Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSMI 21
Suasana tenang kembali. Maysha sudah tertidur dengan memeluk Giany. Tangan Maysha melingkar kuat di lengan wanita itu seolah tidak rela untuk ditinggalkan. Giany mengusap rambutnya sambil sesekali mengecup kening gadis kecil itu.
Allan berdiri di ambang pintu, mengintip keadaan di dalam sana. Ada seulas senyum tipis yang terlihat mengembang di sudut bibirnya. Giany memang wanita yang lembut, tanpa usaha keras bisa dengan mudah meluluhkan Maysha.
Tepukan mendarat di bahu Allan, membuat segalanya membuyar. Bu Dini berdiri di belakang sambil sesekali ikut melihat ke dalam kamar.
"Maysha sudah tidur?"
"Sudah, Bu," jawabnya setengah berbisik.
"Terus kamu ngapain masih berdiri di sini?"
Sebuah pertanyaan yang membuat Allan menarik napas dalam. Ia melirik sang ibu yang berada di sampingnya.
"Cuma lihat Maysha, Bu."
"Lihat Maysha apaan? Orang Maysha tidak kelihatan dari sini, badannya ketutup sama badan Giany."
Iya juga sih. Ah Ibu, ganggu kenikmatan saja.
Allan menghela napas panjang, ibunya itu sangat pandai menjebaknya. Dan sialnya, Allan selalu tidak dapat berkutik di hadapannya.
"Kan sambil menyelam minum air, Bu ..." ucap Allan dengan pasrah sambil berlalu menuju ruang keluarga, yang mana membuat Bu Dini menggelengkan kepala. Ia tidak habis pikir dengan kelakuan anaknya yang terasa sudah diluar kebiasaannya.
Allan yang selama ini pendiam, kaku dan dingin mendadak berubah karena kehadiran seorang Giany.
🌻
🌻
🌻
🌻
Giany baru saja keluar dari kamar setelah memastikan Maysha sudah lelap dalam tidurnya. Melirik Allan yang tengah duduk di ruang keluarga, Giany kemudian menunduk. Dengan langkah menyeret, ia mendekat, membuat Allan menggeser posisi duduknya agar Giany bisa duduk di sebelahnya. Sayang sekali, Giany malah memilih duduk di sofa tunggal.
Terlalu ngarep kamu, Allan! ucap Allan dalam batin.
Giany diam dan tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Di mata Giany, Dokter Allan datang ke dalam hidupnya bagaikan seorang pahlawan.
"Dokter, saya mau berterima kasih sudah menolong saya tadi. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi kalau Dokter tidak menolong saya," ucap Giany.
Allan hanya menyahut dengan anggukan diiringi senyum tipis. Ia meletakkan sebuah buku yang baru saja dibacanya di bawah meja.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Saya lihat kamu dikejar suamimu tadi."
"Tadi saya mau pergi dari rumah. Saya pulang ke rumah Mas Desta hanya untuk mengambil beberapa barang. Tapi Mas Desta marah dan tidak mengizinkan saya pergi."
"Dan dia memukuli kamu lagi?"
Giany mengangguk, bersamaan dengan air mata yang menetes di pipinya. Melihat itu, Allan mencoba menenangkan dengan mengusap bahunya.
"Apa ada yang bisa Saya bantu?"
"Saya ..." Giany tidak sanggup lagi menjawab. Rasa sakit di hatinya jauh lebih besar dari sakit fisik yang ia alami. Desta bahkan tega memukulinya, padahal Giany baru saja keluar dari rumah sakit.
Selama beberapa menit berlalu, tidak ada pembicaraan. Allan membiarkan Giany melepaskan semua kesedihannya dalam tangisan. Rasanya begitu ingin merengkuh tubuh Giany dan memberinya kekuatan. Menunjukkan bahwa masih ada dirinya yang mencintai. Namun, Allan sadar posisinya. Terlebih, Giany mengalami trauma dan ketakutan.
"Tenang saja, kamu aman sekarang. Setidaknya suamimu tidak akan menemukan kamu di sini," ucap Allan. "Kalau kamu mau, saya bisa membantu melaporkan kekerasan yang dilakukan suamimu."
"Tidak usah, Dokter. Dokter sudah membantu banyak dan saya tidak enak merepotkan lagi. Lagi pula, saya hanya mau terlepas dari Mas Desta saja."
