NovelToon NovelToon
Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / duniahiburan / Diam-Diam Cinta / Wanita Karir / Cinta Murni / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Van Waku

Di era teknologi virtual yang semakin berkembang pesat, muncullah fenomena baru yang mengguncang dunia hiburan: Virtual YouTuber. Mereka bukanlah manusia sejati, melainkan karakter digital yang dihidupkan oleh teknologi canggih. Namun, pesona dan daya tarik mereka tidak kalah dengan para selebritas dunia nyata.

Aldira, seorang karyawan kantor biasa tidak pernah menyangka bahwa ambisi terhadap pekerjaan dan laki-laki pujaannya membuat dia harus terjun ke dunia maya sebagai vtuber dengan menggunakan akun youtube orang lain yang tidak pernah ia ketahui sosok asli di baliknya. Seiring berjalannya waktu, rahasia di balik pemilik akun asli tersebut satu per satu mulai terkuak sehingga menimbulkan konflik yang dapat mempertaruhkan cinta sejati sekaligus karirnya. Pada akhirnya dia tetap harus memilih antara sepak terjangnya sebagai vtuber atau merelakan semuanya demi kisah cintanya yang rumit.

Temukan jawabannya, hanya di Terpikat Cinta Vtuber.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Van Waku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30 - Meluruskan Berita Bohong

Tony duduk di sudut kantornya, memandang layar komputernya tanpa fokus. Sebuah rumor jelek telah menyebar di kantor, mengaitkannya dengan kepergian mendadak Salma, rekan kerjanya yang tiba-tiba mengundurkan diri beberapa bulan lalu. Kabar yang menyebutnya sebagai biang dari kepergian Salma itu terlalu berat untuk ditanggungnya.

Sejak rumor itu merebak, Tony menjadi sasaran bully dari teman-teman kantornya. Mereka menudingnya sebagai penyebab Salma resign karena hamil di luar nikah. Sebagai orang yang bertanggung jawab, Tony berusaha menjelaskan bahwa rumor itu tidak benar. Namun, kata-katanya bagai hujan di padang gersang, tak ada yang percaya.

Aldira merasa tersayat hatinya setiap kali melihat pria itu diserang tanpa henti. Aldira mengetahui bahwa rumor itu adalah kebohongan besar, dan dia bertekad untuk membuktikannya.

“Kantor ini semakin menjadi tidak kondusif, ya.” Kata Aldira pada Tony yang masih duduk di depan komputer dengan lemas.

“Al, kamu di sini dari tadi?” Ujar Tony Kaget.

“Iya, aku memperhatikanmu dari mejaku. Tampaknya orang-orang sudah termakan rumor itu.”

Tony menghela napas dengan berat, “Bahkan, atasanku pun menyinggung rumor tersebut saat meeting. Padahal aku sudah menjelaskan bahwa bukan aku penyebabnya.”

Aldira memperhatikan muka Tony yang kurang segar, kantong matanya terlihat besar. Tampaknya, rumor ini benar-benar mengganggu kehidupan Tony hingga membuatnya sulit untuk istirahat di malam hari. Pandangannya lalu teralihkan ke layar komputer, di sana terlihat email dari HRD yang ditujukan untuk Tony.

“Tunggu, email apa itu?” Tanya Aldira penuh khawatir.

“Oh, HRD memanggilku besok. Sepertinya gosip ini sudah sampai ke telinga mereka. Tampaknya aku harus bersiap besok.” Ucapnya lemah.

“Ton, ini tidak bisa dibiarkan! Kalau kamu diminta untuk mengundurkan diri, bagaimana? Padahal bukan kamu penyebab Salma hamil.” Protes Aldira melihat Tony yang terlihat pasrah.

Tony tidak membalas kata-kata itu. Dia hanya bersandar pada kursinya sambil memejamkan mata. Kelelahan terlihat jelas di wajahnya.

“Ton…”

“Aku sudah menjelaskan pada semua orang tetapi tidak ada yang percaya. Aku capek, aku mau memejamkan mata sebentar.” Kata Tony dengan suara beratnya yang kelelahan.

Kekhawatiran melanda Aldira, bagaimana pun juga Tony adalah manusia biasa yang punya batasannya sendiri. Wajar jika pada akhirnya Tony pasrah pada keadaan, dia sudah cukup lelah menghadapi gosip tak sedap ini beberapa hari belakangan.

