NovelToon NovelToon
Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Tourguide Cantik Penakluk Bule Tampan (Matahari Untuk Senja)

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: lizzalizawien

" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengajak pindah

Kurang lebih 2 jam Senja berada di ruang Spa. Aiden yang setia menuggu di kamar sambil bekerja di depan laptopnya. Menerima beberapa telepon juga tak henti tangannya bergerak menggambar banyak design. Senja memasuki kamar Aiden.

Piip... Suara pintu di buka Senja.

" Sudah selesai ya, bagaimana apa enak?"

" Hmm..enak sekali tubuhku terasa ringan. Coba Oppa ikut, pasti badan Oppa lebih segar."

" Lain kali saja, pekerjaanku sudah menunggu"

" Apa ada yang bisa ku bantu Oppa?"

" Untuk saat ini belum ada, tapi kau bisa bantu yang lain"

" Apa itu?"

" Kemarilah!" Aiden berdiri membentangkan tangannya. Senja memutari meja Aiden, menghampiri Aiden dan memeluknya.

" Ini jauh lebih membantuku" Aiden memeluk erat Senja dan mencium pucuk kepalanya.

" Obat capek ya?"

" Iya, ini lebih enak daripada di Spa"

" Hehehe..Oppa tidur jam berapa semalam?"

" Sepertinya jam 1"

" Astaga, malam sekali. Apa tadi pagi Oppa tidur lagi?"

" Setelah ngegym aku sarapan, aku tidur sebentar sebelum meeting dengan Orang Korea"

" Aigoo..Oppa ini masih jam 3 sore. Apa Oppa tidur sebentar? Lagipula di Zurich masih pagi Kan?"

" Aku harus meeting sebentar lagi, mereka baru masuk kerja jam segini"

Senja memeluk erat Aiden. Seperti ini ternyata kalau Aiden tidak sedang liburan. Pekerjaannya seolah tak ada habisnya. Senja mengajak Aiden duduk agar Dia lebih relax.

" Senja, kalau seandainya kau ikut denganku ke Swiss atau Korea apa kau mau?"

" Maksudnya pindah ke sana?"

" Iya, aku mungkin akan jarang datang ke Indonesia setelah pekerjaanku dengan Mr. Andy selesai"

" Aku belum kepikiran ke sana Oppa, nanti kita bicarakan lagi ya"

" Aku akan terus merindukanmu, bagaimana aku bisa tahan jauh darimu lebih lama lagi. 2 minggu kemarin saja sudah membuatku tersiksa" Aiden menaruh kepalanya di bahu Senja. Senja menepuk-nepuk pelan punggung Aiden yang sedang manja.

" Aku juga berharap bisa terus bersama Oppa. Tapi aku tidak mungkin tiba-tiba pindah meninggalkan Mr. Anderson. Dia nanti berpikir aku berkhianat setelah semua yang Dia berikan untukku selama ini"

" Apa Dia sangat baik padamu?"

" Iya, hanya Dia dan ayahnya yang percaya dengan kemampuanku saat itu. Aku bekerja di kantor ayahnya saat masih kuliah. Tidak ada perusahaan yang mau menerimaku saat itu karena statusku yang masih mahasiswa tingkat ketiga"

" Disana kau kerja sebagai apa? tourguide?"

" Sesekali jadi tourguide jika ada yang ingin jalan-jalan di sekitar Jakarta. Tapi lebih sering jadi penerjemah di events seperti Jumpa fans artis-artis. Karena waktunya masih sangat fleksibel kalau aku sambil kuliah. Kalau jadi tourguide aku harus kerja seharian. Jadi ku ambil hanya di hari libur. Kalau jadi penerjemah bisa makan waktu hanya beberapa jam"

" Aku kagum padamu, sudah mandiri sejak dulu ternyata, sementara banyak perempuan di luar sana yang masih memikirkan bagaimana tiap bulan ke salon dan berfoya-foya berbelanja ke sana kemari menghabiskan uang orang tuanya"

" Memang sebagian wanita seperti itu. Tapi tidak semua wanita berfoya-foya dengan uang orang tua mereka Oppa. Ada yang memang dari hasil kerja mereka sendiri. Itu hal yang wajar bagi wanita, ingin tampil cantik dan lebih di hargai orang lain. Oppa tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya saja. Tidak semua wanita dapat kesempatan menikmati pergi ke salon juga berbelanja barang-barang yang mereka sukai. Nanti suatu saat kalau Oppa punya anak perempuan, pasti Oppa akan memberikan semua hal demi anak Oppa agar terlihat cantik"

" Begitu ya..?"

" Iya, orang tua mereka pasti berpikir anak perempuanku harus terlihat modis dan cantik agar tidak di rendahkan orang lain"

" Tapi Dia harus mandiri juga sepertimu"

" Hahaha..Oppa seperti mau punya anak dariku saja"

" Memang iya"

Blush..wajah Senja seketika memerah.

