Alleta berusia 23th hidup penuh dendam dan mati dikarenakan dendam.
Usai melakukan misi balas dendamnya, ia pun meninggal usai tertembak oleh musuhnya sendiri.
Tetapi bukannya ke alam baka, ia malah hidup ditubuh anak remaja yang berusia 17tahun dengan nama yang mirip dengan namanya,
Parahnya tubuh yang ia masuki adalah penjahat sejati, anak yang suka mencaci maki dan durhaka kepada orang tuanya, membenci adiknya yang memiliki sindrom Savant. Bahkan pemilik tubuh ini juga memprovokasi teman-temannya untuk membully kakak kandungnya sendiri.
Mengejar salah satu pria tampan di sekolahnya bak manusia gila, Berbohong pada semua orang jika dirinya anak kaya raya padahal dia anak paling miskin di sekolahnya.!
Letta bukan orang baik, tapi dengan keadaan yang diperbuat pemilik tubuh ini membuatnya sadar jika ada manusia lebih jahat ketimbang dirinya.
'Pantas saja pemilik tubuh ini mati, benar-benar manusia sampah..! Jika aku Tuhan, aku tak akan membiarkan dia hidup di dunia ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Vuspita sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutang lagi
maaf yah beberapa hari ini aku jarang up. sebab sedang ada musibah, nenek author meninggal kemaren. Al-fatihah buat nenek 🙏🙏
.
.
.
“ papa, Talita! Afgan!..” suara lembut mengalun dengan aura kekhawatirannya.
Diki mengerjab menatap gadis cantik mendekati dirinya dengan pakaian serba putih dan juga cantik. Letta menatap perempuan yang datang dengan tenang, ini istri Diki kah?? Jika iya maka Letta ikut bahagia,.
Diki sudah bahagia bersama perempuannya.” Syukurlah anak anak semuanya udah ketemu. Kalian ini bikin mama papa sakit kepala tau nggak, pakek ilang semua..” perempuan tersebut menatap kedua anaknya tajam, siapapun bisa lihat jika sebenarnya ia sangat khawatir, bukan marah.
Talita dan afgan meringis dimarah oleh ibunya. “ maaf mama, “ ujar keduanya lirih saling memeluk dan menunduk. Perempuan itu meringis menatap anaknya gusar. Letta terkkeh melihatnya, ia cukup terharus sebab Diki memiliki keluarga yang bahagia rupanya.
“ nona,,, terimakasih yah sudah menjaga anak saya.” Ujar Diki pada Letta pelan, dimana ia melihat letta yanmg terkekeh pelan membuat ia dejavu,
Letta mendengarnya mengangguk pelan, “ kenalkan saya Diki, dan ini istri saya.. Melani...” jelasnya menunjuk istrinya
Istrinya berambut panjang, hidung mancung, tinggi dan berbadan kurus. Sangat cantik dan menawan tersenyum ramah pada Letta.” oh jadi adek yang udah jagain anak kami? Yaampun terimakasih yah. Talita ini emang orangnya sangat aktif.. maaf yah sudah mereporkan adek.” Ujar istri Diki meringis pada Letta. terlihat sangat tidak enak.
Letta menggaruk tengkuknya tak gatal, ia dipanggil adek? Rasanya lucu sekali, terapi Letta memilih mengangguk.” Yah... tante.” Letta menahan diri agar tidak tertawa memanggil peremuan istri Diki ini tante, pasalnya usia mereka pasti sama.
“ untuk rasa terimakasih kami, ayo adek mau gabung sama kami tidak, kami ada fiknik kecil kecilan di sana.” ujar Melani menunjuk arah lain.
Letta menggeleng menolak tapi Talita turun dan memeluk kaki letta.” ayoo kakak aku mau main sama kakak.” merengek menatap Letta dengan wata yang berbinar.
Melatni menahan anaknya tak enak, Letta melihatnya tersenyum tipis melirik Diki yang diam saja.” Yah..” gumam Letta.
“ Yey.. talita mau gendong kakak.” teriak Talita.
“ adekk.. nggak boleh gitu.” Ujar Diki mengeleng membuat Talita cemberut melirik Diki. Letta tak tega membuat ia mengambil talita dan menggendongnya. Semua diam menatap letta yang menggendong talita.
” Nggak apa apa.. Ayuk kakak gendong.” Ujar Letta. Talita tersenyum lebar dan memeluk leher letta.
Melani dan Diki terlihat tidak enak, segera membawa Letta bergabung di tempat lain, dimana yang mereka katakana ingin fiknik, di pinggir danau, ada mobil pitih dengan tikar terlentang tapi belum ada apa apa. Melani membawa Letta untuk duduk di sana.” nah disini, tunggu sebentar yah letta kami keluarkan makanan dulu.” Melani membawa letta duduk saja dna letta mengangguk patuh.
Afgan melirik letta tidak suka, sebab Letta asing baginya, tapi letta juga tidak meliriknya sama sekali, tidak mau sok baik.
