Biar kapok. Dari dulu aku sudah muak lihat kelakuan mereka berdua]
Roni : [tapi kasihan Kiara, kak]
Angga : [kalau kamu kasihan sama Kiara, mending kamu jauhi dia. 2 cewek konslet itu mbully Kiara kan gegara kamu]
Chat-chat an antara Angga dan Roni pun selesai.
Jadi ini penyebabnya Kiara nglarang aku deketi dia dan memblokir no WA ku ... batin Roni sambil memikirkan bagaimana caranya dia bisa memberi pelajaran pada Vivi dan Cindy.
*
Keesokan harinya di salah satu area sekolahan yang sepi...
"Ini Ti hasil penjualan perhiasanmu. Sama Koh Liam dibeli 1,7 juta," kata Vivi sambil menyerahkan sebuah amplop putih panjang berisi uang pada Tiara.
Sekalipun Vivi merasa malas untuk ketemu dan ngobrol dengan Tiara, tapi cewek itu terpaksa melakukannya karena ada maksud tersembunyi.
"Trimakasih banyak ya Vi karna sudah ngebantu q," ucap Tiara yang tak lama kemudian mengambil 2 lembar uang seratus ribuan dari amplop itu lalu memberikannya pada Vivi.
"Ini Vi untuk imbalannya. Segitu cukup gak?" tanya Tiara.
"Cukup kok Ti, trimakasih," sahut Vivi dengan hati senang karena apa yang diprediksi olehnya benar-benar terjadi. Sekarang tinggal memastikan 1 hal lagi dan kali ini yang lebih penting.
"Oh ya Ti, kemarin saudara kembarmu itu crita-crita sesuatu ke kamu atau ke mamamu gak?" Vivi mulai masuk ke point yang penting tadi.
"Kemarin?" Tiara tampak berpikir.
"Setauku kemarin itu si resek pulang sekolah dengan jalan agak terpincang. Waktu kutanya, katanya sih kepleset di toilet. Pas ditanya sama mama jawabannya juga sama," terang Tiara.
"Dia dianter pulang siapa? Roni?" tambah Vivi.
"Bukan, dia dianter sama Kak Angga," ujar Tiara.
"Kak Angga? Cowo kelas XII yang kutu buku itu?" imbuh Vivi.
"Iya, Kak Angga si kutu buku," balas Tiara.
"Kok bisa Kak Angga nganter dia pulang sekolah?" selidik Vivi.
"Kalau masalah itu aku gak tau, Vi. Memangnya ada apa sih?" lanjut Tiara tanpa menaruh curiga.
"Gak, gak ada apa-apa. Sekedar tanya saja."
Setelah mendengar penuturan Tiara, Vivi merasa jika posisinya tetap aman dan semakin yakin jika Kiara gak bakalan ngadu ke guru BK perihal kejadian kemarin siang.
oga Tiara sadar kelakuan buruknya...
trimakasih dan salam sukses buat kalian 🙏