Di nikahi karena hamil anak sang majikan tidak menjamin membuat hidup Kanaya Bahagia. Ia justru semakin menderita dari sebelumnya.
Belum seberapa lama ia menikah, Kanaya harus kembali menelan pil pahit ketika suaminya dengan tega menikah lagi dengan wanita yang di cintainya.
Sakit, lahir dan batin Kanaya rasakan saat Aditya sang suami lebih mengutamakan istri mudanya di bandingkan dirinya.
Terlebih, sebuah fitnah yang datang dari ibu mertua dan madunya membuat Kanaya di usir dalam keadaan hamil muda.
Terpaksa Kanaya Harus merawat anaknya seorang diri dengan penuh ketulusan. Hingga beberapa tahun setelahnya Kanaya bertemu dengan seorang pria Duda beranak dua yang mampu menerima dirinya apa adanya.
Akankah Kanaya bahagia dengan Pria tersebut? Atau Justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah
Menanggung beban seorang diri memanglah berat, Tapi mau bagaimana lagi, mungkin sudah takdirnya begitu. Sudah beberapa hari ini, semenjak mengetahui pernikahan Aditya dan Aline, Kanaya selalu mengurung diri di kamarnya. Kanaya hanya keluar di saat bu Ningsih menyuruhnya makan saja, itupun hanya beberapa suap nasi. Wanita yang tengah hamil lima bulan itu selalu berpikir, kenapa hidupnya seperti ini? Kenapa Tuhan serasa tidak adil..
Di saat dirinya mulai ingin menyerah, Kanaya di datangi ayah dan ibunya ketika wanita hamil tersebut tertidur. Dalam Mimpinya, ayah dan ibu kanaya mengatakan, Bahwa mereka ingin melihat Putrinya bahagia, walau tanpa mereka.
Seketika Kanaya mulai sadar, jika apa yang ia lakukan sudah keterlaluan. Harusnya ia tidak perlu merasa terpuruk seperti itu. Harusnya ia tidak perlu menangisi pria seperti Aditya.
Berulang kali kanaya mengelus perutnya di sertai kata maaf berkali-kali kepada calon buah hatinya yang kini sudah mulai semakin berkembang. Tidak sampai di situ saja, Putri dari pak hasyim tersebut juga mengambil wudhu. Kanaya Melaksanakan ibadahnya yang sudah beberapa hari ia tinggalkan. Dan semua itu hanya karena lelaki yang bernama Aditya.
Bu Ningsih tersenyum senang ketika melihat Kanaya yang bersedia keluar dari kamarnya. Wanita paruh baya tersebut mengucap syukur berkali-kali.
"Maafin Kanaya bu... Atas sikap Naya kemarin-kemarin.." Ya, semenyesal itu Kanaya. Ia lupa satu kalimat. Bahwa Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan hambanya itu sendiri. Jika Kanaya di uji semacam itu, berarti ia masih mampu memikulnya.
"Ibu tau kamu terluka, Ibu paham soal itu. Tapi sebagai manusia, tidak baik jika terus merenung. Kamu punya Tuhan nak..Kamu punya Allah. Mengadulah padaNYA, Insya Allah kau akan di beri kemudahan di lain waktu. Jika bukan sekarang, besok, jika bukan besok nanti dan seterusnya...."Kanaya tersenyum sembari mengangguk mendengar nasehat itu.
Mulai sekarang, Kanaya harus bisa bangkit. Bukan demi siapapun atau diri sendiri, tapi demi sang buah hati. Kanaya harus bisa buktikan jika ia adalah ibu yang hebat, seorang ibu yang mampu menjadi Ayah sekaligus untuknya.
Kanaya harus bisa membuat anak yang ia kandung bangga padanya.
Siang ini Kanaya baru saja keluar dari salah satu mini market yang tempatnya memang cukup jauh dari rumah. Dengan di antar pak Yanto Kanaya keluar dari tempat tersebut sembari menenteng beberapa belanjaan berupa kecap, saos, penyedap rasa dan bahan dapur lainnya.
Kanaya bisa saja belanja di pasar, tapi bu Ningsih dan pak Yanto melarang. Selain berdesak-desakan tempat itu juga tidak aman untuk ibu hamil, Takut kanaya kesenggol katanya.
Pak Yanto meminta Kanaya belanja di mini market tersebut karena tempatnya aman. dan selain itu pak Yanto ingin kanaya merasakan hidup di dunia luar agar pikirannya tidak suntuk.
"Mbak.. mbak.. tunggu Mbak.. "Kanaya menghentikan langkahnya. Wanita yang tengah hamil tersebut menoleh ke arah seorang gadis berhijab yang tak lain adalah karyawan mini market itu sendiri.
"Iya mbak..ada apa?
"Karena mbak belanjanya banyak, mbak dapet hadiah..."Ucap gadis tersebut sembari menyerahkan kresek putih yang Berisikan beberapa kotak susu hamil.
Mata Kanaya membola, Jika hanya hadiah harusnya kan cuma satu kotak. Ini kok banyak?
"Mbak... ini serius.. "Tanya kanaya was was. Pasalnya ia melihat beberapa orang belanja lebih banyak darinya, tapi tidak mendapat hadiah.. sementara dirinya? Ia hanya berbelanja sedang-sedang saja tapi dapat hadiah banyak begini..
