Alice Catlyn, seorang gadis culun yang selalu menjadi sasaran ejekan perundungan di sekolah, menemukan pelipur lara dalam sosok seseorang yang selalu hadir untuknya. ketulusan dan kepedulian orang itu membuat Alice diam-diam jatuh cinta. Namun perasaannya tetap tersimpan rapat, tak pernah di ungkapkan.
beberapa tahun kemudian, Alice berubah menjadi pribadi yang ceria dan penuh semangat. Di tengah kehidupannya yang baru, ia bertemu dengan seorang pria berhati dingin dan penuh misteri. tatapan tajam dan wajah datar pria itu tak mampu menyembunyikan cinta mendalam yang ia rasakan untuk Alice
Kemanakah hati Alice akan berlabuh? kepada seseorang yang dicintainya atau seseorang yang mencintainya?
Ikuti perjalanan cinta Alice yang penuh dengan Lika liku, dalam"Cinta Terakhir Alice". sebuah kisah yang menyentuh hati tentang pilihan dan takdir cinta.
Note: kisah ini terbagi menjadi 2 season, season pertama di masa sekolah SMA dan season kedua di masa dewasa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nda apri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kau mencintainya bukan!
Dua hari kemudian, saat jam istirahat, Alice sedang duduk di kelas sendirian, menikmati sedikit ketenangan setelah pelajaran yang padat. Namun, keheningan itu segera dipecahkan oleh suara yang memanggil namanya.
"Alice!" panggil Rachel dari pintu kelas.
Alice mendongak, sedikit terkejut melihat Rachel memanggilnya. Biasanya, Rachel lebih memilih untuk menghindarinya atau melemparkan pandangan sinis.
"Ya?" jawab Alice pelan.
"Aku ingin bicara denganmu. Ada waktu sebentar?" Rachel melangkah masuk, matanya menatap langsung ke arah Alice.
Alice merasa sedikit canggung, tetapi dia mengangguk. "Tentu, ada apa?"
"Ikut aku sebentar ke rooftop. Lebih tenang di sana," ujar Rachel tanpa menunggu jawaban lebih lanjut, lalu berbalik menuju pintu. Alice, meski ragu, mengikuti langkah Rachel keluar dari kelas.
Sementara di lain sisi, Stella, Megan, Mike dan juga Rey yang hendak memasuki kelas, melihat Rachel pergi bersama Alice. diam diam mereka mengikuti dari kejauhan.
Sesampainya di rooftop, Rachel berhenti di ujung memandang jauh ke arah langit yang cerah. Alice berdiri beberapa langkah di belakangnya, menunggu Rachel membuka percakapan.
"Jadi apa yang ingin kamu bicarakan?"tanya Alice mencoba memecah keheningan
Rachel menarik napas dalam-dalam sebelum berbalik menghadap Alice, dengan tatapan yang sulit di artikan."Tidak ada, aku hanya ingin menceritakan sebuah kisah kepadamu."
Alice mengernyit dan menunggu Rachel melanjutkan ucapannya.
"Kau tahu, Alice, aku jatuh cinta pada Danzel saat pertama kali masuk sekolah ini. begitupun dengan Danzel yang merasakan hal sama, dia juga sudah tertarik padaku sejak dulu, Selama hampir dua tahun, aku menunggu Danzel untuk mengungkapkan perasaannya. Aku tidak tahu mengapa dia butuh waktu begitu lama untuk melakukannya, terutama saat kita masih duduk di kelas satu."
Rachel melirik Alice sekilas sebelum melanjutkan, "Aku mulai merasa bosan menunggu. Kecantikanku ini, tentu saja, tidak bisa disia-siakan begitu saja, jadi aku sering bergonta-ganti pasangan. Tapi, meskipun begitu, hatiku selalu kembali kepada Danzel."ujar Rachel tersenyum tipis
Rachel menatap jauh ke depan, seolah mengingat masa-masa itu. "Akhirnya, saat kelas tiga, Danzel menyatakan cintanya kepadaku. Dan aku menjadi kekasihnya. Saat itu, aku merasa sangat bahagia. Dia adalah pria yang sempurna di mataku. Tampan, populer, dan dia memilihku."
Alice terdiam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Rachel.
Rachel menarik napas panjang, ekspresinya tiba-tiba berubah. Wajah yang tadinya penuh keyakinan perlahan berubah menjadi sedih.
"Tapi sekarang, setelah akhirnya aku mendapatkan Danzel, aku menyadari sesuatu..." ucapnya dengan suara pelan"Ada seseorang yang bisa menjadi penghalang di antara kita"
Alice menatap Rachel dengan kebingungan dan tegang
"Seseorang itu... adalah kau, Alice," kata Rachel, nadanya terdengar berat.
