Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pesta pernikahan
"Mas Yuga" Sesa mengerutkan keningnya.
"Ayo pulang!" Seperti Yuga biasanya yang tak pernah basa basi.
"Apa mas?"Tentu saja Sesa kaget karena tak ada angin tak ada hujan Yuga tiba-tiba datang menjemputnya.
" Mama mau kita pulang ke rumah" Hati sesa sedikit menghangat hanya karta sebutan *kita* dari Yuga.
"Tapi Sesa bawa mo..."
"Doni sudah pergi dengan mobil saya" Yuga mengerti maksud dari Sesa.
"Iya, Sesa ambil tas dulu" Sesa berjalan meninggalkan Yuga.
"Huuffft sukanya potong omongan orang" Entah kenapa akhir-akhir ini Sesa suka sekali menggerutu dalam hatinya.
"Tidak udah menggerutu, cepatlah" Yuga bersuara di belakang Sesa.
Sesa menoleh ke kebelakang dengan wajah b*d*hnya.
"Apa mas Yuga bisa baca pikiran orang lain?" Sesa bergidik, lalu dengan cepat meninggalkan Yuga.
-
Yuga menyandarkan badannya yang jangkung di pintu mobil sambil memainkan ponselnya. Semua mata tertuju padanya. Siapapun pasti akan terpesona jika melihat ketampanan pemilik perusaan besar itu. Tapi si pusat perhatian itu tetap dengan gaya nya yang cool tak pernah menghiraukan semua tatapan yang tertuju padanya.
"Ayo mas" kedatangan Sesa mengalihkan fokusnya dari benda pipih yang berharga mahal itu.
Tanpa suara Yuga masuk ke dalam mobil kemudian melajukannya setelah Sesa juga ikut masuk.
"Mama ingin kita berangkat dari rumah saat ke pesta besok" Yuga memulai pembicaraan.
"Iya mas"
***
Malam dengan cepat berganti dengan pagi yang indah. Semua terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing. Vani, Surya terutama kakek yang sejak pagi buta sudah siap dengan baju formalnya. Tapi tidak dengan pasangan pengantinnya, mereka malah masih bergulung di tempat tidur dengan selimut tebalnya.
"Yuga ,Sesa kalian belum bangun?" Vani mengetuk pintu dengan tidak sabaran, bagaimana tidak? Bukankah ini hari yang penting bagi mereka tapi malah seolah tak peduli.
"Ga, bagun ga sudah siang kita harus ke hotel sekarang!!!" Teriak Vani dengan amarahnya.
Sebenarnya Sesa sudah bangun dari tadi tapi entah mengapa Ia sangat malas membuka matanya. Di hati Sesa terselip rasa bahagia karena menikah dengan pria idamannya, tapi rasa sedih lebih menguasainya. Hatinya dilanda dilema.
Mendengar ketukan pintu yang semakin tak sabaran akhirnya Sesa beranjak untuk menemui Vani.
"Maaf ma Sesa kesiangan" Ucap Sesa setelah memunculkan kepalanya di depan Vani.
"Kalian itu, makanya kalau mau enak-enaknya itu liat situasi dong. Kan bisa nanti malam aja, jadi kesiangan kan" Mulut Vani benar-benar sudah tak terkontrol lagi karena rasa jengkelnya kepada anaknya itu.
"Iya ma, sekarang Sesa siap-siap dulu ya" Sesa menutup pintu tanpa menunggu jawaban Vani.
"Enak-enak apanya, orang di ajak salim aja ngga mau kok" Sesa menggerutu untuk kesekian kalinya.
"Udah ngga usah menggerutu terus, cepetan mandinya gantian" Sesa kira pemilik suara itu belum tersadar dari mati surinya.
"Eh iya mas" Sesa malu sekali.
****
Semua sudah tiba di hotel, Sesa pun sedang dirias oleh MUA ternama di Indonesia. Yuga dan Sesa memang sengaja di pisah kamar riasnya. Keluarga mereka terlihat sangat bahagia, Kakek juga tak pernah melepas senyum bahagianya. Naya yang sedari tadi menemani kakak iparnya juga sangat bahagia.