Melani mengeliuarkan banyak makanan, mulai dari cake, buah, minuman, ciki ciki, sampai pada makanan berat dan beberapa lainnya. Letta hanya diam disebela talita yang dari tadi mengoceh tentang ia yang sudah masuk TK kemarin sore. Letta hanya mengangguk saja. Letta hanya tau satu yang membuat ia bahagia, sahabatnya ternyata bahagia.
“ ehem.. Let letta makan.”
Diki bergumam gugup menyebut nama Letta. Letta melirik Diki dan tersneyum tipis, mengambil satu apel dan segera bangkit.” Thanks yah... gue ikut bahagia loe hidup bahagia... hidup bahagia terus.” Ujar letta mengedipkan satu matanya.
Menatap Melani yang baru datang mengerjab menatapnya.” saya duluan yah Melani. Dikit.. Talita, Afgan. bay.” Ujarnya melambaikan tangan segera menjauh.
Diki shok menatap letta menjauh, menatapnya nanar segera berlari mengejar letta.” papa,.. mau kemana?” Afgan menahan papanya diikuti Melani mendekati Diki yang terlihat shok.
“ papa kenapa? Dia siapa?” Tanya Melnai heran penuh curiga.
Diki memegang dadanya sesak, menatap istri dan anaknya nanar.” mama???? Kita nggak lagi mimpi kan?” tanyanya lirih.
Melani menatap suaminya heran.” Papa kenapa?” tanyanya cemas. Diki hanya diam dengan tatapan kosong, rasanya ada bagian sesak menggerumbungi dadanya, sangat sakit.
Letta menatap langit yang sudah cukup terang, ia tetap tersenyum melihat keluarga Diki yang sangat harmonis dan bahagia, “ Letta..”
Letta melirik yang memanggil namanya, mengerjab tak kenal. Dia siapa yah? laki laki yang sudah dewasa mendekatinya dengan tatapan tajam dan dingin. Mana bajunya rapi banget lagi, type laki-laki bau duit “ mau kabur he?” tanyanya dingin pada Letta sampai menahan tangan Letta, diikuti dengan beberapa orang bodyguard di depan Letta dan dibelakang Letta
Letta menaiki satu alisnya menatap siapa yang mengepungnya. “ siapa yah?” Tanya Letta mengunyah pelan apel yang ia ambil dari keluarga Diki. tatapan laki laki berjas itu semakin dingin, tatapannya lebih tajam ketimbang sebelumnya, tangannya memegang tangan kiri letta lebih meremasnya kuat. “ kamu sudah saya sewa untuk jadi tunangan pura pura saya. Kamu pura pura lupa setelah saya transfer uangnya sama kamu?” tanyanya.
Letta mendengarnya shok, menatapnya dengan mengerjab pelan.” eh saya nggak nerima transfer apa apa.” Jelas Letta gugup karena di tuduh.
Pria itu menaiki satu alisnya, menatap Letta lebih tajam. “ saya nggak suka bercanda Letta, bahkan saya punya bukti transfer dan kontrak kerja kita.” ujarnya tegas pada Letta dan semakin menekan tangan Letta.
Letta menghempaskan tangan pria aneh itu kuat sata merasa tangannya sudah perih, mendelik tidak terima, tapi hendak mengelak pun ia tidak bisa, sebab ini bukan tubuhnya.” maaf tapi saya lupa ingatan, setengah ingatan saya lupa begitu. Jadi kamu bisa jelaskan sama saya tentang perjanjian dan kerja itu?” Tanya Letta mencoba tenang.
Pria tersebut menatap Letta remeh, terkekeh mengejek membuat Letta terasa seperti dihina.”Letta, kamu mau main main dengan saya??? Saya tidak suka main main..” jelasnya pelan, berdehem sejenak ia melirik sekitar yang tidak ada orang kecuali dirinya dan empat bodyguardnya. “ karena saya ada waktu saya akan menjelaskannya lagi, jika mungkin kamu amnesia beneran kan?” tanyanya pelan.
Letta mengangguk mengunyah apelnya tenang mendengar saksama pria di depannya. “ kamu..” pria itu menunjuk bahu Letta denan telunjuknya, bahkan ia menekannya membuat letta melebarkan mata berhenti mengunyah. Menatap pria itu dengan tatapan tajam.’” kamu sudah saya bayar untuk jadi tunangan bayaran saya, uang awal perjanjian sudah saya bayar sebesar 1miliyar, kamu nggak mau bawa lari uang saya kan Letta?” tanyanya dingin.
Letta mengerjab pelan mendengarnya. 1miliyar?? SATU MILYAR??? HE dimana Letta asli menaruh uangnya..!!
” dan kamu nggak bisa mengelak Letta, saya sudah sangat cukup sabar lihat kamu dua minggu menghilang usai kontrak terjalin, dan jika kamu masih mau kabur atau pergi dari saya, saya tidak main jika keluarga kamu akan baik baik saja.” Jelasnya dingin dan penuh pengancaman.
Letta meneguk Saliva kering, duh Satu Miliyar loh ini Letta!!!!!
di sebelah nangis bombay
itu ibaratnya S2 nya kedokteran
apa letta meninggal lagi Masi metong lagi sieh pemeran utamnya