Keyz tanpa sengaja menelan Kristal Kehidupan milik Gabrielle dan Lucifer sehingga dia memiliki dua kekuatan dahsyat pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cursed
“Uehem!! Jadi begini.!!” Tiffa sok tegas lagi saat ini. “Kita balik ke Sad Town. Dan, aku mohon rahasiakan tentang Tecacha. Keyz, Eru.” Dia memandangi kami bergantian... “Aku mohon....” dia menundukkan kepalanya kepada kami.
“Tapi... Kak... Aku tidak enak sama dengan warga yang lain... Mereka benar-benar membenci pengguna ilmu sihir kegelapan.” Kata Tecacha.
“Jangan khawatir, Cha.” Kataku. “Aku sekarang juga bisa melakukan tehnik kutukan... Kalau kamu di usir. Aku bakalan melindungi mu.”
“Masalahnya Keyz. Aku menggunakan sihir itu tujuan jahat. Sedangkan kamu... Kamu menggunakannya untuk menolong orang lain.” Sahut Tecacha.
“Awalnya kamu tidak bermaksud begitu kan?” aku menimpali.
“Tetap saja ujung-ujungnya aku membahayakan kalian. Aku....”
“Eru? Mana jawabanmu?” tanya Tiffa tanpa mempedulikan kata-katanya adiknya itu.
“Aku... Aku bisa merahasiakannya kok. Aku... Aku jatuh cinta kepada adikmu Nona Tiffa.” Jawabnya sambil malu-malu. “Aku siap melindungi dia.”
“Eru... -///- “ Tecacha malu-malu juga.
“Uwehem!! Jadi, kita bisa merahasiakan ini kan?” tanya Tiffa.
“Tentu saja.” Jawabku dan Eru bersamaan.
Nex
Sesampainya di Sad Town, hari menjelang petang. Roar sudah mulai di tempatkan di jalanan sebagai penerangan jalan.
Suasana syahdu, hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari mulai di tinggalkan.
Para petualang, pedagang, pengemis, tukang tipu, tukang sapu. Pak sayur, Bu babu telah pulang ke rumahnya masing-masing. Di gantikan oleh para kupu-kupu malam. Bila tidak kuat iman, ya runyam.
Aku ke bar untuk sekedar makan malam. Sudah lama tidak marung sambil ngopi semenjak punya rumah sendiri.
Kalau di ingat-ingat, cukup singkat waktu berlalu semenjak pertama kali aku menginjakkan kaki di Sad Town.
Kota kemalangan... Nama kota ini sekarang nasib para penduduk sebelumnya. Mereka terkena dampak langsung dari perang antara dewa dan iblis. Sejak saat itulah nama Sad Town di gunakan.
Setelah kenyang, aku membayar uang ke pelayanan bar, karena si gempal berotot itu sepertinya libur hari ini. Itulah alasan kenapa aku tidak memiliki teman ngobrol saat di bar.
Nex
Aku membuka portal menuju pulau pribadi milik Suki di dekat dermaga tengah Sad Town.
“Lah? Di mana ini?” aku yakin aku sudah memikirkan pulau pribadi milik Suki. Dan seharusnya, key Teleport ini menuju kesana. Tapi, ini tidak tampak seperti pulau pribadi milik Suki!!! Sangat berbeda!!!
Ribuan Roar kecil berterbangan kesana kemari. Aku yang memiliki trauma terhadap Roar, sedikit ngeri-ngeri sedap melihat mereka. Tapi, mereka tidak merespon kehadiranku.
Ada juga ratusan jamur bercahaya di bawah pohon-pohon ek. Dan sungai-sungai nya di penuhi oleh monster ikan yang lucu-lucu dan bercahaya juga!!
Ada cahaya di belakang pohon besar di depanku. Aku menuju ke arah sana.
Di balik pohon itu berdirilah dengan kokoh rumah Suki!! Oi... Apa maksudnya ini?
Ini beneran di pulau pribadi milik Suki? Atau aku nyasar entah kemana, dan menemukan rumah yang kebetulan mirip rumahnya Suki?
Tapi, aku yakin itu rumah dia. Dan kalau benar, di seberang sungai itu pasti ada rumahku. Kalau ini benar di pulau pribadi milik Suki.
Aku berjalan lagi menuju arah yang aku maksud.
Ada!!! Rumahku ada!!! Hanya di halaman dan sekitar rumahku sajalah yang tetap seperti semula.
Kali ini aku berjalan menuju rumah Suki. Mengetok pintunya, dan....