Tapi ada sesuatu yang mengganjal di hati pria yang sudah terlihat sangat tampan dengan setelan tuxedonya. Yuga mondar- mandir tak tenang karena sang kekasih tak mau mengangkat telepon darinya setelah tadi mengatakan akan hadir di sini, Della berkata ingin melihat Yuga bersanding dengan wanita lain. Tapi yang Yuga takutkan adalah, bagaimana jika mamanya tau kedatangan Della? Bagaimana jika Della tak bisa menahan emosinya kemudian kakek melihatnya?
"Apa sih bos loe benar-benar bikin gue pusing!" Doni kesal melihat sahabat sekaligus bosnya itu bergerak tak tenang.
"Della bilang dia akan kesini, gue ngga mau ada drama lagi apalagi di depan kakek" Yuga masih dalam kecemasannya.
"Tenang aja, loe harus tenang. Gue bakal jagain Della supaya ngga dia ngga nekat" Doni mencoba menenangkan Yuga.
***
Pesta pernikahan megah antara putra dan putri konglomerat di Indonesia ini menggemparkan seantero negeri. Pesta yang dirancang dengan mewah dan dihadiri seluruh pesohor negri bahkan dari luar negri tentu saja mengundang banyak perhatian dari masyarakat kalangan atas sampai bawah.
Pesta memang diadakan dari siang sampai malam hari mengingat banyaknya tamu yang akan menghadiri pesta. Sebenarnya bisa saja pesta diadakan lebih dari satu hari tapi siapa orang yang dengan tegas menolaknya kalau bukan si angkuh Yuga. Katanya ia sibuk dan tak mau ribet jika pesta lebih dari sehari. Tentu saja itu hanya alasannya saja tak mau menyakiti Della. Jadilah keputusan untuk pesta sehari penuh.
Acara akan segera dimulai, tamu undangan sudah hadir menurut jam masing-masing. Yuga juga sudah berdiri di depan pintu besar yang menghubungkan dengan ruangan tempat resepsi pernikahan. Kini ia sedang menunggu kedatangan Sesa. Wajahnya tetap datar tak menunjukkan antusias sama sekali.
Sesa datang dengan adik iparnya yang selalu menggenggam tangannya. Sesa begitu cantik dengan gaunnya bak sorang putri. Mahkota indah menghiasi rambutnya yang setengah di gerai.
"Kedip bos, gue yakin loe bakalan dengan mudah jatuh cinta sama dia melihat wajah cantik dan tutur katanya yang lembut" siapa lagi kalau bukan asisten lucknut yang berbisik.
"Tidak mungkin" Yuga menyanggahnya.
"Kita liat aja nanti, mau taruhan apa?" Tantang Doni masih setia memelankan suaranya.
Yuga hanya tersenyum miring.
"Nih kak gandeng tangan kak Sesa" Naya menyerahkan tangan kakak ipar yang sedari tadi digenggamnya.
Yuga mulai mendekat ke arah Sesa dan melingkarkan tangan sesa kepada lengannya. Kemudian menghadap pintu besar yang sebentar lagi akan terbuka.
Musik mulai diputar, kemudian pintu terbuka memperlihatkan dua sosok manusia dengan senyum palsu mereka. Semua mata tertuju kepada pasangan serasi itu. Semua mata memandangnya takjub. Kata-kata pujian pun sedikit terdengar di telinga pasangan tanpa cinta tersebut.
Semua rangkaian acara berjalan lancar dipandu oleh master of ceremony yang sering berseliweran di televisi. Sudah berjam jam berlalu tapi tamu undangan tak kunjung habis. Gaun yang besar membuatnya sangat lelah. Rasanya ingin segera memanjakan tubuhnya dengan berendam air hangat pasti akan mengurangi rasa lelahnya. Hingga kedatangan seseorang membuat rasa lelahnya berganti menjadi sendu.
