Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Mobil yang dikendarai oleh Dila kini melewati jalan St. James Park. Dila yang awalnya ingin mengebut kini terjebak macet yang cukup parah, karena saat ini adalah jamnya para karyawan pulang kerja. Hingga membuat jalanan yang biasanya tidak macet berubah menjadi jalanan yang padat merayap.
Setelah melewati kemacetan yang parah, dengan menempuh perjalanan hampir satu jam. Dila akhirnya sampai didepan gedung perkantoran Greenerg.
"Sial sudah tutup." Gumam Dila yang berdiri di depan pintu masuk gedung perkantoran Greenerg. Menatap kedalam gedung perkantoran yang sudah sepi tidak ada siapa pun. Dengan langkah gontai Dila berjalan kembali menuju mobilnya.
"Miss Dila." Panggil Jack ketika melihat Nona Dila yang berada di luar gedung.
Dila yang merasa dipanggil oleh suara yang dikenalnya, membalikkan tubuhnya. Dan melihat ada Jack yang berjalan kearahnya.
"Jack, kau masih disini?" Tanya Dila.
"Iya, karena aku sedang menunggu anda nona!" Jawab Jack, menatap pada Nona Dila sambil menahan rasa tawanya karena melihat penampilan Nona Dila yang beda dari biasanya.
"Menungguku?" Tanya Dila.
"Lebih tepatnya tuanku yang sedang menunggu anda."
"Jadi Tuan Aiden masih disini?" Tanya Dila dengan tersenyum.
"Iya Nona. Mari saya antar anda ke ruangannya!" Jack mempersilahkan Nona Dila berjalan terlebih dahulu.
Setelah sampai di depan ruangan Tuan Aiden, Jack membuka pintu ruangan tersebut dan berjalan masuk bersama Nona Dila yang berjalan disampingnya.
"Tuan, Nona Dila sudah datang." Ujar Jack, pada Tuan Aiden yang sedang duduk di kursinya yang menghadap kebelakang.
Aiden yang mendengar perkataan Jack, langsung membalikkan kursinya kearah depan untuk melihat wanita yang sudah membuatnya menunggu seharian. "Kenapa kau datang -- " Aiden yang tadinya ingin marah-marah. Langsung terdiam saat melihat penampilan mantan sekretarisnya.
Dila berdiri didepannya dengan rambut panjang yang tergerai indah dan hanya menggunakan kaos yang besar dengan celana jeans pendek. Memperlihatkan kedua kakinya yang terlihat mulus dan putih, tak ketinggalan sendal teplek yang dipakainya. Memperlihatkan sosok Dila yang terlihat sangat sederhana dan terlihat lucu di mata Aiden.
Dila yang merasa ditatap dengan tatapan aneh, melihat kearah dirinya sendiri. Dan langsung terkaget saat menyadari kalau dirinya lupa mengganti pakaian santainya dengan pakaian pergi. "Maaf karena terburu-buru aku lupa mengganti pakaianku. "Ujar Dila dengan suara yang pelan.
Jack melihat Tuan Aiden yang masih saja diam tidak berbicara sama sekali. "Hem ... Tuan, Nona Dila bilang dia minta maaf karena tidak sempat mengganti pakaiannya." Jack berkata dengan sangat keras.
"Tadi kau bilang apa Jack?" Tanya Aiden yang baru tersadar dari lamunannya.
"Nona Dila minta maaf karena lupa mengganti pakaiannya." Jack mengulangi perkataannya.
"Oh ... aku kira apa? Tidak masalah dia memakai apa pun karena bagiku tetap saja terlihat jelek." Ucap Aiden dengan datarnya.
"Kau mengatai ku jelek, tapi memintaku untuk menjadi istrimu!" Sindir Dila dengan kesal.
"What? Tuan meminta anda untuk menikah?" Tanya Jack dengan wajah yang terkejut.
"Jack ... ! Mau rumah sakit atau tempat pemakaman?" Tanya Aiden dengan tatapan tajamnya pada Jack.
"Ma-maaf tuan." Jack kembali terdiam, dengan sejumlah pertanyaan yang berputar di kepalanya. Kenapa Tuan Aiden mengajak Nona Dila menikah, karena dulu waktu ia menawarkan idenya untuk menikah dengan Nona Dila ditolaknya mentah-mentah.
"Bagus, sekarang kau keluarlah dan tunggu didepan pintu!" Perintah Aiden.
"Tapi tuan -- "
"Jack ... !" Aiden menatap Jack dengan tatapan membunuhnya.
"Baik tuan." Jack langsung meninggalkan ruangan tuannya, masih dengan sejuta pertanyaan yang berputar di benaknya.
Setelah Jack keluar, kini hanya ada Dila dan juga dirinya di ruangan tersebut. "Jadi apa keputusanmu?" Tanya Aiden.
