Misi balas dendam seorang Duda arogan plus gila, pada seorang gadis yang ada sangkut pautnya dengan target balas dendam nya.
Duda itu mengira dia sudah paling gila, namun ternyata gadis yang dinikahinya secara paksa lebih gila darinya.
"Aku sudah tahu kau lah yang sebenarnya menjebak ku tidur dengan mu! Lihat dan rasakan nanti, akibat kau berani menjebak seorang Denada...!" ancam gadis itu dengan wajah pongah, dia tidak terima menikah paksa dengan duda beranak dua, bahkan usia mereka terpaut jauh 15 tahun.
"Hei bocah! Kau kira aku takut dengan ancaman mu?! Aku...?! Seorang pebisnis yang bahkan tak kenal ampun pada pesaing-pesaing nya! Jangan mimpi kau bisa membalas perbuatan ku! Sekarang, aku adalah suamimu! Kau harus patuh padaku! Akan ku pastikan pernikahan kita adalah neraka bagimu...!" Arjuna seorang duda berusia 34 tahun menyeringai licik.
Karakter keduanya sama-sama kuat dan keras, siapakah yang berhasil menaklukan pasangan nya lebih dulu dalam jeratan cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Aksiku Akan Lebih Banyak Dari Bicaraku.
Bugh!
Bugh!
“Dasar pemaksa! Kau memperkosa ku lagi...!“
Setelah kenikmatan diraih lalu lenyap dengan kesal Dena memukul tubuh Juna kembali, bahkan rentetan tuduhan yang tidak benar adanya Dena lontarkan. Mana ada disebut pemer_kosaan jika si perempuan ikut menikmati tanpa ada perlawanan kecuali melawan dengan membalas gerakan-gerakan sensuuaal dari suaminya?
Juna akhirnya berusaha membiasakan diri dengan amukan istri kecilnya, dia sibuk membenahi pakaian Dena mengambil jas miliknya lalu membungkus tubuh terbuka Dena.
Kau begitu menikmatinya sayang, kapan aku memaksamu tadi? Padahal kamu menjerit mendapat kepuasan sampai 2 kali! Ck...!
"Dingin, pakaian mu terlalu minim. Pakai jas ku...“ lembut tutur kata Juna tanpa ada penekanan, keluhan hanya mampu dia ungkapkan dalam hati tak berani lagi mengucapkan nya dengan lantang daripada terjadi kembali perang adu mulut.
Mengalah demi menang! Mulai sekarang, itu pedoman hidupnya untuk menghadapi istri galaknya.
Dena menyipitkan mata menerima kepasrahan dari sang suami yang bisanya akan membalas mendebat nya dengan bentakan kasar.
“Kamu sedang merencanakan sesuatu lagi? Kenapa bersikap lembut?“ begitulah jika kepercayaan sudah dipertanyakan sejak awal sulit sekali percaya.
Juna menghela nafas panjang, “Begitu sulitnya kamu percaya padaku? Apa selama kita bersama, selain aku berbohong dan membentak mu... aku pernah main tangan padamu? Aku nggak seburuk itu, Dena.“ kini Juna menatap begitu dalam mata Dena, dia ingin memperlihatkan ketulusan nya pada gadis itu.
“Om kan pandai berakting, aku juga diajari sama Om.“ Jawab acuh gadis itu.
Juna mengusap kasar wajahnya, ya... semua adalah kesalahan nya sejak awal. “Maaf..."
Tiba-tiba kata itu meluncur dari mulut Juna, gadis itu sempat tertegun. Namun senyuman mencemooh kembali membingkai bibirnya, “Yakin, minta maaf? Untuk apa dulu nih minta maaf nya? Om tahu kan, kesalahan Om itu banyak banget... kalo disatuin udah kayak struk belanja ku hari kemarin!“
Bibir Juna berkedut, dia merasa lucu pada istrinya. Jika ia pikirkan lagi, karakter dan watak Dena keras padanya mungkin saja karena dirinya yang pantas mendapatkan nya.