"Mbak gak salah orang.. yakin ini hadiah saya..."Tanya Kanaya lagi.
"Iya ini hadiah untuk mbak.. Terima ya...Anggap aja rejeki mbak..."Karyawan itu segera pergi seperti takut di tanya lagi oleh Kanaya.
Kanaya menatap kresek putih tersebut. Jujur ia masih bertanya-tanya kenapa ia di kasih begitu banyak susu hamil. Sedetik kemudian, Kanaya mengangkat bahunya, Ya sudahlah mungkin saja rejekinya hari ini. Tadi bapaknya mendapat uang banyak dari salah satu penumpang angkotnya, sekarang ia dapat hadiah susu hamil.
Kanaya menggelengkan kepalanya, Wanita hamil tersebut segera berbalik badan dan..
Bruk...
Aawww...
"Maaf mbak..maaf..."Ucap seorang pria yang tidak sengaja menabrak nya tadi. Kanaya medongak, di lihatnya di depannya seorang pria tampan yang lebih tinggi darinya, berjambang tipis tengah meminta maaf atas ketidaksengajaannya menabrak Kanaya hingga belanjaan wanita muda tersebut jatuh berserakan.
"Oh gapapa mas.. gapapa.."Ucap Kanaya tersenyum membuat pria di depannya ini terhenyak. Manis sekali senyumya..Batin pria itu.
Kanaya hendak berjongkok dengan hati-hati untuk meraih belanjaannya namun ...
"E..mbak tidak usah..biar saya saja.. yang beresin.. lagian mbak lagi hamil, barang-barang mbak kaya gini juga karena salah salah saya..",Pria itu segera berjongkok dan memasukan barang-barang tersebut. Setelah selesai, Pria itu kembali menatap Kanaya yang kembali tersenyum ke arahnya.
"E.. makasih ya, mas..
"E.. mbak sendirian.. atau..
"Oh saya.. bareng sama bapak... itu, Saya naik angkot..
"Oh, baiklah kalau begitu..
"Sekali lagi saya makasih..mas.. "Setelah mengucapkan itu, Kanaya membawa barang-barang nya dan segera masuk ke dalam mobil angkot dan segera pergi dari sana, meninggalkan Pria tampan yang masih berdiri dan tersenyum menatap kepergiannya.
"Astaghfirullah.. apa-apaan, Sadar sudah punya istri..."Pria itu mengusap wajahnya kasar hingga ia tersebut terlonjak kaget Karena tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya cukup keras dari belakang.
"Mas.. Darren,ngapain sih disini.. di cariin juga..."Pria itu menoleh, Ia tersenyum menatap wanita cantik yang telah menemaninya dari bangku SMA tersebut.
"Oh gak ada tadi mas gak sengaja nabrak orang sampek barang-barang nya jatoh.. jadi mas tolongin.. Kasihan lagi hamil soalnya..."Wanita itu hanya mengagguk dan menggandeng lengan pria itu mesra.
"Yaudah.. Kita pulang.. Kasihan Leon dan marcell mereka pasti nungguin kita.. lagian kita harus siap-siap buat cepet berangkat New York kan..
"Ya, sudah ayo....
.
.
.
Pak Yanto memarkirkan mobil angkotnya di depan rumahnya yang sangat sederhana tersebut.
Pria paruh baya tersebut turun dari mobil angkotnya, Pria itu juga membantu Kanaya turun karena kandungan wanita muda itu kian hari kian membesar.
Baru saja satu langkah..
"Paaakk... nduukkk....." bu Ningsih keluar dari dalam rumah dengan tergopoh-gopoh membuat sang suami dan Kanaya heran di buatnya.
"Ada apa buk? kok kayak panik gitu..."Tanya Pak Yanto, bu Ningsih tidak menjawab. Wanita paruh baya tersebut menarik tangan suaminya agar segera masuk ke dalam rumah. Kanaya yang sangat penasaran pun ikut masuk.
"Lihat pak..."Bu Ningsih menunjuk barang-barang yang kini berada di dapurnya. membuat mata pak Yanto membola begitupun Kanaya.
"Tadi ada orang pak.. datang Kesini naik mobil pick up.. bawa barang-barang ini.. katanya sih bantuan dari pemerintah pak.. Dan ibu sih percaya saja...
"Bantuan dari pemerintah,"Tanya Pak Yanto. Bu Ningsih kembali mengangguk.
Sungguh pak Yanto dan Kanaya di buat terheran-heran. Di dapur tersebut sangat penuh dengan bahan-bahan sembako. Ada beras dengan jumlah yang begitu banyak,Ada telur,ayam beberapa potong berbagai macam sayur dan buah yang segar dan tentunya sangat higienis, Tidak lupa berbagai macam Biskuit dan beberapa wadah eskrim dengan ukuran sedang.
Bukan hanya itu saja, Ada juga lemari pendingin dua pintu disana. Setelah tadi pak Yanto mendapatkan jumlah ongkos yang berjumlah cukup banyak, Setelahnya kanaya mendapat hadiah beberapa kotak susu ibu hamil dan sekarang di rumahnya ada barang-barang ini, tidak mungkin kan semuanya hanya kebetulan semata. Namun lagi-lagi Kanaya berpikir positif mungkin sedang rejekinya saja...
.
.
.
TBC