Tarissa rela menikah dengan Nafandra demi melindungi Keanu dari keluarga Brawijaya. Selian itu dia juga ingin mengungkap kasus kematian Nessa yang kecelakaan itu dibunuh oleh keluarga suaminya.
Suatu hari Tarissa menemukan buku harian milik Nessa yang mencatat banyak sekali rahasia dan misteri yang ada di keluarga Brawijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Bab 29
Nafandra membawa Tarissa ke sebuah pantai. Keduanya bergandengan tangan jalan menelusuri tepi pantai dengan telanjaang kaki. Angin laut yang berembus kencang mengibarkan rambut panjang wanita itu.
Tarissa tidak menyangka kalau suaminya akan membawa dia ke sini. Keadaan di sana sangat sepi karena ini bukan hari libur. Jadi, terasa pantai pribadi.
"Akhirnya salah satu impian aku tercapai juga," ucap Nafandra.
"Apa itu?" tanya Tarissa.
"Berjalan berdua di tepi pantai dengan wanita yang aku cintai," jawab Nafandra sambil melihat kepada istrinya.
Muka Tarissa kini merona merah. Dia tidak menyangka kalau Nafandra akan bicara seperti itu. Sebenarnya dia juga merasa senang bisa jalan-jalan ke pantai seperti ini.
Dahulu ketika bersama dengan Rahandika, setiap hari libur, mereka suka pergi jalan-jalan berdua. Ke pantai, ke gunung, keliling kota, atau ngebolang ke pedalaman desa. Meski hanya berdua saja itu sudah membuat mereka bahagia. Itulah masa-masa terindah dalam hidupnya.
"Tarissa," panggil Nafandra yang tenggelam oleh suara burung camar dan deru angin.
Tarissa menoleh kepada suaminya. Dia memejamkan mata ketika Nafandra merapikan rambut yang menghalangi wajahnya. Lalu, dia membelai lembut pipi sang istri dengan kedua ibu jarinya.
"Apa pun yang terjadi di masa depan, janganlah kamu pergi meninggalkan aku," kata Nafandra dengan serius.
"Karena kau separuh napasku ... belahan jiwaku," lanjut laki-laki itu.
Kata-kata yang keluar dari mulut Nafandra membuat Tarissa membuka mata. Dia balik melihat ke dalam netra suaminya. Tidak ada keraguan atau kebohongan dalam pancaran sinar matanya.
"Di mana pun Keanu berada, maka disitu aku pun berada," balas Tarissa yang suaranya terbang terbawa angin.
Keduanya kembali melanjutkan menelusuri pasir basah itu dan sesekali kaki mereka terkena ombak. Panas sinar matahari tidak membuat keduanya beranjak dari sana.
Setelah satu jam lebih berjalan di pantai, Nafandra dan Tarissa pulang ke rumah. Karena hari sebentar lagi sore. Mereka tadi tidak membawa Keanu ikut serta. Jika saja bocah itu ikut, sudah pasti mereka akan menginap di hotel dekat pantai.
***
Di keheningan malam, Tarissa kembali membaca buku harian milik Yuniar. Dia ingin tahu lebih banyak informasi tentang keadaan orang-orang di masa itu.
11 Januari 2001
Lagi-lagi aku memukul Andra dengan menggunakan guci sampai punggung putraku terluka parah. Aku takut kehilangan dia. Aku sungguh sangat menyesal. Kalau boleh menggantikan dirinya, biar aku saja yang terluka.
Aku memohon kepada Ayu agar mau mendonorkan darahnya untuk Andra. Aku rela melakukan apa pun demi keselamatan putraku. Dia memintaku agar menjauh dari Andra selama pengobatan di luar negeri. Hanya dia dan Mas Bara yang menemani dalam masa pengobatan itu. Meski dengan berat hati aku menyanggupinya. Semua demi keselamatan Andra.
Tarissa kini tahu luka di punggung Nafandra itu akibat dipukul pakai guci. Membayangkan kejadian itu membuat dia merasa linu.
15 Januari 2001
Aku sangat merasa kesepian. Hanya Bi Darmi yang selalu menjadi tempat keluh kesahku. Dia itu orang yang sering memberikan aku nasehat dan masukan. Makanya aku percaya dan sering menuruti semua ucapannya.
Mas Bara sejak kemarin belum menghubungi aku. Biasanya dia sering sekali menanyakan keberadaan aku. Apa mungkin dia dan Ayu bersenang-senang di sana seperti yang dikatakan oleh Bi Darmi?
Katanya sekarang banyak teman yang mengkhianati temannya sendiri. Apa Ayu juga melakukan hal yang sama kepadaku?
Aku tidak mau sampai Mas Bara dan Andra direbut Ayu. Mereka itu milikku.
Tarissa membaca dengan perlahan agar tidak salah tangkap maksud dari tulisan Yuniar. Dia merasa kasihan sekali dengan kisah hidup ibunya Nafandra ini.
'Bi Darmi? Mbok Darmi? Orang yang sama dan memiliki peran yang sama untuk Nyonya rumah ini. Mama Yuniar dan Nessa. Apa dia suka memiliki kedekatan dengan majikan wanita? Setelah aku perhatikan Mbok Darmi juga dekat dengan Mami Ayu,' batin Tarissa.
'Dahulu, Nessa juga begitu percaya kepada Mbok Darmi,' batin istri Nafandra. 'Mbok Darmi juga merupakan orang kepercayaan Nessa di rumah ini.'
"Setidaknya aku bisa fokus mencari tahu tentang Mbok Darmi, Pak Budiman, dan Mami Ayu dalam menyelesaikan kasus di masa lalu," ucap Tarissa bergumam. Wanita itu merasa ketiga orang ini memiliki hubungan dengan kasus-kasus yang terjadi di masa lalu yang nantinya merembet ke kasus pembunuhan Nessa.
***