Pelipur Laraku

Shella mengirim pesan kepada papa nya, mereka menunggu nya dicafe.

Suasana hati Shella berubah setelah bertemu dengan Ayu tadi, Shella menerka nerka apa yang ada dipikiran Ayu. Karena Ayu terlihat tidak senang mengetahui hubungan nya dengan Ikhsan.

*kling*

Pesan masuk dari Ayu

"dari sekian pria yang mendekatimu, kenapa kamu harus memilih Ikhsan? Aku kecewa sama kamu Shel... Apakah dulu kamu menolongku, bertujuan agar kalian bisa dekat satu sama lain?

aku tau dulu dia pernah diam-diam mencintaimu, tapi aku bisa mengalihkan hati nya kembali pada ku, tapi setelah aku tau dia kini bersama mu, rasa nya cemburu ku yang dulu kini kembali hadir.

Waktu itu, setelah mengetahui aku hamil dan pria brengsek itu tidak bertanggung jawab, aku baru menyadari perasaanku pada Ikhsan. Aku menyayanginya sangat dalam, namun aku tau itu sudah terlambat bagiku untuk kembali lagi pada nya saat itu. Sampai saat ini perasaan ku pada nya masih ada, walau aku sudah menikah dengan pria lain.

Jujur saja hati ku sakit mendengar kabar kalian akan menikah. Aku tau aku salah, tapi itu yang aku rasakan. Maaf jika ke depan nya sikapku pada mu bila bertemu akan menyakitimu, aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kamu dan Ikhsan akan menikah"

Shella memperlihatkan pesan yang dikirim Ayu pada Ikhsan.

"sudah ku duga ada yang disembunyikan dari nya, dan dia sudah salah paham padaku, ternyata benar" ucap shella

Ikhsan mulai membaca nya, dan setelah membaca nya wajah Ikhsan berubah menjadi tidak bersahabat

"aku ngga peduli, itu masalah dia bukan masalah ku, waktu dia berhubungan badan sampai hamil dengan cowok itu, apa dia memperdulikan perasaan ku yang saat itu dia juga memiliki hubungan dengan ku, kenapa sekarang dia bicara seolah olah dia yang paling tersakiti, terlebih lagi dia bicara tentang perasaan nya sekarang padamu setelah dia sudah menikah, Kok lucu!! Dia ngga tau diri! Sekarang terserah kamu yank, kalau kamu memikirkan perasaan dia daripada perasaan ku dan perasaan mu sendiri mending ngga usah diteruskan, aku ngga mau hubunganku yang sekarang sama kamu terpengaruh sama masa lalu, baik dari aku maupun dari kamu. Aku anggap masa lalu itu sudah selesai" Ikhsan berkata tegas

"tapi.."

Ikhsan menyunggingkan bibir nya serta menggelengkan kepala

"kalau masih pakai tapi, lebih baik ngga usah di teruskan" ucap Ikhsan

Shella ingin melanjutkan menjawabnya, namun tiba-tiba suara ayah nya mengejutkan mereka sehingga Shella mengurungkan niatnya

"sorry kalian sudah lama menunggu, jadwalnya delay" kata papa Shella

Mereka menoleh ke arah papa nya, Shella tersenyum. "ngga apa - apa"

Ikhsan pun menyalami papa Shella " apa kabar pak?"

"baik, kamu gimana?"

"baik juga"

"papa mau kopi?" tawar Shella

"boleh tapi bawa pulang aja ya"

"ok, sebentar ya Ella buatkan"

Shella pun meninggalkan mereka berdua. Dari kejauhan Shella melihat papa nya dan Ikhsan sedang mengobrol, entah apa yang sedang dibicarakan mereka. Kali ini Ikhsan tidak seperti biasanya, dia mengobrol tanpa menoleh ke arah ku walau hanya sedetik.

"ini pah" Shella memberikan segelas kopi buatan nya kepada papa nya. Shella melirik Ikhsan tapi dia menghindar dari penglihatan ku.

" ayo kita pulang " ajak papanya.

Dalam perjalanan mereka saling diam. Sampai rumah Shella pun, Ikhsan juga masih diam tapi dia tidak mencoba pergi dari rumah. Dia masih bertahan disana.

"mama mu mana mba?" tanya papa nya

" ke tempat bude ngantar seragam"

"ooh... Yasudah kalau gitu, kalian ngobrol lah, papa mau istirahat dulu"

Shella mengangguk.

"ngobrol diteras samping aja" Shella mengajak Ikhsan untuk ngobrol diteras samping rumahnya, karena disitu tempat yang jarang didatangi orang, Shella sengaja mengajaknya kesitu, karena mereka butuh privasi untuk obrolan mereka kali ini