"Aku setuju menikah denganmu, dengan satu syarat." Pinta Dila.
"Aku tidak menerima persyaratan apa pun." Jawab Aiden dengan cepat.
"Kenapa kau langsung menolak? Aku Kan belum bicara apa syarat yang ingin aku katakan." Protes Dila.
"Apa pun syarat darimu, aku tahu pasti akan merugikan ku! Jadi aku menolaknya." Ujar Aiden dengan tersenyum licik.
"Kau itu orang yang sangat licik!" Ejek Dila.
"Kalau aku tidak licik, aku tidak akan menjadi orang sukses seperti sekarang." Aiden berkata dengan santai sambil menatap Dila yang terlihat kesal.
"Baiklah kalau kau tidak mau mengabulkan syarat ku. Aku akan menarik kembali keputusanku! Kau mau melaporkanku ke pihak yang berwajib silahkan." Ujar Dila berusaha untuk tenang dan tegas.
Aiden terdiam mendengar perkataan Dila. Tidak bisa dipungkiri, dirinya membutuhkan sosok Dila untuk menangani Grandma agar membatalkan pertunangannya dengan Viola.
"Baiklah apa syaratnya?" Tanya Aiden. "Dan ingat hanya satu tidak boleh lebih." Ujar Aiden dengan tegas.
"Setelah kita menikah, aku tidak ingin satu kamar denganmu. Jadi kita tinggal dikamar yang terpisah." Ucap Dila.
Aiden menatap Dila dengan tatapan intens, Aiden tidak menyangka ada seorang wanita yang menolak untuk tinggal di satu kamar yang sama dengannya. Aiden berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Dila.
"Persyaratan mu aku tolak!" Jawab Aiden. Berjalan memutari tubuh Dila dan berhenti di tepat di belakang tubuh Dila.
"Kenapa kau menolaknya?" Tanya Dila.
"Aku sudah bilang padamu bukan. Kalau pernikahan ini bukan pernikahan kontrak, seperti di novel atau di film yang sering kau lihat!" Bisik Aiden tepat di sebelah telinga Dila. Membuat Dila merasakan geli di telinganya.
"Tapi kita menikah tanpa cinta." Dila membalikkan tubuhnya dan kini saling bertatapan langsung dengan wajah Aiden. "Dan aku tidak mau melakukan sex dengan pria yang tidak aku cintai." Lirih Dila.
Aiden langsung tertawa dengan keras begitu mendengar pengakuan Dila yang sangat jujur dan terdengar sedikit kuno untuk ukuran seorang wanita yang berumur dua puluh delapan tahun.
"Kenapa kau tertawa?" Tanya Dila
"Karena perkataan kau itu lucu, dan kau tahu? Perkataan seperti itu hanya diucapkan oleh wanita yang berfikiran kuno dan wanita yang masih virgin." Ujar Aiden yang kembali tertawa lebih keras.
Namun tawanya langsung berhenti saat melihat wajah Dila yang terlihat menundukan kepalanya. "Apa kau masih virgin?" Tanya Aiden dengan ekspresi yang tidak percaya. Dan melihat dari diamnya Dila semakin memperkuat dugaan Aiden kalau mantan sekretarisnya itu masih virgin.
"Aku masih virgin atau tidak itu bukan urusanmu." Jawab Dila dengan ketus.
"Sudahlah kita tidak perlu membahas masalah ini, lagi pula aku juga tidak akan menyentuhmu." Aiden kembali duduk ditempatnya.
"Kau berjanji?" Tanya Dila.
"Aku tidak bisa berjanji, karena aku takut kaulah yang akan memintanya padaku nanti!" Ujar Aiden sengaja menggoda Dila.
"Ish ... aku tidak akan pernah memintanya!" Dila mengerucutkan bibirnya.
"Sudahlah ada hal yang lebih penting dari pada membahas masalah sex." Ujar Aiden dengan wajah yang mulai serius.
"Masalah penting?" Dila mengangkat kedua alis matanya.
"Grandma Irene! Kau harus bisa membuatnya menyukaimu dan mau menerima rencana pernikahan kita."
"Grandma Irene itu siapa?" Tanya Dila dengan wajah bingung.
"Jack!" Aiden memanggil Jack untuk masuk kedalam ruangannya.
Jack yang menunggu diluar pintu, langsung masuk kedalam ruangan Tuan Aiden. "Iya tuan." Jawab Jack. Yang sudah berdiri di samping Dila.
"Kau beritahu padanya semua tentang Grandma Irene. Dan aku percayakan semuanya padamu untuk mempersiapkan Dila bertemu dengan Grandma irene." Perintah Aiden.
"Baik tuan." Jack membawa Nona Dila duduk disofa tengah untuk memberitahu semua tentang Nyonya besar.