Wanita itu mulai mendekat ke pelaminan, menyalami satu persatu anggota keluarganya hingga tiba didepan suaminya. Ia sedikit mendekatkan dirinya ke telinga pengantin pria. Entah apa yang dibisikkannya hingga membuat si pria mengubah raut mukanya menjadi sendu. kemudian si wanita bergeser ke depan Sesa.
"Selamat ya Sa, loe cantik banget. Semoga loe bahagia ya, dan semoga suami loe ngga pernah nyakitin hati loe. Oh ya satu lagi, semoga suami loe ini setia ya sa ngga main di belakang"
"Makasih Della Semoga doa kamu si dengar oleh Allah" Sesa tau betul apa maksud Della. Tentu saja itu sebuah sindiran halus untuk nasib rumah tangganya.
"Buruan deh lama banget sih" Maya mulai tak sabaran karena Della yang sudah terlalu lama berdiri membuat antrian di belakang semakin panjang.
"Sesa selamat ya, apapun yang terjadi gue pasti selalu doain yang terbaik buat loe, gue yakin semua ini rencana Allah untuk hidup loe" Maya memeluk Sesa.
"Cihh" Della terlihat tak suka dengan kedua sahabatnya karena masih terlihat baik-baik saja. Bukankah Della sudah menceritakan masalah ini pada Maya terlebih dahulu, tapi kenapa Maya seolah tak tau apa-apa. Begitulah sepertinya isi pikiran Della.
Sekarang malam sudah mulai larut, tamu undangan mulai berangsur sepi. Melihat menanti dan anaknya yang sudah kelelahan dan bahkan belum sempat makan dari siang akhirnya Vani meminta mereka untuk beristirahat saja.
"Kalian pasti lelah dan lapar, sebaiknya kalian istirahat aja ya. Tamunya juga sudah sepi, tinggal beberapa tamu papa aja kok" Diana menghawatirkan keadaan putrinya yang sedari tadi siang belum memakan apapun.
"Iya ga, kamu ajak Sesa ke atas ya. Mama sudah pesan kamar hotel buat kalian. Malam ini menginap disini saja ya" Vani mencoba membujuk anaknya.
"Kita pulang saja ma, m tidak jauh kok kalau kita pulang. Kita lebih suka di apartemen, iya kan Sa" Yuga menatap sesa dengan tatapan untuk menyetujui ucapannya.
"Iya ma, mas Yuga benar"
"Mama tau kalian ngga mau ada yang ganggu kan?" Selidik Vani.
"Enggak ma, kita memang lebih nyaman di rumah sendiri" Yuga menyangkal ucapan Vani.
"Ya udah deh, tapi kalian makan dulu ya. Kalian belum makan dari tadi siang" Putus Vani.
"Iya ma" Jawab keduanya bersamaan.
***
Masih dengan gaun pengantin yang sangat berat kini Sesa dan Yuga telah tiba di apartemen setelah diantar oleh asisten 24 jam Yuga.
Sesa terlebih dahulu memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sementara Yuga adik dengan pikirannya sendiri. Badannya terbaring di ranjang asal. Matanya terpejam namun tak tertidur, pikirannya bergelut dengan hatinya. Sudah beberapa menit berlalu hingga suara wanita menyadarkan Yuga dari kegundahannya.
"Mas Yuga"
"Mas" Suara Sesa agak kencang karena tak ada jawaban dari Yuga.
"Apa!!" Yuga melihat ke arah Sesa.
"Jadi dari tadi belum mandi juga" Yuga geram dengan matanya yang sedikit melotot.
"Ah itu mas, anu.." Sesa bingung harus bilang apa.
"Apaa? Yang jelas kalau ngomong" Suara Yuga mulai meninggi.
"Itu, Sesa ngga bisa buka gaunnya mas" Sesa meremas jarinya karena gugup.
"Apaaaa?????" Yuga mengusap wajahnya kasar.
-
-
Hello kita ketemu lagi sama Yuga dan Sesa. Semoga kalian suka. Maaf kalau banyak typo dan agak berantakan. Terimakasih untuk dukungan kalian semua😘