Benar kata peribahasa.
Kasih Sayang Ibu Sepanjang Masa, Kasih Sayang Anak Sepanjang Galah. Itu lah yang terjadi pada Bu Arum, Ibu dari tiga orang anak. Setelah kematian suami, ketiga anaknya malah tidak ada yang bersedia membawa Bu Arum untuk tinggal bersama mereka padahal kehidupan ketiganya lebih dari mampu untuk merawat Ibu mereka.
Sampai akhirnya Bu Arum dipertemukan kembali dengan pria di masa lalu, di masa-masa remaja dulu. Cinta bersemi meski di usia lanjut, apa Bu Arum akan menikah kembali di usianya yang sudah tak lagi muda saat ia begitu dicintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Sah.
"Sah!"
"Alhamdulillah."
Akad nikah Pak Agam dan Bu Arum pun lancar tanpa ada gangguan, kemana Mita?
Ternyata Pak Agam memang menempatkan beberapa penjaga di sekeliling rumah dan tidak mengijinkan Mita datang. Sejak beberapa hari lalu, Mita terus saja mengirim pesan ancaman akan menyakiti Bu Arum. Demi kelancaran acara dan keselamatan Bu Arum, Pak Agam pun berjaga-jaga.
"Alhamdulillah, selamat ya Bu. Ahmad doakan pernikahan Ibu sama Pak Agam sakinah mawadah warahmah, Aamiin."
"Aamiin."
"Pak."
"Panggil saya Ayah, Mad."
"Ayah, jaga Ibu ya. Jangan sakiti hati Ibu apalagi fisik Ibu, saya sebagai anak... nggak akan ridho. Saya harap, rumah tangga Ibu sama Ayah adem ayem dan langgeng."
"Aamiin, Mad. Makasih udah percayakan Ibu kamu sama Ayah, ya. Insya Allah, Ayah akan jaga Ibu kamu dan bahagiakan Ibu kamu sampai kami berdua menutup usia."
Acara sungkeman pun selesai, para tamu yang diundang seperti para tetangga pun satu persatu memberi selamat pada pasangan pengantin baru lansia itu.
Dari keluarga almarhumah istri Pak Agam hanya ada adik laki-laki Mita yang datang, sebenarnya almarhumah istri Pak Agam mempunyai 3 saudara. Paman Izy datang bersama istri dan anak-anaknya, yakni para sepupu Izy sebab orang tua Mita sudah lama meninggal dunia. Sepupu Izy dari saudara lain Mama Izy pun datang.
"Selamat ya Mas, Alhamdulillah kamu dapat jodoh lagi. Semoga Almarhumah Mbak Melani tenang karena sekarang ada yang ngurusin Mas Agam di sumur, dapur dan urusan kasur." Canda mantan adik ipar Pak Agam, bernama Dimas.
Pak Agam hanya terkekeh, sementara Bu Arum menunduk malu apalagi membahas masalah ranjang. Apa dia masih mampu mengimbangi suaminya di ranjang?
Istri dari Dimas menatap sinis ke arah Bu Arum, ia tak habis pikir dengan pemikiran Pak Agam yang lebih memilih wanita tua daripada adik iparnya, Mita.
"Kasihan banget Mita, padahal adik iparku yang selama ini ngurusin Mas Agam disaat sakit. Eh... dicolong sama wanita lain yang nggak lebih baik dari segi penampilan maupun strata sosial. Uhh, jauh kemana-mana pokoknya!" Mata istri Dimas mendelik menatap sinis pada Bu Arum.
Ahmad yang mendengar ibunya dihina tak terima, ia maju ingin membalas hinaan istri Dimas. Namun, Pak Agam angkat bicara lebih dulu.
"Arum adalah istri saya sekarang, tolong hormati dia! Jangan ada yang berani menghinanya, karena itu sama saja... menyinggung harga diri dan kehormatan saya sebagai suaminya! Saya tidak akan terima dan mungkin... saya akan memikirkan kembali untuk menarik investasi saya di perusahaan suami kamu."
Glek!
Istri Dimas baru kali ini melihat Pak Agam berkata tegas dengan wajah geram, sepertinya omongan Mita salah tentang Pak Agam menikahi Bu Arum hanya karena keinginan Izy. Pak Agam begitu membela Bu Arum sebagai suaminya.
"Maafin Dianti, Mas Agam. Ayo!" Dimas menyentak kasar tangan istrinya, investasi dari Pak Agam sangat penting untuk perusahaan nya jangan sampai kakak iparnya itu marah pada mereka.
Sementara Izy sedang asik bicara dengan para sepupunya, mereka memang akrab hanya satu yang tidak akrab dengan Izy karena selalu iri pada Izy. Gadis yang berkuliah di kampus yang sama dengan Izy bernama Erina itu selalu julid mirip seperti Dianti ibunya.
