Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Sayang, jangan terlalu banyak ya, makan coklatnya, nanti sakit gigi," ucap Namira memperingati putri kecilnya itu.
"Enggak kok Ma, Nasa makannya sedikit," sahut anak itu, lalu mulai mendekat ke arah Alex tiba-tiba.
"Om Alex, kenapa tidak suka coklat, padahal coklat kan enak?" tanya Nasa tiba-tiba.
"Pertanyaan yang bagus, dari kecil om Alex memang tidak terlalu suka dengan yang manis-manis gak tahu kenapa, bawaannya enek saja, kalau makan yang manis-manis," sahut Alex mengalir begitu saja, pria ini seakan memiliki kepribadian ganda, ketika di hadapkan dengan kedua bocah ini tiba-tiba saja sikap Alex berubah 180° derajat berbeda ketika berbicara dengan Namira.
Alex pun refleks langsung membawa tubuh Nasa ke dalam pangkuannya, tidak tahu kenapa, meskipun Alex begitu membenci ibunya tapi tidak dengan anaknya, hati Alex luluh begitu saja ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan polos yang keluar dari mulut anak Namira ini.
"Om, besok pagi-pagi bisa datang ke sini gak?" tanya Nasa tiba-tiba.
"Pagi-pagi jam berapa Sayang?" Alex pun berbalik melontarkan pertanyaannya.
"Mungkin sekitaran jam setengah delapan," sahut Nasa sambil menatap wajah Alex tidak tahu kenapa anak itu begitu nyaman berdekatan dengan sosok Alex.
"Memangnya kenapa Om harus datang di jam tersebut?" tanya Alex lagi menelisik.
Nasa pun langsung membisikkan sesuatu yang membuat hati Alex tersentuh anak itu begitu pintar dalam menyampaikan keinginannya sehingga tidak ada satu orang pun yang tahu kecuali dirinya dan juga Alex.
"Nasa ingin di antar Om Alex ke sekolah," pinta anak itu terdengar sederhana namun mampu mencubit hati Alex.
"Baiklah, besok Om Dateng ya," balas Alex dengan cara berbisik juga.
Nasa begitu bahagia mendengar jawaban dari Alex yang mengindahkan permintaannya, seumur-umur dirinya tidak pernah merasakan figur seorang ayah, maka dari itu ketika Nasa bertemu Alex pertama kali di pantai, anak itu langsung merasa nyaman dengan sikap Alex yang memang ramah ketika berhadapan dengan dua bocah ini.
"Om, terima kasih ya, kalau begitu Nasa mau pamit ke ruang belakang dulu ya," pamit anak itu, yang diangguki oleh Alex.
"Sean, juga Om, makasih ya sudah buat adik Sean ketawa," ucap anak itu merasa senang meskipun dirinya tidak tahu apa yang sedang di bicarakan adiknya dan Alex.
"Sama-sama Sayang," sahut Alex dengan kagum, dia tidak pernah menyangka kalau anak sekecil Sean bisa bersikap sebijak itu.
Anak-anak sudah, berada di ruang tengah, tempat mereka bermain jikalau sedang ada tamu, sedang di ruang tamu suasana terasa canggung bahkan dari ketiganya masih belum ada yang mengeluarkan suaranya, hingga suara deheman Ibu Sukma yang memecahkan keheningan di ruang tamu ini.
"Eheeem, Namira, sebenarnya kedatangan Ibu kesini, ingin berbicara sesuatu yang sangat penting denganmu Nak," ucap Sukma memecahkan keheningan.
"Ibu, ingin bicara apa?" tanya Namira menelisik.
"Begini Sayang, Ibu akan menyambungkan kembali perjodohan kalian berdua yang dulu sempat tertunda."
"Apa!" pekik Namira yang merasa kaget, pasalnya di dapur tadi anaknya dengan keras sudah memperingatkan Namira tentang masalah ini.
"Kenapa memang Nak, kok kamu terkejut seperti ini," ungkap Sukma yang merasa bingung.
"Gak kenapa-kenapa Ibu," sahut Namira yang merasa tidak enak karena tidak bisa menutupi keterkejutannya tadi.
