Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Eve memandang pantulan dirinya di cermin toilet. Eve memandang dirinya yang tidak bisa menutupi kegugupannya rasanya seperti mimpi bisa kembali bertemu dengan mantan Nyonyanya. Namun bukan hal tersebut yang membuat Eve gugup setengah mati melainkan status dirinya yang sebagai selingkuhan dari suami mantan Nyonya-nya tersebut.
Bagi Eve status kekasih sama saja dengan status selingkuhan karena Belle menjadi kekasih dari pria yang sudah punya istri dan Eve harus menelan dengan mentah kenyataan pahit tersebut meskipun dia tidak ingin karena dirinya terpaksa dan diancam hingga harus menyandang status tersebut.
Eve juga tidak habis pikir dari sekian banyaknya wanita di dunia karena apa harus dirinya yang menjadi selingkuhan Keineer dan kenapa juga Keineer ingin Eve menjadi kekasihnya padahal Eve hanyalah gadis desa yang tidak punya apa-apa. Eve juga sempat berpikir keras apa karena cinta atau hal yang lain yang membuat Keineer menjadikan dirinya sebagai kekasih.
"Tenang, Eve."
Eve tampak menarik nafas pelan berusaha menutupi kegugupannya, Eve sedikit menunduk dan tersenyum pada seorang wanita yang juga kebetulan sedang berada di toilet. Wanita tersebut tampak sedang merapikan lipstiknya.
Setelah merasa cukup tenang Eve merapikan sedikit penampilannya lalu dia keluar dari toilet dan berjalan kembali menuju mejanya tanpa Eve sadari sesuatu dari dalam tas kecilnya terjatuh dan tergeletak di lantai toilet mungkin karena tadi Eve sempat membuka tas kecilnya untuk sedikit merapikan tatanan make up dengan tergesa.
Eve berjalan kembali menuju keramaian sebisa mungkin dia tetap bersikap tenang, penampilan Eve terlihat begitu cantik dan sedikit mencolok karena gaun berwarna marun ketat sebatas lutut yang dipadukan dengan blazer warna senada cukup menarik perhatian para pria maupun wanita di restoran tersebut. Rambut panjangnya yang disanggul lalu diberi hiasan bunga menampilkan leher jenjangnya yang tampak begitu menggoda.
Beberapa pasang mata tampak mengagumi kecantikan Eve dan memuji bentuk tubuhnya yang begitu indah bahkan tidak sedikit orang-orang yang berbisik-bisik mengira bahwa Belle adalah aktris atau model papan atas. Tidak heran Keineer sampai dibuat tergila-gila oleh gadis yang masih berusia sembilan belas tahun tersebut.
"Maaf sedikit lama, Nyonya." Eve terlihat berbasa basi sebelum akhirnya kembali duduk di kursinya.
Keineer diam-diam memperhatikan penampilan kekasihnya dari atas sampai bawah tentu dia melakukan itu tanpa sepengetahuan istrinya. Rahang Keineer tampak mengetat dan tatapan pria itu menggelap ketika melihat gaun yang melekat di tubuh Eve, dia baru menyadari gaun yang dikenakan Eve terbilang sangat ketat apalagi bahu wanitanya sedikit terekspos karena blazer yang digunakan Eve menerawang dan Keineer benci hal tersebut.
Keineer dapat melihat beberapa pria di sekelilingnya tampak menatap kagum dan memuja pada Eve. Keineer ingin sekali mencolok mata para pria yang dengan berani secara terang-terangan tampak memperhatikan kekasihnya tersebut.
Tapi Keineer sebisa mungkin bersikap tenang agar Clara tidak curiga, dia lebih memilih diam karena yang istrinya tahu dia tidak menyukai keberadaan Eve sejak gadis itu menjadi pelayan di mansionnya.
"Maaf Nana apa kartu ini punya anda? Aku tadi melihatnya di toilet." di tengah keheningan dan kecanggungan suasana seorang wanita yang tadi Eve lihat di toilet menghampirinya dan memberikan sebuah kartu dan meletakan kartu yang ditemukannya di meja sehingga baik Keineer, Clara maupun Carol bisa melihat dengan jelas kartu tersebut
Kartu Gold Access Revelton Company yang diberikan oleh Keineer untuk Eve.
Clara tampak memandang syok kartu tersebut jelas dia mengetahui kartu apa itu. Pikirannya langsung bertanya-tanya bagaimana Eve bisa memegang kartu tersebut.
"Terima kasih, benar ini punyaku." Eve segera memasukkan kartu Gold Access tersebut ke dalam tas kecil miliknya dia sebisa mungkin tersenyum untuk kembali menutupi kegugupannya.
Sepeninggal wanita yang memberikan kartu tersebut Clara tampak sedang memperhatikan Eve dengan begitu intens. Sedangkan Keineer tampak memalingkan pandangannya ke arah lain sementara Carol hanya bisa mematung di tempatnya. Dia merasa ingin menghilang saat itu juga. Dia tidak bisa membayangkan akan semarah apa Keineer nanti padanya. Dia adalah orang yang pantas disalahkan di sini.
"Kau memiliki kartu akses Revelton Company Eve, wah ini sangat mengejutkan sekali."
Pertanyaan Clara semakin membuat Eve tidak bisa untuk sekedar menarik nafas.
"Apa kau berhubungan dengan salah satu orang-orang Revelton, Eve?"
"Clara!" tegur Keineer. Dia berusaha menyadarkan istrinya selain tidak baik terlalu banyak bertanya tentang kehidupan orang lain tentunya keena takut semua kebohongannya terbongkar begitu saja.
"Kekasih Nona Eve merupakan salah satu penanam saham di Revelton Company. Nona maaf, tuan baru saja mengirim pesan anda harus segera kembali."
Carol yang sudah tidak tahan dengan situasi menegangkan tersebut memilih angkat bicara.
"Sebelumnya maaf atas kelancangan saya Nyonya Clara, saya sebagai pengawal pribadi Nona harus segera membawa Nona untuk pulang."
"Ah, begitu ya. Baiklah silakan!" ucap Clara kening wanita itu tampak mengkerut penasaran.
Tidak banyak basa-basi Carol langsung membawa Eve pergi dari restoran tersebut. Eve sempat berpamitan dengan sopan pada Clara dan Keineer. Dia sempat melihat wajah Keineer yang tampak sedang menahan marah.