NovelToon NovelToon
Reverse Satu Jam

Reverse Satu Jam

Status: tamat
Genre:Teen / Sci-Fi / Tamat / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nov Tomic

Genre: Drama, Mystery, Psychological, Romance, School, Supernatural, Time Loop

Haruto Keita hanyalah siswa SMA biasa. Tapi suatu hari, saat pulang sekolah, dia tiba-tiba kehilangan kesadaran dan mendapati dirinya kembali di kelas, satu jam sebelumnya. Sempat merasa bingung, Haruto akhirnya menyadari bahwa setiap kali dia membuat kesalahan, waktu akan mundur satu jam.

Setelah beberapa kali mengalami Time Loop, Haruto menemukan sebuah pola yang membuatnya berpikir kalau semua itu berhubungan dengan seorang gadis, namanya Fumiko Reina.

Siapa itu Fumiko Reina? Lalu, bagaimanakah nasib Haruto kedepannya?

Note:
- Cerita ini hanya fiksi, semua latar, tokoh, dan cerita murni karangan author belaka. Jika terdapat kesamaan pada karangan ini, maka itu hanya kebetulan yang tidak disengaja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30 — Kata-Kata Terakhir

"Ah, maaf.. kekuatanku habis."

Sial, yang benar saja!

Yang pasti, aku sedang kesal sekarang. Tidak, maksudku.. setiap kali aku melihat senyuman Jikan melalui wujud Fumiko, dia tampak begitu menyebalkan.

Saat ini, Jikan tersenyum lebar dengan cara yang sangat mengerikan. Seringainya begitu lebar, seolah-olah dia sedang mengejekku dengan cara yang tidak biasa.

"Kau tersenyum saat kekuatanmu habis? Mencurigakan sekali," celetuk Future Haruto. Dia juga tampak kesal ketika melihat senyum dari Jikan.

Ngomong-ngomong, meja ini kembali dipenuhi dengan angka-angka digital acak. Padahal sebelumnya, ada tampilan sudut pandang Future Haruto disini. Itu artinya flashback sudah berakhir.

Flashback diakhiri saat Future Haruto telah berhasil melewati Time Loop yang begitu menyiksa. Kurasa alur waktunya jadi melenceng jauh. Banyak sekali perbedaan yang bisa kutemukan dari sudut pandang Future Haruto.

"Bagus sekali, Jikan. Kau memberi flashback pada kami hanya untuk memperlihatkan bagaimana Butterfly Effect bekerja?"

Biar kutegaskan lagi, Butterfly Effect. Di beberapa kesempatan, sebenarnya Future Haruto sudah begitu tertarik dengan sampah plastik kecil yang ada di lorong sekolah. Namun, entah kenapa, dia tidak tergerak untuk membuangnya.

"Oh, aku juga berpikir begitu. Hebat juga, Haruto! Pemikiran kita sama."

"Hah.. apa maksudmu? Kau adalah aku, jadi itu hal yang wajar."

Ah, sepertinya pengaruh Butterfly Effect itu sangat nyata. Untuk mendapatkan buktinya, aku tidak perlu berpikir panjang. Hanya dengan melihat keadaan Future Haruto saat ini, itu sudah cukup.

"Setengah benar, 50 poin."

"Eh?!"

Tunggu, apa ada yang salah? Tidak mungkin, kan?! Jikan ingin menunjukkan pengaruh tindakan kecil terhadap Butterfly Effect. Asumsi dan pemikiranku hanya berkata seperti itu.

Tepat sekali, aku yakin kalau hanya itu alasan Jikan untuk memberikan flashback pada kami. Jika yang ini salah, maka kemungkinan dia masih memiliki alasan yang lebih besar.

Aku jadi bingung, dan sepertinya tidak ada pilihan lagi selain bertanya.

"Apa maksudmu, Jikan?"

"Sudah kubilang, kau setengah benar. Jadi itu hanya 50 poin."

"Ya, aku tahu. Tapi, bagaimana dengan 50 poin sisanya?"

"Menurutmu sendiri, bagaimana?"

"Tidak, aku tidak mengerti."

"Hehe.."

Jikan tertawa kecil, membuatku jadi semakin bingung. Ini aneh, dan kurasa ada yang salah.

Oh, aku mengerti sekarang! Astaga, kenapa aku baru menyadarinya? Sayang sekali, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Aku menatap Jikan yang masih saja tersenyum dengan begitu puas. Perlu diakui, aku pasti kalah kali ini. Mau seperti apapun alurnya berjalan, dia akan tetap unggul.

