" Semua ini karena kamu merebut perhatian semua orang dariku, Kakak tersayangku"~
Ucapan sang adik kesayangan mengantar Kesadaran Claire yang perlahan tertelan kegelapan.. tetapi, karena suatu hal tiba - tiba ia kembali membuka mata ..!!!
.....
' Apa ini? Bukankah aku sudah mati karena minuman sialan itu? Kenapa basah begini...?'
Mataku terbuka dan di sekelilingku adalah ...Air?
Berat, berat sekali tubuhku!!
...
Jadi setelah Kematiannya yang memalukan, ia berpindah tempat ke tubuh gadis gemuk ini!!
what the ... !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Damian tentu bukan tipe Tuan Muda yang suka bersenang – senang dan menghamburkan uang seperti Tuan Muda lainnya. circle pertemanan terdekatnya adalah Franklin dan juga Remon yang sudah sangat dikenal sedari mereka masih bayi oleh kakek Steward.
“ Ya, kakek percaya kepadamu,” jawab kakek Steward dengan senyuman hangat yang tidak pernah terlepas dari wajahnya.
Damian tentu saja sangat menyayangi sang kakek. Hanya sang kakek yang tersisa sebagai kerabat terdekatnya. Ia memang tidak terlalu bisa akrab dan nyaman dengan orang lain. Sementara sang kakek memang sudah dekat dengannya sejak kedua orang tuanya masih ada. Hal ini pula yang membuat sang kakek langsung untuk terjun secara langsung mendidik damian setelah kedua orangtuanya pergi.
“ Apakah sudah ada yang kamu sukai?” entah kenapa kakek ingin menggoda cucunya yang super dingin ini jika di luaran sana.
Damian tidak langsung menjawab. Tapi entah kenapa wajah imut Clara langsung terlintas di benaknya. Ia menggelengkan pelan. Ia tidak tahu kenapa ia bisa teringat dengan wajah ini ketika sang kakek menanyakan hal ini.
“ Nggak kek,” jawab Damian dengan datar. Sang kakek hanya terkekeh dan tidak menganggap serius keterpakuan sesaat Damian tadi.
Kedua pasang cucu dan kakek ini nampak berbincang santai hingga larut sebelum akhirnya kakek Steward meminta Damian untuk beristirahat.
...****************...
Keesokan harinya.
Seperti biasa Clara pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Ia sudah terbiasa dengan latihan rutin dan juga jogging untuk menurunkan berat badannya lagi.
Pagi tadi juga, Clara bangun jam 5 pagi. Ia selalu menyempatkan dirinya untuk berkeliling di dekat Istal dan juga melakukan peregangan ringan di area Gym pribadinya.
Clara ingin menurunkan berat badannya beberapa kilo lagi agar ia lebih bisa bergerak dengan nyaman dan juga menjadikan tubuhnya lincah seperti saat menjadi Claren.
Clara melewati gerbang sekolah dengan aman dan tidak ada tanda – tanda keberadaan Kimberly dan gengnya. Ini membuat Clara sedikit mengernyitkan alisnya karena heran. Menurut ingatan dari tubuh pemilik asli, Kimberly dan anteknya setidaknya akan selalu membuat masalah ketika ia mulai memasuki gerbang.
Perjalanan Clara menuju ke kelas relatif lancar dan aman. Ini semakin membuat ia menjadi waspada. Entah trik – trik apalagi yang akan Kimberly mainkan. Apalagi setelah ia membuatnya terkunci di kamar mandi kemarin, yaa meskipun Kimberly dan yang lainnya tidak memiliki bukti apapun.
Saat akan memasuki ruang kelas, mata Clara sedikit melirik ke arah jendela kelas. Ia semakin dibuat penasaran karena ia bisa melihat jika ruangan kelasnya begitu sepi meski banyak siswa yang sudah hadir. Ia bahkan bisa melihat Moana, salah satu antek dari Kimberly tengah menatap ke depan dengan penuh antusias. Clara tersenyum miring, sepertinya ia tahu apa yang ingin Kimberly dan juga anteknya. Bahkan teman – teman sekelasnya tidak ada yang menghentikannya. Tapi Clara tahu jika mereka semua takut dengan kekuasaan ayah dari Kimberly.
Di belakang Clara, nampaknya datang juga tiga serangkai. Siapa lagi jika bukan Damian, Remon dan juga Franklin. Damian tetap dengan pandangan datarnya meskipun ada sedikit kelembutan saat matanya menatap punggung Clara. Remon sibuk dengan mulutnya yang sedang memakan permen lolipop, dan Franklin yang berjalan dengan elegan seperti biasanya.