" Kenapa, kau tidak mau punya anak denganku?"

" I..iitu aku belum kepikiran ke situ Oppa"

" Tadi kau bilang kalau aku punya anak perempuan, itu artinya aku harus punya anak perempuan nantinya kan. Memangnya mau sama siapa lagi aku punya anak."

" Hem, yaa nanti saja bicarakan itu"

" Kau ini sangat lucu kalau sedang gugup" Aiden mencubit gemas hidung mancung Senja"

" Heemmm..sakit"

Suara handphone Aiden berbunyi, nada pengingat bahwa meeting sebentar lagi di mulai.

" Aku harus meeting, kau tunggu di sini ya"

" Memangnya aku mau kemana lagi"

" Cupp..di hatiku" Aiden mencuri cium bibir Senja sekilas.

" Uppmmhh Oppaa" tawa Senja sambil menutup mulutnya.

.

.

Senja menikmati pemandangan sore duduk di teras kamar itu sambil menunggu Aiden. Mengotak-atik handphonenya mencari menu apa yang ingin di makan sore itu. Perutnya terasa lapar dan merasa bosan sendirian.

" Oppa aku ke depan dulu"

" Kenapa?"

" Mau ambil makanan, aku pesan lewat aplikasi "

" Kau lapar ya? Kenapa tidak bilang "

" Gwencana.."

Senja keluar menuju parkiran luar hotel. Terlihat driver ojek online sedang menunggunya. Ternyata ada 2 orang yang memperhatikan Senja dari balik mobil.

" Menunduk" perintah orang itu pada temannya.

" Kenapa? apa dia keluar?"

" Iya, tapi sendirian"

" Sepertinya Dia habis beli makan"

" Heyy menunduk ku bilang!"

" Kenapa harus menunduk, Dia kan tidak kenal kita. Lagipula kaca ini tidak terlalu transparan" Kedua orang itu saling berdebat di dalam mobil. Sementara Senja masuk kembali dalam hotel.

" Dia masuk lagi, apa kita harus tunggu di sini seharian?"

" Kata Boss kita cuma di suruh awasi"

" Tapi dia gak keluar hotel sejak siang tadi"

" Mau gimana lagi.."

.

.

" Oppa, ini aku bawa cemilan" Senja membawa kantong berisi kentang dan burger.

" Sayang, kenapa beli junkfood?"

" Oppa gak suka ya? maaf aku belum hafal apa yang Oppa suka"

" Ya sudah tidak apa, lain kali jangan makan junkfood lagi ya"

" Ok, siap Boss"

" Sini aaakk" Senja menyuruh Aiden agar membuka mulutnya, Senja menyuapi kentang ke mulut Aiden. Aiden ingin bergeser sedikit dari layar laptopnya agar tidak terlihat orang-orang di layar jika sambil makan, tapi belum sempat di lakukan Senja sudah memasukkan kentang ke mulutnya hingga terlihat sedikit tangan Senja. Orang-orang mulai bergosip. Aiden sedang meeting dengan karyawannya di Zurich. Mereka semua sedang berada di kantor, berada di ruang meeting dan menghadap ke layar besar.

" Maaf saya sambil makan " sela Aiden. Mereka tidak berani menjawab, hanya berbisik-bisik mempertanyakan tangan siapa tadi. Karena terlihat jelas sekali itu adalah tangan seorang wanita.

" Oppa, maaf apa aku mengganggumu?" Senja berbicara dengan pelan, lupa kalau Aiden masih meeting.

" Tak apa, sini biar ku kenalkan" Aiden menarik Senja agar duduk di sampingnya.

" Pasti kalian bertanya-tanya kan tadi tangan siapa" semua hanya mengangguk pelan. Tak berani berkomentar.

" Perkenalkan ini calon istriku"

" Eee, Hai, Selamat sore, eh selamat pagi semuanya " Senja lupa kalau di sana masih pagi. Semua karyawan Aiden menyapa dengan melambaikan tangan.

" Waahh cantik sekali calon istri Pak Aiden" semuanya memuji Senja. Senja bingung mereka bicara apa. Karena menggunakan Bahasa Jerman. Aiden tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

" Dia tidak paham bahasa Jerman"

" Ohh hai Nona Senja, you're so beautiful " kata salah satu karyawannya.

" Oh, i..iya terima kasih" Senja tersipu malu. " Oppa aku ke situ aja ya" Senja melarikan diri karena malu"

Aiden melanjutkan meetingnya, sementara Senja memakan burgernya di meja makan luar. Senja merasa tidak enak sudah mengganggu Aiden, tapi Aiden malah sebaliknya. Merasa sangat bangga sudah mengenalkan Senja pada semua orang di kantornya.

