Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30 Seenaknya
Sepanjang perjalanan menuju ke ruangan Ardan tetap menggandeng tangan Rani.
" Sssttttt ssttttttt!" Vani yang tak sengaja berpapasan dengan Rani dan Ardan berusaha bertanya lewat alisnya yang digerakkan ke atas.
Rani yang faham akan arti tatapan Vani hanya menjawabnya dengan gerakan matanya.
" Apa kalian sudah terbiasa melakukan telepati?" Sindir Ardan.
" Eh,dia ko tau." Batin Rani.
" Saya tau meskipun saya tidak melihat."
Street
Ardan kembali menarik tangan Rani dan dibawa masuk kedalam ruangan Ardan.
Klek
Klek
Ardan mengunci pintu ruangannya dan dia duduk di kursi kebesarannya.
Puk
" Abis buat masalah apa lagi tuh si Rani,abis deh dia di hap sama pak Ardan." Gumam Vani yang masih mematung ditempatnya.
" Pak ini saya diruangan bapak ngapain,kerjaan saya banyak loh pak." Tanya Rani yang masih berdiri didepan meja Ardan.
" Duduk." Titah Ardan.
Rani lantas duduk didepan Ardan.
" Pak jangan becanda deh,tar kalau saya disini terus kerjaan saya gak selesai dikira saya kerjanya asal-asalan gak kompeten."sungut Rani,wanita cantik itu semakin tidak faham saja dengan sikap sang atasan yang menurutnya sengaja mempersulit dirinya.
" Apa kamu tidak bisa diam dan duduk dengan tenang." sentak Ardan.
" Ma-maksudnya?" Tanya Rani.
" Mulai sekarang kamu jadi asisten suka-suka dikantor saya,kamu tidak usah hawatir saya akan tetap gaji kamu sesuai dengan gaji kamu seperti biasa." Ujar Ardan membuat Rani terkejut sekaligus bingung dengan apa yang baru saja dia dengar.
" Asisten suka-suka? Maksudnya?" Rani yang tidak begitu faham dengan apa yang Ardan sampaikan samapai membenarkan letak duduknya dan menatap Reyhan dengan tatapan penuh tanya.
" Kondisikan matamu dan duduklah disana karna saya mau bekerja." Titah Ardan semakin membuat Rani bingung.
" Ck, bisa-bisanya dia seenaknya begitu.Asisten suka-suka apaan,mana ada kerjaan jadi asisten suka-suka.Ini pasti sengaja nih dia mau bikin gue gak nyaman di kantor terus mengundurkan diri jadi dia gak kehilangan uang buat kasih pesangon buat gue kalau dia pecat gue." gerutu Rani lirih namun masih bisa didengar oleh Aran.
Rani duduk disofa panjang yang tak jauh dari tempat duduk Untuk menghilang rasa jenuh Rani memainkan ponselnya,sesekali dia bermain permainan farm horoes saga yang ada diponselnya.
Lain halnya dengan Ardan,tangannya memang sibuk dengan laptopnya namun matanya tak bisa lepas dari kamera ponselnya yang tersambung langsung denegan kamera pengawas.
" Ck,dasar bocil.Dia sudah punya suami tapi dia sibuk dengan permainan bocil diponselnya? Astaga kenapa saya sampai lupa,dia kan calon janda." Kekeh Ardan didalam hati.
" Pak." Panggil Rani.
" Hem." Jawab Ardan singkat.
" Saya bosen nih gini-gini terus." Keluh Rani.
" Tidur kalau begitu." Jawab Ardanbasal tanpa melihat kearah lawan bicaranya.
" What? Tidur? Ck,yang benar saja pak.Ini hukuman atau apa sebenarnya pak.Bapak yang jelas dikit dong,jangan becanda gini ah saya gak suka pak." Sungut Rani.
" Oke,kalau tidak mau tidur silahkan pijit kepala saya.Rasanya saya sangat pusing dan butuh pijatan." Titah Ardan.
" Oh Tuhan,apes banget dapat bos unik kaya gini." Umpat Rani membuat Ardan menyunggingkan bibirnya.
Meskipun menggerutu Rani tetap melakukannya apa yang diperintahkan oleh bosnya.
Wanita cantik dengan lipstik warna nude itu lantas berdiri namun ia dibuat bingung lagi dengan Ardan yang justru menghampirinya ke sofa.
Bruuuk
" Eh,"
Antara terkejut dan tegang Rani tak bisa berkutik saat Ardan merebahkan tubuhnya disebelah Rani dan meletakkannya kepalanya dipangkuan Rani.
" Pijat kepala saya!" Titah Ardan dengan mata yang sudah terpejam.
" Astaga dia mau bikin gue senam jantung apa mau bikin gue pingsan." Gumam Rani.
Perlahan tangannya terulur ke kepala Ardan dan mulai memijit kepala atasannya itu dengan lembut.
" Sebelah sini Ran." Titah Ardan sembari mengarahkan tangan Rani.
Rani menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, permintaan bosnya memang konyol tapi tetap saja Rani merasa tidak keberatan melakukannya.
" Tangannya sangat lembut, pijatannya juga enak.Rasanya pening di kepalaku berangsur hilang." Batin Ardan.
Sesekali Ardan membuka sedikit matanya dan melihat wajah cantik Rani yang tengah serius memijat kepalanya.
Tanpa Rani sadari Ardan tersenyum tipis.
" Astaga kakiku kebas sekali." Batin Rani namun saat hendak mengatakan pada Ardan, Rani hanya bisa mencebik karna rupanya ardan sudah terlelap dalam alam mimpi,hanya ada dengkuran halus yang terdengar.
