Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Hampir Saja
Sesampainya di kampus, Nadia langsung berpisah dengan Devan serta Manda dan Chris karena harus masuk kelas masing-masing. Memang mereka semua satu fakultas tetapi beda jurusan, apalagi Nadia yang masih tahun pertama dan yang lainnya sudah tahun ke-tiga. Dia berjalan sendiri menuju kelas jadwal mata kuliahnya yang kebetulan ada di lantai satu, sehingga tidak terlalu jauh.
Untuk jadwal mata kuliah pertama hari sebenarnya masih sekitar satu jam lagi, tetapi Nadia memilih langsung masuk saja ke dalam kelas. Tidak ada yang dilakukannya dan untuk ke perpustakaan pun jaraknya cukup jauh. Maka dari itu, Nadia menunggu sendiri di dalam kelas yang sangat luas sembari membawa buku yang dibawanya dan belajar.
" Sudah sangat lama tidak belajar seperti ini ternyata pusing juga " gumam Nadia sembari memijat keningnya.
Padahal baru sekitar tiga puluh menit Nadia belajar tetapi kepalanya terasa pusing. Nadia benar-benar harus rajin belajar karena nilainya harus sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pihak yang memberikannya beasiswa. Seandainya nilai Nadia berada di bawah yang sudah ditentukan maka kemungkinan besar beasiswa itu akan dicabut.
Tidak terlalu jadi masalah sebenarnya karena Ayah Reno pun mampu untuk membiayai pendidikannya di sana, tetapi Nadia yang tidak ingin terlalu merepotkan kedua orang tuanya lagi. Sebisa mungkin Nadia tidak meminta uang pada mereka dan hidup mandiri di sana dengan uang dari beasiswa itu. Lagipula dia sudah cukup dewasa untuk bisa hidup mandiri, ya meskipun pada hakikatnya wanita itu selalu berada dalam tanggungjawab ayahnya selagi belum menikah.
Dua tahun terakhir memang Nadia tidak belajar seintens ini karena tidak ada rencana untuk melanjutkan pendidikannya. Dia hanya belajar di waktu senggang ketika sedang tidak membantu mengajar di pondok pesantren sang kakek.
" Ayo, Nadia! Fokus! Nanti kamu juga terbiasa belajar seperti ini dan ini baru dua minggu pertama " ucap Nadia menyemangati diri sendiri.
Jika Nadia tidak belajar dengan keras maka nilainya tidak akan bagus dan akan semakin tertinggal dengan teman-temannya yang lain. Nadia memang termasuk orang yang pintar dan berhasil mendapatkan gelar sarjananya dengan predikat cumlaude, tapi semua mahasiswa yang masuk Oxford juga pintar-pintar. Jadi Nadia harus menyusul dan menyetarakan nilainya dengan mereka semua.
Tak lama kemudian, satu persatu mahasiswa yang mengikuti kelas yang sama dengan Nadia masuk ke dalam kelas. Sekitar sepuluh menit lagi kelas akan dimulai dan mereka semua harus bersiap-siap sebelum dosen masuk ke dalam kelas.
" Hello, Nadia! " sapa salah satu teman Nadia yang duduk di sampingnya.
" Hi! " balas Nadia dengan senyum ramah.
Sebenarnya tidak banyak yang mengenal Nadia dalam kelas itu, tetapi bukan juga tidak ada yang mengenalnya. Salah satunya ya mahasiswa asal Filipina yang duduk di sampingnya dan menyapanya tadi.
.
.
.
Sekitar dua jam berlalu, Nadia dan mahasiswa yang lainnya keluar dari kelas karena mata kuliah sudah selesai. Dia akan pergi ke perpustakaan untuk menunggu mata kuliah selanjutnya yang masih satu jam lagi. Mungkin akan lebih tenang untuk belajar di sana dan jaraknya juga lebih dekat dari ruang kelas selanjutnya.
Nadia berjalan menuruni tangga dengan langkah cepat sembari sibuk merapikan tas miliknya yang sedikit berantakan. Hingga tanpa sadar, Nadia menyenggol seseorang yang lebih besar darinya karena tidak melihat ke arah depan. Tubuhnya tiba-tiba tidak seimbang dan terasa akan terjatuh.
Kedua mata Nadia langsung membulat sempurna lalu memekik keras karena sadar jika saat ini posisi masih di tangga dan sangat tinggi. Nadia hanya bisa pasrah karena jika dia jatuh maka kemungkinan besar akan terluka sangat parah.
Grep.
Tanpa diduga, sebuah tangan kekar meraih pinggangnya dan langsung menarik tubuh Nadia ke dalam pelukannya. Nadia yang masih terkejut dengan kejadian yang sangat cepat itu langsung menoleh ke arah seseorang yang menolongnya dengan bingung. Dia menatap orang itu dan tidak lama langsung menghela napasnya lega.
" Kamu tidak apa-apa, Nad? " tanya orang itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Devan.
Devan sangat panik dan khawatir karena Nadia yang hampir saja terjatuh dari tangga yang cukup tinggi. Jika saja dia tidak segera datang dan bergerak cepat untuk menyelamatkannya, maka tidak tahu apa yang akan terjadi pada Nadia.
Nadia hanya menggelengkan kepalanya saja dan masih menatap wajah Devan dengan bingung.
" I am sorry. But, this is not my fault because he was the one who nudged me " ucap orang yang disenggol oleh Nadia.
Mendengar itu, Nadia langsung tersadar dan langsung melepaskan pelukan Devan pada tubuhnya. Banyak-banyak Nadia mengucapkan kalimat syukur karena dirinya masih selamat dengan pertolongan Devan. Ada penyesalan dan rasa berbeda saat dirinya berada di dalam pelukan dan dalam posisi yang cukup intim dengan Devan. Ya walaupun niat Devan itu baik dan tidak ada maksud lain murni karena untuk menyelamatkan dirinya.
" No, don't apologize. I was wrong and I really apologize to you " ucap Nadia yang merasa sangat bersalah.
Karena kesalahannya yang tidak fokus saat berjalan, dirinya hampir saja terjatuh dari tangga dan mungkin juga bisa membahayakan orang lain yang ada di sekitar sana. Nadia benar-benar merasa bersalah dan sangat merutuki kecerobohannya itu.
" It's okay, no problem " jawab orang itu.
Kemudian, orang itu pun langsung pergi meninggalkan Devan dan Nadia.
" Nad, kamu serius tidak apa-apa? " tanya Devan memastikannya lagi.
" Iya Van, aku tidak apa-apa " jawab Nadia dengan senyum yang dipaksakan.
Nadia masih terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi dan ditambah dengan posisinya dengan Devan tadi. Jantungnya masih berdegup sangat kencang dan entah apa sebabnya.
" Terima kasih ya, Van. Kamu sudah menyelamatkan aku dan aku tidak tahu kalau tidak ada kamu " ucap Nadia pada Devan.
" Iya Nad, itu sudah kewajiban aku. Aku akan selalu memastikan kalau kamu baik-baik saja " jawab Devan.
Seketika hati Nadia menghangat mendengar itu dan senyum manis tersungging di bibirnya.
" Maaf karena aku menyentuh kamu tadi, aku benar-benar terpaksa " ucap Devan takut Nadia akan marah karena itu.
" Iya Van, aku mengerti kok " jawab Nadia tersenyum.
Setelah itu, Devan dan Nadia segera menuruni tangga itu karena mereka menghalangi orang-orang yang akan lewat. Devan berjalan tepat di belakang Nadia untuk menjaganya dan memastikannya tidak akan terjatuh lagi.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