Hari semakin sore, Aiden baru menyelesaikan meeting. Senja melamun menatap langit sore itu. Aiden menghampiri Senja memeluknya dari belakang.

" Sedang memikirkan apa sayang?"

" Eh, tidak ada. Kau tahu kan aku sangat suka matahari senja. Disini terlihat cantik sekali"

" Sepertimu, cuuup" Aiden mengecup kening Senja dengan lembut. Kecupan hangat yang paling di sukai Senja.

" Oppa, apa Oppa akan menginap di sini terus 1 bulan ke depan?"

" Kenapa? Apa kau tidak suka di sini? Mau pindah hotel?"

" Oppa, 1 bulan itu cukup lama. Apa tidak bengkak pengeluaran Oppa? Kamar ini kan sangat mahal?"

Aiden malah senyum-senyum.

" Kok malah senyum-senyum?"

" Kau sampai memikirkanku sejauh itu. Takut aku bangkrut ya?"

" Iya, kalau Oppa bangkrut aku yang rugi"

" Hahaha..oh jadi kalau aku miskin kau tidak mau lagi jadi pacarku?"

" Hissh Oppa ini, memangnya Oppa mau hidup susah. Kalau aku sich ogah, aku sudah terlalu lama hidup susah Oppa. Hidup harus realistis. Tidak ada orang yang mau hidup susah kan?"

" Hahaha..kau benar. Aku juga tidak biasa hidup susah. Tapi aku tidak akan bangkrut sayang hanya untuk sewa kamar ini. Memang jadinya pemborosan"

" Nah betul kan? Apa Oppa pakai uang pribadi untuk sewanya?"

" Hmm..separuhnya uang perusahaan memang"

" Apalagi uang perusahaan, apa Oppa tidak takut di periksa komisaris dan pemegang saham nantinya"

" Hahaha..." Aiden tertawa terbahak-bahak karena kepolosan Senja.

" Oppaaa..! Kenapa menertawakanku"

" Sayang, kau mau tahu tidak siapa komisarisnya"

" Siapa?Apa pengusaha besar di Swiss?"

" Yaa salah satunya memang ada, tapi ada yang lebih berkuasa. Pemegang saham terbesarnya"

" Siapa?"

" Ayahku"

" Hummm..pantas saja Oppa terlihat tenang"

" Hahaha..tak apa. Aku suka sikapmu. Artinya kau memikirkan masa depanku"

" Ehmm i..itu. Memang terlihat seperti itu ya?"

" Sayang, coba kau carikan resort atau rumah yang bisa kita sewa selama 1 bulan aku di sini. Kalau memang lebih murah, aku akan pindah. Tapi kalau fasilitasnya tidak begitu menarik, lebih baik aku di sini saja"

" Boleh, nanti aku cek di kantor. Kita ada rekanan biasanya "

" Hebat, kalian bahkan punya partner resort?"

" Sudah tentu harus begitu Oppa. Karena itu sudah bagian pekerjaanku mencari tempat menginap untuk turis-turis agar nyaman saat ke sini"

" Oke, kalau sudah ada besok kita ke sana mengecek langsung "

" Nice"

" Mau jalan-jalan keluar malam ini?"

" Mauuuu..."

" Mau kemana kita? Makan di luar?"

" Ayoo, sekali-sekali kita makan di mall tak apa ya, sudah sering juga makan di pantai"

" Okee"

.

.

.

1
nurliana
😂🤣🤣 Natasa mati kutu kaan..
nurliana
Makin seruu ... Lanjuut thor 🥰🥰🥰
nurliana
Waah udah gool
nurliana
😂😂 Othor na kepedesan.. Harusna di panjangin thor
nurliana
Haaaaa manisnyaaa 🫠😊😊
nurliana
Waaahh calon ulet keket nih
nurliana
Aih sedikitnaa thor hhmm
nurliana
Uuuhh mantep tuh udah di tampol berapa kali ya...

Semangaat thor 🥰🥰
nurliana
Nah loh ngambek kan adieen
nurliana
Bingung komen naon nya
nurliana
Akhirna ketahuan juga ,, ga pake tempeh ,,
nurliana
Bacana kurang thor 😁 aga banyakan lagi yaa

🥰🥰🥰🥰🤗
nurliana
Waduh napa jadi berabe gitu...

Semangaat thor 🤗 🥰🥰🥰🥰
nurliana
Waah kasian gracia

Lanjuut 🥰🥰🥰🥰
nurliana
Halo semangat thor 🤗 di tunggu up selanjutna
nurliana
Thor dikit amat, baru baca bentar, selesai aja
nurliana
Ga jelas si reynold itu...

🤗🥰🥰🥰🥰
nurliana
Semangaat 🥰🥰🥰🥰
nurliana
😂🤣😂 Lagi kesel juga masih aja jail
nurliana
🥹🥹🥹🥲🥲 Aku juga terhuraa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!