“Ekhm! Setiap detik, jika kamu mau... aku akan terus mengucapkan kata maaf padamu. Maaf, maaf... maaf... maaf...“
“Oke! Berhenti!“ Dena membekap bibir Juna dengan telapak tangannya, “Aku akan memaafkan Om, tapi setelah Om jujur padaku dengan menjelaskan semuanya tentang alasan penjebakan padaku malam itu!“
Mata Juna berkedip, bulu mata lentik laki-laki itu mirip seperti wanita. Dena sedikit terkesima, dia pun melepaskan bekapan nya.
Juna mencoba mencari kata-kata yang pas untuk menjawab permintaan Dena, bukan dirinya tidak ingin jujur namun dia takut setelah Dena mendengar segalanya. Jika semuanya berawal dari niat balas dendam, istrinya itu tidak mau memaafkannya lalu meninggalkan nya.
Aku hanya takut kehilangan mu, Baby Girl!
“Bisakah kamu memberiku waktu? Aku belum siap mengatakan semuanya, beri aku kesempatan kedua.“ Juna menarik tangan Dena, lalu menciuminya. “Dena... seburuk-buruk nya niatku sejak awal, tapi aku berharap kamu bisa memaafkan ku apapun alasan nya. Sambil menunggu kesiapan ku untuk jujur padamu... bisakah kamu mencoba melihat ketulusan ku padamu untuk hubungan ini?“
Raut wajah Juna benar-benar serius, mata laki-laki itu terlihat kecemasan jika Dena mungkin meninggalkan nya.
Apa benar kata Dendra, aku sudah jatuh cinta padamu gadis galak?
“Berapa lama aku harus menunggu? Asal Om tahu, aku bisa saja menyuruh teman ku yang di dalam tadi untuk memeriksa latar belakang mu. Hanya butuh waktu sebentar baginya memeriksa kehidupan mu, meskipun akses pribadi mu akan sulit ditembus... tapi yakinlah, Gea adalah hacker sejati. Aku bisa tau, apa hubungan Om dengan kakakku dan wanita ular itu!“
Dena menakut-nakuti suaminya, nyatanya dia belum pernah meminta Gea memeriksa latar belakang Juna. Meskipun Dena yakin, Arjuna akan menutup segala akses tentang kehidupan nya demi keamanan.
“Bersabarlah, Baby Girl. Aku janji, akan secepatnya mengatakan padamu... tapi beri aku waktu lagi.“
Beri aku waktu untuk mengambil hatimu, saat kau sudah mencintaiku... aku yakin saat aku jujur padamu, rasa marah dan benci mu padaku karena sudah aku jadikan alat balas pada kakak mu akan hilang karena rasa cintamu padaku.
Juna sudah bertekad untuk menghapus niatnya untuk mempermainkan istri nya. Kini dalam hatinya, hanya ada rasa ingin saling mencintai. Menghilangkan rasa dendam dalam hatinya pada Devan, juga mengobati kesakitan di hati Dena karena perbuatan darinya dan juga dari Renata.
Aku akan membalas perbuatan Renata padaku dan juga perbuatan nya padamu!
Melihat wajah serius Arjuna, ada rasa ingin percaya pada laki-laki itu. Dena menggigit bibir nya, namun jempol Juna menghentikan nya.
“Jangan menggigit bibir mu, nanti luka...“
Jempol Juna mengelus bibir Dena, elusan itu semakin intens membuat nafas gadis itu semakin memburu.
“Mau lagi?“ Juna memajukan bibirnya, melepas jarinya dari bibir Dena. Keduanya sudah siap saling memaagut namun ketukan di jendela mobil menghentikan tingkah mereka.
Tok
Tok
“Dena! Lo ngapain masih disini?! Gue kira Lo udah dibawah pulang sejak tadi! Lo nggak diapa-apain kan sama bocah tua! Jangan bilang dia minta jatah nysu su sama lo...!“ Gea sedikit minum alkohol, dia bicara frontal tanpa berpikir.