"Aku bisa melihat bagaimana dia menatapmu, bagaimana dia bersikap di sekitarmu. Bahkan ketika dia sudah bersamaku, ada bagian dari dirinya yang tampaknya tidak pernah benar-benar jauh darimu."
Alice terdiam, hatinya berdetak kencang. Dia tidak tahu harus berkata apa.
"Kau tahu, Alice," ucap Rachel tiba-tiba, nadanya berubah lebih ringan namun tajam, "Aku sering bertanya-tanya, mengapa Danzel begitu memperhatikanmu. Apakah mungkin... kau menyimpan sesuatu untuknya?"
Deg!
Alice membelalakkan matanya,"Apa maksudmu, Rachel?" tanyanya berusaha tenang
Rachel melangkah maju, mendekatkan wajahnya sedikit ke arah Alice. "Kau mencintainya, bukan?" tanyanya pelan, tapi terdengar seperti tusukan tajam.
"Aku tidak—" Alice berusaha menjawab dengan tenang, meski suaranya mulai goyah.
"Benarkah? Jadi semua perhatian yang kau berikan padanya hanya sekadar persahabatan? Semua tatapanmu? Semua kedekatanmu? Jangan bohongi dirimu sendiri, Alice."
Alice membuka mulut untuk membalas, tapi tidak ada kata yang keluar.
"Apa kau tahu," Rachel melanjutkan, nadanya lebih provokatif, "Danzel selalu menyelamatkanmu dari bahaya, Saat kau akan di lecehkan oleh Rey dan saat kau akan tertabrak mobil."
"Pada saat itu aku ada disana, tetapi dia seolah tidak menganggap ku dan fokus pada dirimu. Apakah kau tahu betapa sakitnya hal itu!"Rachel menggertakkan giginya, suaranya penuh emosi.
"Aku tidak meminta dia melakukan itu!" balas Alice dengan berani
"Tapi dia melakukannya!" Rachel memotong cepat. "Dan kenapa? Karena kau! Kau selalu ada di pikirannya. Aku bisa melihatnya di matanya."
"Jadi aku bertanya lagi, Alice..." Rachel mendekat, menatap Alice dengan tajam, "Kau mencintainya, bukan?"
Bersamaan dengan itu tanpa sepengetahuan Alice, Rachel terlihat mengirimkan pesan kepada seseorang.
Alice merasa seluruh tubuhnya menegang. pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, seakan menusuk relung hatinya yang paling dalam.Namun, sebelum Alice bisa menjawab, Rachel tiba-tiba mundur, langkahnya semakin dekat ke tepi bangunan.
"Jawablah sekarang juga! Atau aku akan melompat dari sini," ancam Rachel dengan tatapan yang mulai liar. Satu kakinya sudah terangkat, menggantung di udara, sementara tubuhnya sedikit goyah di atas tepi atap.
"Rachel! Apa yang kamu lakukan?"teriak Alice panik, dengan cepat menahan tangan Rachel, Tangan mereka saling menggenggam erat, cengkeraman Alice begitu kuat
"Kalau begitu katakanlah sekarang Alice! kau juga pasti bermimpi bisa bersama Danzel kan?kau juga pasti membayangkan rasanya memiliki kekasih sepertinya."desak Rachel dengan suara serak
Alice mulai kehilangan kendali. Perasaan yang selama ini dia tekan dalam-dalam mulai muncul ke permukaan. Matanya memanas, dadanya terasa sesak. Dan akhirnya,
"Ya! Aku mencintainya! Aku mencintainya, sejak lama! Tapi aku tahu dia tidak akan pernah menjadi milikku!"
"Aku tahu bahwa cinta yang ku simpan ini mungkin tak akan pernah terungkap. namun dalam diam aku selalu berharap, meski hanya sedikit, bahwa suatu hari Danzel akan melihatku benar-benar melihatku, dan mungkin merasakan hal yang sama. Tetapi-
belum sempat Alice menyelesaikan ucapannya, Rachel tersenyum puas dan melepaskan genggamannya. Wajah Rachel berubah dingin, dan tanpa peringatan, ia melompat dari tepi atap.
"Rachel!" Alice menjerit kaget, matanya membelalak tak percaya. ia melangkah maju, berusaha meraih tubuh Rachel yang sudah melayang jatuh ke bawah.
cara nya hanya wajib follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm. Maka saya akan undang Kakak untuk bergabung bersama kami. Terima kasih