" Yah,dia tidur.Enak banget dah jadi bos,udah kerja minta ditemani,cape minta dipijitin,ini segala paha dijadiin bantal.Fix kerjaan gue sakarng bukan lagi sebagai staf ataupun sekertaris tapi lebih cocok disebut sebagai baby sitternya pak Ardan." Gumam Rani lirih karna takut di dengar oleh Ardan.
Ide gila tiba-tiba melintas di otak Rani, wanita itu mengambil ponselnya dan diam-diam melakukan selfie dengan Ardan.Setelah puas dengan berbagai gaya Rani menyudahi selfienya dan dia mengambil foto Ardan full dibagian wajahnya sebelum menutup kembali ponselnya.
" Hoaaams." Rani merasakan mengantuk yang luar biasa hingga tanpa sadar dia tertidur dalam keadaan duduk dan kepala ditopang salah satu tangannya.
" Empptttthhhhh,nyenyak sekali saya tidur.Pijatan Rani ampuh banget kaya obat tidur." Kekeh Ardan dalam hati.
Plaap
" Astaga,ini sudah jam 2 siang.Sayan tidur 3 jam diatas pangkuan Rani." Ardan bangkit dan ia terkejut mendapati Rani yang tengah tidur dengan kepala ditopang salah satu tangannya.
" Bodoh! Kenap dia tidak membangunkan saya." Gumam Ardan yang kemudian membetulkan posisi Rani dengan merebaknya diatas sofa namun karna pergerakan Rani membuat kancing kemeja bagian atasnya terlepas dan sesuatu yang padat dan kenyal menyembul dari balik kemaja Rani yang terbuka.
Glek
" Be-besar sekali.Jika bagian atasnya saja begitu besar lalu bagaimana dengan tampilan penuhnya." Batin Ardan.
Ardan mengusap wajahnya dengan kasar dan berniat menutup kembali kancing yang terlepas.
" Untung saya bukan pria mesum,coba kalu saya mesum sudah pasti saya hap habis nih calon janda." Kekeh Ardan.
Baru saja Ardan hendak memegang baju Rani,mantan istri langit itu tiba-tiba membuka matanya.
Blaam
Bugh
" Bapak mau perkosa saya? Bapak mesum,jangan nodai saya pak jangan! Saya tau saya janda tapi bukan berati bapak bisa seenaknya.Ini alasan bapak bawa saya ke ruangan kerja bapak dan menjebak saya disini? Bapak mau ada niat jahat iya?" Tuduh Rani.
" Stop!" Ucap Ardan sembari membekap mulut Rani dengan telapak tangannya.
" Otakmu yang mesum,saya tidak nafsu melihat tubuh kamu.Kamu tidak semenarik itu sampai saya mau perkosa kamu,kalau mau perkosa kamu sudah saya lakukan tadi malam,saat kamu tidur dirumah saya,di dalam kamar saya.Tapi otak saya masih waras,jadi jangan asal nuduh saya.Justru saya punya niat baik,kamu lihat kancing bajumu terlepas saya mau membetulkan itu dengan niat mau menutup kancingnya kembali.Jadi jangan GR!" Sungut Ardan.
Rani diam dengan perasaan bersalah.
" Abisnya bapak gitu, aturan bapak bangunin saya,jadi kan saya gak mikir yang macem-macem." lirih Rani,wajahnya tertunduk dan mengeluarkan semburat merah.
Rani gegas membetulkan kancing bajunya, ditengah ketegangan itu tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
Tok
Tok
Tok
" Buka kunci pintunya." Titah Ardan.
Klek
Cklek
Rani hanya membuka pintu dan kembali duduk disofa,dia menatap Rani dengan tatapan yang sulit diartikan.
" Ada apa tah?" Tanya Ardan saat melihat Fatah masih berdiri didepan pintu.
" Oh iya pak,begini tadi ada orang dari kantor pusat datang dan saya sempat mengajaknya kesini tapi saya ketuk berkali-kali tidak ada jawaban sepertinya bapak sedang sibuk." Ucap Fatah sembari melirik ke arah Rani.
" Saya istirahat karna semalaman saya tidak bisa tidur dan saya tadi minta Rani buat membantu pekerjaan saya tapi saya juga minta untuk tidak membiarkan siapapun masuk kedalam sini dengan mengunci pintu ruangan ini.Saya juga baru saja bangun,oh ya Rani terimakasih, pekerjaanmu sungguh bagus,saya tidak salah memilih orang.Lain kali pasti saya bisa minta tolong kamu lagi." Ucap Ardan.
Rani sedikit termenung saat mendengar jawaban Ardan.Entah apa yang membuat Ardan berbohong pada Fatah.Namun karna tak mau ambil pusing akhirnya Rani tetap mengikuti kebohongan Ardan.
" Em,iya pak sama-sama." Jawab Rani.
Tanpa Fatah sadari Ardan mengedipkan salah satu matanya kepada Rani membuat calon jandanya langit tersenyum manis.
" Dasar bos nakal! Bisa aja ngelesnya kaya kang bajai." Umpat Rani dalam hati.
" Iya pak maaf kalau begitu.Begini pak orang pusat bilang besok bapak harus datang kekantor pusat karna ada sesuatu hal yang harus bapak tangani langsung ke sana." Ucap Fatah, setelah itu Fatah pamit dan sebelum pergi dia menatap Rani kembali,namun Rani tidak mau mempersoalkan.Rani justru tersenyum ke arah Fatah.
Bersambung....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."