Satu-satunya pilihanku sekarang hanya satu, yaitu mengikuti alur dari Jikan. Akan sangat berbahaya jika aku berusaha melawan, apalagi berniat memojokkannya.

Jujur saja, ketika mengingat beberapa flashback dari Future Haruto, aku baru sadar betapa manipulatifnya Jikan, sang pengendali waktu.

Sedari awal, aku memang tidak mempercayainya. Ada alasan kenapa aku bisa bertindak seolah-olah percaya dengannya, itu karena aku ingin mendapatkan informasi untuk melawan balik.

Padahal aku sudah berusaha mengelabui Jikan agar pemikiran seperti itu tidak terbaca olehnya. Namun, aku sedang dipojokkan sekarang, bahkan sangat terpojok.

Bagaimana ini? Apakah mengikuti alur dari Jikan akan berakhir dengan baik? Tidak, jawabannya sudah pasti tidak. Butterfly Effect hanya akan jadi persimpangan alur waktu, karena pada akhirnya tidak banyak yang berubah.

"Ada apa, Haruto? Kau bisa menolak keberadaanku sekarang."

"Tidak, itu percuma. Katakan saja apa maumu!"

Sepertinya Jikan juga sudah sadar. Aku memang bisa mengusirnya dengan cara menolak keberadaannya, tapi itu sama seperti memburu lalat hanya dengan dua jari tangan.

Jadi, aku hanya bisa mengikuti alurnya dan bergerak sesuai keinginan Jikan.

Yah, setidaknya aku ingin mendengarkan tujuan asli dari Jikan. Setelah cukup lama menyembunyikan tujuannya, paling tidak aku akan mendapat informasi yang penting.

"Hei, kalian ini bicara apa? Aku tidak mengerti."

"Berisik sekali, Mirai! Pergilah, kesepakatan kita sudah berakhir!"

Mirai? Siapa dia? Future Haruto ini dipanggil Mirai oleh Jikan? Bagaimana bisa?!

Ah, sudah kuduga. Aku memang salah langkah sebelumnya.

"Baiklah, katakan saja jika kau perlu bantuan lagi. Aku pasti akan datang jika kau membayar, Jikan!"

"Ya, pergilah! Aku ingin bicara empat mata dengan anak ini."

"Tu-tunggu! Sia—"

Sial! Cahaya kuning ini begitu menyilaukan! Mataku jadi tidak bisa melihat apapun dalam beberapa saat. Ketika aku kembali membukanya, Future Haruto sudah menghilang di hadapanku.

"Hah.."

Aku menghela napas, dengan sedikit penyesalan atas apa yang telah kulakukan beberapa waktu sebelumnya.

"Berbanggalah, Haruto! Kau sudah membuatku kerepotan begini, aku bahkan sampai memanggil Mirai untuk menjebak mu."

"Mirai? Nama yang indah."

"Iya, kan? Seleramu bagus juga!"

"Berhentilah tersenyum, kau terlihat menjijikkan!"

"Maaf, tapi aku merasa begitu senang sekarang. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa menaklukanmu, Haruto Keita!"

"Berlebihan sekali, padahal belum sampai dua hari. Tapi, terserah kau saja. Entah dosa apa yang sudah kuperbuat, hingga kau terus menyiksaku."

Pasrah, inilah kata-kata yang tepat untuk situasiku sekarang. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan, selain diam lalu menjadi boneka dari Jikan.

"Baiklah.. sebelum kesadaranmu kuambil alih sepenuhnya, ada kata-kata terakhir?"

"Umm.. biar kupikirkan."

Aku memang sudah menduga kalau Jikan ingin mengambil alih tubuhku dan mengendalikannya secara penuh. Jadi, ucapkan selamat tinggal pada diriku!

"Eh, tunggu! Bisakah aku menjelaskan beberapa hal padamu? Aku ingin memberi kesimpulan sesuai perintahmu sebelumnya."

"Oh, jadi kau ingin banyak bicara sebelum hilang sepenuhnya?"

"Ya, begitulah."

"Aku mengerti, silahkan!"

Jikan terus tersenyum, tampaknya dia begitu puas setelah berhasil memanipulasiku.

Ah, sebaiknya aku harus mulai darimana? Tidak, lupakan saja. Aku hanya perlu bicara sesuai dengan pemikiranku langsung.