Arjuna menaikkan sebelah alisnya, dia menatap penuh selidik pada istrinya, “Bocah tua? Maksud teman mu, itu aku?“
“Kalo iya, kenapa? Aku emang manggil Om bocah tua? Mau marah?“ tantang Dena tanpa rasa bersalah.
“Ck!“ Juna hanya mampu berdecak, dia sudah berjanji pada Dena dan juga pada dirinya sendiri akan lebih bersabar dalam menghadapi gadis yang masih bersikap labil seperti Dena.
“Ngomong!“ ujung telunjuk Dena sudah berada di dada Juna menekan dada suaminya, gadis itu ingin jawaban dari suaminya atau mungkin hanya ingin memancing kesabaran Juna.
“Enggak Baby, aku nggak akan marah-marah lagi sama kamu. Mau panggil aku Bangkotan kayak di awal sebutan mu padaku, aku rela...“
Untuk meyakinkan istri bar-bar galaknya, Juna menampilkan senyuman terbaik nya.
“Cih! Om pikir aku percaya dengan sandiwara Om!“ Dena mendelik tajam, namun akhirnya dia menghela nafas melihat wajah kecewa dari suaminya. “Kita akhiri saja pembahasan ini, aku akan mencoba melihat perubahan Om dalam hubungan ini. Tapi... jika terbukti Om hanya bermain-main dengan ku dan bersandiwara__“
Cup!
Mulut Dena yang masih ingin bicara dikecup Juna, “Little talk, lots of action... Baby Girl! Akan ku tunjukkan padamu, aksiku akan lebih banyak dari bicaraku...“
Dena terbungkam, dia pun akhirnya mengangguk, “Satu kesempatan Om, hanya only one chance... oke!“
“Oke, I promise...“ suara Juna terdengar tercekat, dia begitu bahagia mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan nya dengan Dena yang sejak awal sudah salah.
Jika akhirnya nanti saat dia mengatakan kebenaran tentang alasan nya menjebak Dena, lalu istrinya itu tidak mau memaafkan dirinya... setidaknya dia sudah berusaha memohon ampunan dengan memperbaiki hubungan mereka.
“Aku nggak butuh janji, Om. Buktikan semuanya,“ Dena melembutkan suaranya, dia mencoba percaya pada Arjuna dan akan menerima dengan pikiran yang terbuka akan perubahan Juna padanya.
“Oke, my sweet heart...“
Juna menarik tangan Dena mengecup berulang kali tangan istrinya dengan penuh kelembutan.
Brakkk!
Sebuah gebrakan di pintu mobil mengagetkan keduanya, mereka baru tersadar jika masih ada manusia gila lain nya seperti mereka di bumi.
“Dena...!!!“
Teriakan Gea akhirnya berhenti saat jendela mobil terbuka, “Teman mu baik-baik saja, lihat.“
Dena memperlihatkan wajahnya lalu mengangkat jari jempol, menandakan dia dalam keadaan baik.
“Kalian datang kesini pakai mobil mu, sayang? Sama Bimo, kan?“ tanya Juna pada Dena.
“Bimo aku suruh pulang ke rumah, tadi Gea yang bawa mobil.“
“Teman mu mabuk, biar teman mu diantar anak buahku dan mobil mu dibawa Leman. Kita juga pulang...“
Sesuai pembicaraan, akhirnya Dena dan Juna pulang dengan tubuh Dena dalam pelukan suaminya. Mata gadis itu terpejam, kelelahan karena perang enak sekaligus candu di dalam mobil tadi.
tp
OK
bisa menjadi contoh
dlm kehidupan nyata
teman yg baek tuh namanya
gk masalah dong punya suami sultan ya harus diporotin. teman nya bener tu.
salah kalao suami bukan sultan, yg diporotin apanya coba. ye kan
nikmatilah pak duda🤣🤣🤣
km kan bisa oplas.
puaaassss bangeeeet 😄😄😄😄😄