Luna And System

...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...

Setelah seharian di perpustakaan. Kini, Luna beranjak pulang untuk bekerja akan tetapi sesaat hendak naik motor nya ada motor lain yang melaju ugal-ugalan hingga menabrak seorang nenek.

Duak!

Luna yang melihat itu sontak berlari menghampiri nenek seraya berteriak kepada pemotor.

"Woi! Bjingan berhenti lu!" teriak Luna.

Semua orang sekitar sontak sadar dan menghampiri si nenek adapun yang sudah mau mengejar motor itu namun, laju nya semakin cepat.

Luna pun mengabaikan pemotor dan fokus kepada nenek yang terkapar di tanah. Lalu, dia melakukan pertolongan pertama.

Beruntung, Luna sudah mempelajari ilmu kedokteran sehingga bisa melakukan pertolongan pertama.

Beberapa orang yang ada disekitar Luna langsung turut membantu nenek yang menjadi korban tabrak lari itu.

"Polisi, disini ada kejadian tabrak lari! .... Plat Nomor? Hemmm ..." ucap pria dewasa yang ragu dikarenakan tidak melihat plat nomor yang menabrak nenek tersebut.

Mendengar hal itu, Luna mengunakan salah satu fitur Queen System yakni Photography Memori yang mana dia bisa mengatur ingatan sebelumnya seperti layaknya video yang di putar ulang dan menghentikannya lalu, melihat plat nomor motor tersebut.

"FB 43-4389 F. Motor Sport BBW."

Pria dewasa itu pun mengikuti ucapan Luna untuk memberikan informasi kepada polisi.

Tak lama kemudian, nenek yang awalnya menutup mata sontak tersadar dengan lemas.

"Nenek, bertahan lah! Sebentar lagi, ambulan akan datang!" seru Luna.

"Terimakasih, cucu ku cantik," ucap pelan nenek seraya memegang pipi kanan Luna.

Seusai mengatakan itu, tiba-tiba Nenek itu kesakitan dan memegang jantungnya.

Luna pun menjadi panik melihatnya, "Nek! Nenek!"

Luna yang sedang panik, dia sontak membawa nenek itu ke rumah sakit dengan memanggil ambulans dan Luna pun ikut ke rumah sakit.

Setibanya di sana, Nenek itu langsung dimasukkan ke ruang UGD untuk diperiksa.

Luna merasa tanggung jawab sebagai saksi mata yang melihat kejadian tabrak lari namun, dia tidak bisa menemukan pelakunya.

Dengan pemikiran itu, Luna menunggu di depan ruang UGD.

Beberapa saat kemudian, Dokter dan suster keluar. Luna dan lainnya pun langsung menghampirinya.

"Bagaimana dok, keadaan nenek?"

"Pasien sudah melewati masa kritis. Dia punya penyakit jantung tapi, sekarang sudah lebih baik. Sekian."

Sesudah mengucapkan itu, dokter pun pergi. Sedangkan, suster menghampiri Luna

"Nona, apakah anda keluarga atau walinya?"

"Iya, walinya. Jika, begitu silahkan ke ruang Administrasi untuk pengurusan biaya!"

"Baik."

Setelah itu, Luna mengurusi administrasi dan dia pun terkejut melihat jumlah yang harus dibayarkan sekitar 6 juta.

Jumlah itu didapatkan dari game Bubble Crush akan tetapi pada hari itu, Luna mengunakan semua uang hadiah nya untuk membantu nenek yang tidak dikenal nya.

"Uang bisa didapatkan lagi. Tapi, nyawa tidak bisa kembali," batin Luna yang memperkuat keputusan untuk membayar.

Seusai melakukan pembayaran, nenek itu pun dibawa ke ruang rawat kelas ekonomi.

...----------------...

Beberapa saat kemudian, nenek itu tersadar dan menoleh kesamping dilihat lah seorang suster sedang merawat pasien disebelahnya.

Nenek itu pun menganalisa bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit dan ingatan, dia mengalami kecelakaan tabrak lari namun, beruntung nenek itu hanya mengalami luka kecil terlebih lagi Luna memberikan pertolongan pertama hingga meningkatkan keberhasilan untuk bertahan hidup.

"Suster, siapa yang membawa ku kesini?"

Suster yang sedang merawat menghentikan aktifitasnya dan teralih kepada Nenek.

"Nenek, ada sudah lebih baik?"

"Iya, tapi bagaimana aku bisa disini?"

"Seorang gadis muda yang membawa anda bahkan sudah membayar semua biaya rumah sakit. Jadi, nenek tidak perlu khawatir dan istirahat lah!" seru suster sambil memegang bahu Nenek.

"Oh, begitu. Terimakasih," ucap ramah Nenek.

Setelah itu, suster itu pun meninggalkan ruangan dan berpapasan dengan Luna yang masuk keruangan. Mereka pun saling bertukar senyum.

Tidak lama, Luna menghampiri nenek itu.

"Nenek, anda sudah lebih baik?"

Nenek itu pun tersenyum dan ingin bangun namun, Luna menghentikan nya.

"Nenek, istirahat saja dahulu."

"Terima kasih Cu atas semuanya."

"Sama-sama. Yang penting nenek sehat saja dahulu."

"Iya. Cu, siapa namamu?"

"Luna."

"Nama panjang?"

"Luna Dwi Samudra."

"Dimana orangtuamu?"

"Ayah dan ibu sudah meninggal dunia dan aku tinggal bersama adik laki-laki ku," jawab pelan Luna dengan senyuman kecil.

Nenek itu tersenyum dan mengelus-elus tangan Luna yang ada di kasur.

"Maaf, nenek bicara yang tidak-tidak."

"Tidak apa nek. Aku juga sudah terbiasa."

"Kamu wanita yang kuat."

Luna tersenyum lebar, "Hihihi, terimakasih. Nek. Oiya, Nek. Aku ingin melanjutkan pekerjaan jadi aku tinggal ya. Nenek istirahat saja disini, Aku sudah membayar semua biaya rumah sakit."

"Terima kasih. Nak Luna. Selamat melakukan aktifitas dan hati-hati dijalan!"

"Iya, saya pamit dulu."

Luna pun mencium tangan nenek itu lalu, tak lama dia meninggalkan ruangan dan nenek itu juga ikut tersenyum melihat kepergian Luna dari belakang.

Disaat Luna sudah pergi, Nenek itu melihat suster yang lain.

"Sus, boleh saya pinjam ponsel sebentar?"

Suster itu pun menghampiri nenek dan meminjam kan ponselnya.

Lalu, nenek itu menghubungi seseorang.

"Halo, Pengacara Sabrina. Ini Aku Xiao Yue. Aku telah memutuskan untuk mewariskan Imperial Apartment kepada putri angkat ku, Luna Dwi Samudra. Tolong urus!"

Sesudah mengatakan itu, Nenek Xiao mengembalikan ponselnya dan tersenyum sendiri serta melihat keluar dari balik jendela.

...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...