“Ah... Suamiku.. akhirnya kamu pulang juga.” Suki menyambut ku dengan pakaian kimono mini. -//-
“Di luar sana....” belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, dia memotong begini.
“Indah kan? Alice membantu ku menata ini semua.”
“Tidak ada tiga hari sudah kayak di dunia lain!!! Gimana caranya?”
“Besok aku beri tahu... Aku mengantuk... Ayo, suamiku... Kita harus segera tidur...”
“Benar juga... Sudah malam... Aku juga sudah terlalu capek untuk berfikir... Aku pulang dulu.. sampai besok...”
“Suamiku? Tidak kah kamu mau menginap di rumahku? Disini lebih nyaman... Dan kita bisa....”
“Bodoh ah...” aku berlalu tanpa banyak protes seperti biasanya. Capek deh.
“Cih... Masih Keyz yang biasanya.” Terdengar suara Suki menggerutu di belakangku. “Dadar bocah... Cih... Bla bla bla...” sampai di depan rumahku pun dia masih saja menggerutu.
Nex
Pertama, masukan biji pohon, bunga, atau jamur yang kamu inginkan, di tempat yang kamu inginkan. Lalu, dengan sihir air, sirami dia. Selanjutnya, pakai sirih api, buat bola api dan taruh di atasnya, jangan sampai menyentuh nya, dan....
Pohon, bunga dan jamur, tumbuh seketika.
Aku tidak percaya bisa begitu mudahnya tumbuh. Suki berkata, kalau itu bisa di lakukan di tanah sini saja.
Sekarang sudah hampir setengah hari ketika Suki dan Alice melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka berdua membuat tanah impian mereka.
Dan..
“Aku juga boleh membuat rumah disini?” tanya Alice kepada Suki.
“Ya... Silahkan.” Jawab Suki dengan nada datar nya yang biasa. “Yang bisa masuk ke dalam sini adalah orang-orang yang baik.”
“Aku tidak sebaik itu...” jawab Alice pelan. “Kita lanjutkan pekerjaan kita.”
“Heem..” Suki tiba-tiba menatapku. “Suamiku... Kemarin kamu berburu apa saja? Boleh tau?”
Aku mengeluarkan barang-barang yang aku peroleh dari gunung Merapi kemarin. Ada daging keong api... Ada batu-batu merah, aku mendapatkannya dari para Ghost Lanter.... Lalu kotak yang di berikan oleh Satan.
“Wahhh... Batu mulia...” kata Suki. “Bisa di jadikan lampu hias. Lalu ini... Daging keong api!! Yee, kita makan enak. Alice?” Alice pun matanya berbinar-binar.
“Baik. Nanti aku akan mengambil peralatan masak. Nanti sore aku masakin sesuatu yang sangat enak!” jawab Alice. “Sekarang, kita lanjut dulu. Keyz? Kamu bisa mencari kayu?”
“Iss. Aku lupa, kalo kamu pelakor...” kata Suki sambil membuang muka.
“Aahh... Sukiii..” Alice memeluk Suki sambil menggelitik dia.
“Wahahaha... Hentikan... Geli...” Suki bilang begitu pun tampa ekspresi. “Suamiku... Tolong...”
“Bodoh amat. Kita bukan suami istri!” aku beranjak berdiri... Gaswat melihat dua betina saling berpelukan seperti itu.. -//-‘
“Cih. Ga seru.” Kata Suki.
“Aku mau mencari kayu. Alice. Maunya kayu seperti apa?”
“Terserah, yang penting bisa buat di pakai membangun rumah.”
Nex
Di Sad Town.
Hiruk-pikuk terjadi. Keriuhan di depan kantor walikota, orang-orang membludak di depan jembatan. Jembatan penghubung pusat kota dan gedung balai kota di jaga oleh ratusan tentara. Salah satunya... Eru!!
Aku berhasil menerobos kerumunan, dan menghampiri Eru.
Aku menatap dia dengan pandangan pertanyaan, ‘ada apa?’. Dia mengangkat bahu sambil melirik ke papan pengumuman di samping jembatan.
'Eksekusi si penyihir merah!! Dia pelaku kejahatan!! Pelaku praktek sihir kegelapan!' Dan terpampang sketsa wajah. Tecacha!!!!
Di sebelahnya ada pamflet lain.
'Usir Tiffa!! Dia pasti ada hubungannya dengan penyihir merah!! Dia pasti terlibat!! Usir juga semua yang berhubungan dengan penyihir merah!!' Di sini ada sketsa wajah Tiffa.
Dan semua kata-kata yang menyakitkan hati.
Oi... Ada apa ini?
Apa yang sedang terjadi?