"Baiklah, pertama-tama.. biarkan aku memujimu. Kau sangat pandai berbohong, Jikan! Aku sampai tertipu, karena Future Haruto itu sebenarnya tidak ada. Dia hanya kenalanmu dengan sebutan Mirai, dengan kemampuan yang hampir sama. Singkat cerita, kalian bekerjasama dan merencanakan semua ini."

"Oh, tepat sekali. Lalu, ada lagi?"

"Mengenai flashback di meja bodoh ini tadi. Itu adalah takdirku setelah ini, dan Mirai menggambarkan masa depanku yang tampak begitu suram. Asumsiku berkata kalau kau ingin membuatku kembali mengalami Time Loop, tepat di satu hari sebelumnya, tanpa ingatan apapun."

Sebenarnya, ada tujuan lain dari flashback tadi. Tapi, aku yakin Jikan pasti langsung membenarkan tanpa peduli apapun lagi.

"Ya, kau be—"

"Setelah itu, tentang Butterfly Effect. Sebenarnya rencanaku sudah begitu baik, tapi kesalahanku adalah memesan jus jeruk saat bersama Fumiko Reina sebelumnya. Harusnya akan lebih baik jika aku memesan minuman cokelat."

"Benar sekali, 100 poin! Tolong jangan bicara lagi setelah ini, kata-kata terakhirmu terlalu panjang!"

Baguslah. Sesuai dugaan, Jikan pasti akan menjawab seperti itu. Dia tetap saja menjadi pembohong di saat seperti ini.

Namun, mau bagaimanapun juga, aku sudah pasti kalah. Tepat sekali, aku kalah dan tidak bisa melawan lagi.

Jikan mulai mengangkat tangan kanannya, sepertinya berniat untuk menjentikkan jarinya dan menggunakan kekuatannya.

"Kalau begitu, selamat tinggal, Haruto Keita!"

Ya, selamat tinggal, diriku!

Atas apa yang telah terjadi ini, aku sangat senang. Kupikir aku harus berterimakasih pada Jikan, karena dia sudah memberikan flashback yang membuatku kembali tersadar.

Sebenarnya, bukan Fumiko Reina yang bunuh diri, tetapi aku sendiri. Aku jadi sadar ketika melihat minimnya interaksi di antara kami.

Tidak apa-apa, aku tidak memiliki penyesalan lagi sekarang.

Untuk Fumiko Reina, jalanilah hidupmu seperti biasa. Kalau bisa, cari laki-laki yang jauh lebih baik dariku!

Lalu, untuk Akane Fukuzawa, tetaplah menjadi dirimu sendiri. Jangan sekali-kali terpengaruh oleh ucapan orang lain! Dan juga, maaf karena tidak bisa bermain di Arcade lagi bersamamu!

"Seharusnya kau mengatakan itu di saat terakhirmu!"

"Hahaha.. kau ada benarnya! Terima kasih, Jikan. Tolong sampaikan semuanya pada mereka!"

"Tentu. Beristirahatlah dengan tenang, Haruto Keita!"

Akhirnya, aku bisa tertawa dan melepaskan penyesalanku.

1
Mafufu Rawr
Bjir langsung kena tumbok
Mafufu Rawr
Maksudku, atas dasar apa dia bisa yakin banget ini semua karena dia ngelakuin kesalahan gtu v: apakah mc nya terlalu banyak nonton anime XD
Mafufu Rawr
Lho dia kok bisa langsung ambil kesimpulan bgtu v:?
Mafufu Rawr
Tanaka!? mirip nama karakter dari Fear and Hunger 2 : TERMINA!1!1!1!1
Agis
Flashback nya sampe Reina bundir kah bang?
Nov Tomic: ga panjang bang, hari ini dah tamat sesuai outline nya😂
Agis: haih, panjang banget donk kalo sampe situ...
total 3 replies
Agis
berarti nilai moral n disiplin gak terlalu diperhitungkan?
Agis
belum tentu...
Agis
benar-benar ide bagus
Agis
namanya kek cowok,
Agis
gak butuh lagi auto buang. beliau ini...
Agis
mana ada kepala lembut wkwk... kecuali yang nempel pipi. itu juga masih berat.
Agis
taman indor?
Hana
semangat up thor
Agis
Bunga 🌹 meluncur. lanjutkan thor.
Agis
dipengaruhi jikan paling.
Agis
berati dia belum sadar kalo penyebab time loop nya reina.
Agis
dan reina jadi terkena gngbng oleh para berandalan.
Agis
lebih apik dari MC masa kini.
Agis
Lanjut cuy...
Agis
Di tengah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!