“ Hei, gadis gend ..” sebelum Remon menyelesaikan panggilannya, perutnya sudah di sikut oleh Franklin yang tersenyum memperingati Remon. Clara berhenti dan menoleh ke belakang dan mendapati jika pemuda most wanted sekolah sedang berada di belakangnya. Ia sedikit mengernyit ketika melihat ekspresi dari Remon yang nampak kesakitan.
“ Kenapa dengan dia?” tanya Clara kepada Damian yang juga ikut berhenti tepat di depannya. Damian sedikit melirik ke arah Remon dan juga Franklin dan hanya mengangkat bahunya. Clara hanya mendengus melihat respon dari Damian.
Setelah obrolan mereka kemarin di belakang sekolah, Clara menjadi sedikit terbuka dengan Damian dan mendapati jika pemuda ini tidak seburuk yang ia kira. Ia bahkan mengira jika ia dan Damian adalah spesies yang sama. Tentunya saat ia masih menjadi Claren dulu. Kepribadian mereka mirip sebelum Clara memutuskan untuk berubah.
Clara kembali menyapa Franklin dan juga Remon sebelum sebuah ide gila muncul di benaknya. Ia tidak tahu harus berterima kasih atau meminta maaf setelah ini.
“ kalau begitu, kalian duluan saja,” ucap Clara mempersilahkan Remon dan Franklin untuk masuk terlebih dahulu. Damian mengangkat alisnya, sedikit menebak niat Clara.
Remon dan Franklin menghentikan debat kusir mereka dan saling berpandangan. Keduanya tidak memiliki kecurigaan apapun dan mereka mau mau saja masuk ke kelas terlebih dahulu. Damian lebih memilih untuk berjalan setelah mereka dan beriringan dengan Clara.
Remon dan Franklin sama sekali tidak merasakan apa – apa dan mereka membuka handle pintu ke dalam dan melangkah masuk sebelum akhirnya ..
BYUUUUURRRRRRRRRRR
Remon yang melangkahkan kakinya terlebih dahulu untuk masuk, seketika berhenti dengan ekspresi yang shock terkejut dan juga marah.
Seember penuh cairan hitam berbau busuk tumpah sepenuhnya mengenai kepala hingga seluruh tubuhnya. Franklin yang berada di sampingnya tetapi memiliki refleks lebih bagus hanya terkena sedikit percikan dari cairan tersebut.
Damian hanya menampakkan wajah datarnya dan sedikit untuk berbisik kepada Clara yang nampak menyeringai puas.
“ Hei, kamu sudah tahu tentang hal ini?” tanya Damian. Clara tidak pernah repot – repot untuk menyembunyikan hal – hal seperti itu dari Damian dan hanya mengangguk.
“ Itu disiapkan untukku,” jawabnya dengan senyuman kecut. Tindakan Kimberly memang selalu tidak terkendali. Damian hanya mengangguk dan tidak mengatakan apapun lagi.
Sementara suasana di dalam kelas. Moana, Jane dan tentunya Kimberly awalnya sangat bersemangat karena mereka menantikan Clara yang akan terkena cairan busuk itu. Siapa yang akan menyangka jika orang yang akan masuk adalah Remon? Salah satu tuan muda Yang berpengaruh di kota ini? Lagipula, tadi orang suruhan Moana sudah memastikan jika Clara sedang menuju ke kelas mereka.
Remon, sang korban nampak mengepalkan tangannya. Aroma busuk sedari tadi menghiasi indera penciumannya. Baju seragamnya sudah tidak berbentuk lagi dipenuhi dengan cairan berwarna hitam pekat. Belum lagi Remon adalah orang yang sangat menjaga penampilannya. Tipe – tipe flamboyan tetapi tidak berani untuk nakal!
“ SIAPA YANG MELAKUKAN INI !!” teriaknya menggelegar keras memenuhi ruangan kelas. Sontak saja membuat siswa yang berada di dalam kelas merasakan ketakutan.
Tidak terkecuali Kimberly dan juga antek – anteknya. Apalagi merekalah yang memasang jebakan itu untuk clara.
Pikiran Kimberly seakan terhenti seketika, jika Remon ada di sini, bukankah artinya Damian juga ada? Bagaimana jika Damian sampai tahu jika ini adalah perbuatannya?
“ TIDAK ADA YANG MAU MENGAKU, HAH?!!” teriak Remon lagi. Matanya yang memerah menahan menahan amarah itu melotot kejam dan sadis. Tidak, ia sedang sangat marah kali ini.
Semua siswa tentu saja diam tetapi arah pandang mereka menuju Kimberly dan dua anteknya.
“ maaf, Remon. Ini adalah Jane, ya Jane yang memasang jebakan ini,”
soalnya dlm crta novel kebykan anak jenius pasti msh sma udah pada nikah.
pdhal tunangan dulu menikmati masa2 remaja.. bukan di sbukkan dgn nina ninu pdhal usia msh belasan.. jd kurang srek aja.
maaf ya thor 🙏