"Lebih cantik dan lebih baik Tante Mita lah daripada wanita tua yang sekarang jadi istri Bapakmu, Zy. Kok kamu ngasih izin sama Om Agam nikah sama nenek-nenek sih. Kamu tuh ponakan yang nggak tau diri, Tante Mita udah sayang banget sama kamu... ngurusin kamu sama Om Agam. Tapi kamu malah nerima wanita lain jadi ibu tiri kamu! Semoga aja, kamu tersiksa dengan ibu tiri baru kamu!"
"Jangan ngomong gitu ih, Erina! Kamu tuh punya masalah apa sih sama Izy, selalu bikin masalah aja! Zy... ibu sambung kamu keliatan baik kok, dia ramah sama kami tadi. Jangan pikirin omongan nggak jelas Erina, ya. Kita semua tahu, dia tuh emang paling suka cari gara-gara sana kamu. Nggak tau juga kenapa!"
"Gue tau kenapa dia sering julidin gue! Sejak masuk SMA, dia kalah pamor dari gue! Luh semua tau kan, gue rangking 1 terus. Dia nggak terima jadi yang kedua mulu! Eh sekarang, dia naksir Bang Elang... cos Bang Elang itu Crush di kampus. Sayangnya, Bang Elang deket sama gue! Si Erina sirik lah, secara Bang Elang bahkan nggak pernah mau kenal sama dia!"
"Ahahaha! Jadi gitu ceritanya! Malu-maluin kamu, Erina! Sok cantik, sok genit tapi gagal dapetin perhatian Crush kampus! Payah!" ledek saudari-saudari Erina.
Erina geram, dia pergi meninggalkan kumpulan menuju ibunya untuk ngadu. Saat ia tiba di tempat ibu dan ayahnya, Erina malah mendengar Dimas sang Ayah sedang memarahi ibunya. Erina akhirnya pergi dari rumah Izy dengan dendam, gadis itu akan ngadu pada tantenya yaitu Mita.
Acara pun selesai, Shanum memang datang tapi hanya sebentar mengucapkan selamat pada ibu dan ayah sambungnya. Doni terus mengajak pulang, dengan alasan tak betah banyak orang yang tidak dia kenal. Sementara Yasmin benar-benar tak datang, namun kemarin Yasmin sudah mengirim kado hadiah untuk sang Ibu melalui kurir.
Kini, pengantin sudah berada di kamar pengantin. Keduanya sudah melaksanakan shalat sunnah dua rakaat setelah menikah, setelah shalat Bu Arum mengecup takzim punggung tangan suaminya dan Pak Agam mengecup kening istrinya itu diiringi dengan doa-doa.
Setelah itu, dua lansia itu tampak kebingungan untuk memulai karena adanya rasa canggung.
"Saya tidur di ruang kerja aja, Num. Kamu pasti capek setelah acara tadi, kaki kamu pasti pegel."
"Mas Agam juga pasti pegel, gini aja... gimana kalau saya pijiitt badan Mas Agam biar nyenyak tidur nanti. Kata almarhum Kang Ilham, pijittaan saya enak."
"Kamu juga capek, Rum. Aku nggak mau kamu terlalu memforsir tubuhmu, aku jadikan kamu istriku untuk aku jadikan Ratu layaknya seperti Mama Izy dulu... bukan menjadi pembantuku apalagi tukang pijiitt-ku." Pak Agam tersenyum, dengan lembut ia mengusaaap pipi Bu Arum yang memerah malu. Kulit Bu Arum memang berwarna kuning langsat warna asli orang Indonesia, namun pipinya bisa terlihat merah saat merona.
Desiran itu hadir, Bu Arum tak percaya di usianya sekarang dia merasakan kembali rasa yang pernah ia rasakan saat bersama almarhum suaminya.
"Mas..."
"Ya, Rum..."
"Insya Allah, kalau Mas Agam mau meminta nafkah batin... saya akan layani Mas sebagai istri Mas, Lillahi ta'ala." Bu Arum menundukkan wajah malunya, namun jantungnya berdebar kencang.
Kenapa aku mirip ABG lagi, jantungku berdebar dekat Mas Agam. Ya Allah, ridhoi setiap langkahku dalam mengarungi rumah tangga ini bersama suami keduaku. Kang Ilham, berikan keikhlasan mu... karena saya menikah lagi.
Pak Agam memindahkan jari yang mengussaap pipi Bu Arum ke bibir Bu Arum, "Saya sering lihat kamu bersholawat dengan bibir ini, Rum. Bolehkah kali ini kita bersholawat bersama, seraya menyatukan raga kita?"
Jantung Bu Arum semakin berdetak kencang, wajah Pak Agam mulai maju mendekati wajah Bu Arum.
"Bismillahirrahmanirrahim..."
Keduanya lalu membaca doa yang dibaca oleh pengantin baru sebelum berhubungan intim. Malam pertama Bu Arum dan Pak Agam pun menjadi penutup rangkaian pernikahan keduanya hari itu.
___
Ekhm, jangan minta dijabarin ya malam pertamanya. Insya Allah Bu Arum masih kuat kok bergerak-gerak melayani Pak Agam di atas ranjang ya 🤭🙈😅