"Begini Nak, Ibu sudah membicarakan ini dengan Mas Alex dan dia sudah setuju dengan perjodohan ini, aku harap kamu tidak menolak ya dengan perjodohan ini, karena perjodohan ini merupakan keinginan mendiang papa Alex dan bapakmu, aku mohon Nak, kamu mau menerimanya," harapan Sukma kepada Namira.
"Ibu, bukannya aku tidak ingin menuruti permintaan kedua orang tuaku, tapi di sini aku masih belum siap untuk menikah, aku masih fokus dengan anak-anak Bu," sahut Namira yang membuat raut wajah paruh baya itu terlihat begitu kecewa.
"Tapi Nak, apa dirimu tidak ingin membangun sebuah rumah tangga, Ibu hanya bisa berharap semoga suatu saat nanti keinginan kedua orang tua kalian bisa terwujud," ungkap Sukma dengan nada yang sedikit kecewa.
"Tapi untuk masalah ini aku benar-benar masih belum bisa memutuskan Bu, maafkan aku ya," ucap Namira yang merasa tidak enak sendiri.
Melihat ibunya yang menahan kekecewaan pria itu langsung memberi tatapan tajamnya terhadap Namira untuk saat ini Alex benar-benar geram, padahal di hadapan mamanya dia sudah berusaha untuk menekan egonya demi perjodohan ini, tapi apa yang dia dapatkan, perempuan yang dia anggap akan senang hati menerima perjodohan ini, ternyata menolak mentah-mentah permintaan ibunya.
'Berani-beraninya kau menolak permintaan Mamaku, awas saja kau Namira, aku tidak terima dengan penolakanmu saat ini!' Kemarahan Alex di dalam hatinya.
Suasana kembali canggung dan tiba-tiba saja kedua anak itu datang, menghampiri Alex, apalagi Nasa, anak itu seakan lengket dan tidak mau di pisahkan dari Alex.
"Om Alex kakak nakal, masak wajahku di coret dengan spidol terus," adu anak itu seakan meminta perlindungan dari kakaknya yang terus menerus mencoret wajahnya.
"Waduh, anak cantik, kenapa wajahmu bisa di coret seperti ini?" tanya Alex yang tiba-tiba saja mood nya menjadi baik ketika berhadapan dengan bocah perempuan ini.
"Adik, kalah main tebak-tebakan makanya mukanya kena coret terus," sahut Sean tiba-tiba.
"Ampun Kak, adik gak mau wajahnya di coret terus nanti cantiknya hilang," ucap Nasa seakan bisa membuat semua orang yang ada di ruang tamu menjadi tertawa.
"Ya sudah, kalau begitu Om Alex bantu bersihin wajahnya, biar terlihat cantik lagi," papar pria kejam itu langsung menggendong tubuh gadis kecil itu dan membawanya ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi terlihat begitu jelas Alex begitu telaten membersihkan wajah Nasa dari coretan spidol yang memenuhi area wajah gadis kecil itu, tanpa aba-aba anak itu langsung mengucapkan kata yang tak terduga yang membuat Alex langsung terkejut begitu saja.
"Om, apa aku boleh memanggil Om dengan sebutan ayah," kata anak itu seakan menusuk ke relung hati Alex.
"Ayah," beo Alex sambil mengerutkan keningnya.
"Iya, ayah, Nasa dan Kak Sean selalu di katain teman-teman tidak punya ayah, dan ada lagi teman Kak Sean yang ngatain kalau kita ini anak haram, memangnya anak haram itu apa Om?"
Deg!!
Jantung Alex seakan copot mendengar pertanyaan polos dari anak kecil di hadapannya itu, sekilas bayangannya berpikir ke masalalu, tentang benih yang dulu pernah dia torehkan di rahim seorang perempuan, Alex pun mendadak lemas mulutnya seakan tercekat untuk berbicara, matanya pun mulai mengembun karena tidak sanggup mendengarkan pertanyaan yang keluar dari anak kecil di hadapannya itu.
'Anakku apa nasibmu sama dengan anak yang berada di hadapan ayah saat ini, kalaupun iya, tolong maafkan ayah, bahkan sampai sekarang ini ayah masih belum bisa menemukan mu Nak,' ucap Alex di dalam hatinya.
perjuangan seorg ibu dr 2 org anak yg super tangguh & kuat menghadapi kerasnya hidup.
jauhkan jauhkan