"Maksud kamu ... Cerai?" tanya Allan ragu-ragu. Kemudian Giany menganggukkan kepala sebagai jawaban.
Raut wajah Allan pun berubah senang, tetapi berusaha menyembunyikannya. Memang itu yang ia inginkan, merebut Giany dari suaminya. Dan hal pertama yang harus ia lakukan adalah memastikan Giany bercerai dari Desta.
Beberapa saat kemudian, Giany mulai tenang. Tangisannya pun terhenti. "Dokter, mungkin lebih baik saya segera pergi dari sini."
"Kaki kamu kan masih sakit. Lagi pula kamu mau kemana malam-malam begini?"
Giany menggeleng, masih dengan kepala yang menunduk. Ia tidak tahu akan pergi kemana. Tidak ada keluarga atau teman untuk dituju. Tetapi untuk tetap berada di rumah Dokter Allan pun tidak enak.
"Mungkin saya akan mencari pekerjaan di luar. Di sini saya hanya akan merepotkan Dokter dan ibu."
"Kamu sama sekali tidak merepotkan, Giany. Atau begini saja, kamu bilang mau mencari pekerjaan kan? Bagaimana kalau kamu bekerja di sini saja, menemani Maysha. Kebetulan saya sudah beberapa kali mencoba menyewa seorang pengasuh untuk Maysha. Tapi tidak ada yang betah dan Maysha juga selalu menolak orang baru."
"Menjadi pengasuh Maysha?"
"Iya. Lagi pula, di antara sekian banyak orang, hanya kamu yang bisa meluluhkan Maysha. Dia pasti akan senang kalau tahu akan sering bertemu kamu."
"Saya takut suami saya akan mencari kemari. Dan itu pasti akan menjadi masalah untuk Dokter."
"Kamu tenang saja. Saya akan melindungi kamu."
Mendengar ucapan Allan, Giany memberanikan diri mengangkat kepala, menatap ke dalam mata Allan. Bola mata Giany seketika dipenuhi cairan bening.
"Terima kasih, Dokter."
Allan mengangguk. Ia akhirnya menceritakan keadaan Maysha dan penyebab putrinya menjadi seperti sekarang.
"Maysha mengalami trauma. Hari itu saya dan Ayra bertengkar hebat. Ayra marah, karena saya tidak izinkan dia untuk berangkat ke luar negeri. Dia menghancurkan benda apapun yang ada di kamar kami. Saya tidak tahu kalau Maysha ada di sana dan melihat kami bertengkar. Ayra pergi dari rumah meninggalkan kami dan lebih memilih kariernya sebagai seorang model. Sejak saat itu Maysha trauma dan sampai sekarang tidak bisa bicara. Dia juga sering mengalami tantrum. Setiap kali tidak bisa mengekspresikan keinginannya dengan baik, dia akan berteriak, melempar apapun atau bahkan menyakiti dirinya seperti tadi."
Giany terhenyak mendengar setiap kata yang diucapkan Dokter Allan. Sebelumnya ia tidak tahu kalau Allan adalah seorang duda dan memiliki seorang putri. Sebuah kejutan besar karena Maysha, gadis kecil yang sering bermain dengannya di rumah sakit adalah anak Dokter Allan.
"Saya ikut prihatin, Dokter. Tapi Maysha anak yang luar biasa. Dia bisa membangun dunianya sendiri."
Kamu yang luar biasa, Giany. Di antara banyak orang yang menilai Maysha mengalami gangguan kejiwaan, hanya kamu yang melihat dia dari sisi lain.
🌻
🌻
🌻
Di rumah Desta sedang duduk di depan sebuah cermin sambil mengompres lebam di wajahnya dengan es. Ini adalah kali ke dua ia mencicipi kerasnya kepalan tinju Allan. Dan sialnya, ia selalu tumbang di tangan dokter itu.
Yang menjadi pertanyaan dalam benaknya adalah, mengapa Dokter Allan sampai nekat membawa Giany pergi. Padahal ia tahu betul Giany adalah istrinya.
"Awas saja dia. Lihat nanti apa yang akan aku lakukan kepadanya. Berani sekali dia bawa istri orang pergi," gerutunya sambil sesekali mengusap lebam di wajah.
****