Aldira yang sedang merasakan kegalauan yang sama, mendadak muncul sebuah ide di otaknya, “Ton, aku akan membantumu!”

Tony mengintip dengan kedua matanya yang masih sedikit terpejam, “Sudahlah, aku sudah siap apapun hasilnya besok.”

Aldira menepuk bahu Tony dengan kuat lalu membalikkan badannya menuju ke meja. Tatapan matanya penuh keyakinan seolah dia tahu apa yang akan diperbuat untuk membantu Tony terlepas dari masalah tersebut.

***

Keesokan harinya, Tony terlihat memasuki ruang HRD dengan muka was-was. Aldira memperhatikan dari kejauhan sambil membaca doa di dalam hatinya agar Tony tidak mendapat berita buruk dari HRD perusahaan.

“Kamu sudah tahu mengapa saya memanggilmu ke sini, Ton?” Tanya manajer HRD memastikan dengan membawa beberapa lembar kertas di tangan.

“Mungkin. Boleh dijelaskan lebih lanjut mengapa saya dipanggil, Bu?” Tony bertanya dengan cemas.

Manajer HRD tersebut menghela napas. Dia melihat kertas yang dipegangnya lalu menaruhnya di atas meja, tepat di depan Tony. Kemudian, ia menatap Tony dengan tegas.

“Rumormu terkait penyebab pengunduran diri Salma dan kehamilannya sudah menghebohkan seisi kantor. Saya tahu ini ranah privasimu, tetapi hal ini dapat mempengaruhi situasi kerja karyawan yang lain. Bukan hanya itu, reputasi perusahaan juga berdampak dari kabar tersebut.” Jelasnya.

Tony sudah bisa menebak apa yang dimaksud oleh manajer HRD tersebut. Tanpa basa-basi, dia langsung memastikannya, “Langsung saja, apa yang ingin Anda sampaikan?”

“Saya mewakili perusahaan ingin meminta maaf atas keputusan ini,” manajer itu kembali menghela napasnya, kali ini lebih panjang. “Begini, kami meminta pengunduran diri kamu demi reputasi yang sudah kami jaga selama bertahun-tahun ini. Jika tidak, kami akan memecatmu secara tidak hormat.” Lanjutnya.

Seperti yang sudah bisa ditebak oleh Tony, dia tidak memberikan reaksi apapun. Pria itu tidak menunjukkan ekspresi kagetnya dan hanya menegakkan badannya yang terduduk di hadapan manajer HRD yang terlihat tidak enak akan perkataan yang sudah dikeluarkan itu.

“Rumor yang beredar itu tidak benar,” kata Tony dengan santai. “Saya tidak pernah menghamili Salma. Tidak adil bila Anda memberikan keputusan seperti ini hanya dari gosip yang belum tentu benar.”

Manajer itu menatap Tony dengan penuh keraguan, tampaknya dia juga tahu bahwa keputusan tersebut tidak bijak. Tapi karena desakan dari manajemen, mau tidak mau dia harus mengikuti politik yang dimainkan.

“Apakah kamu bisa membuktikan pernyataanmu tersebut? Bagaimana pun juga, ini sudah keputusan kami. Mudah-mudahan kamu bisa mengerti.” Kata manajer itu dengan suara yang sangat sopan.

“Selalu seperti ini, ya. Perusahaan selalu ingin kondisinya dimengerti, tetapi bagaimana dengan karyawan Anda? Apakah kalian pernah mencoba untuk mengerti kondisi saya?” Emosi Tony mulai tersulut, “Seharusnya kalian mencari tahu dulu kebenaran dari gosip tersebut. Selain itu, saya selalu memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini, tak bisakah hal itu menjadi pertimbangan kalian untuk mempertahankan saya?”

“Maaf, silahkan tanda tangani dokumen ini. Setelah itu, saya akan memberikanmu surat referensi kerja.” Ujar sang manajer tanpa mempedulikan sanggahan Tony.

Keheningan meliputi ruangan tersebut. Tony tahu pendapatnya tidak akan didengar. Matanya fokus melihat dokumen yang ada di depannya. Tangannya gemetar, bila ia menandatangani surat tersebut, secara tidak langsung dia meng-iya-kan tuduhan gosip tersebut dan membiarkan harga dirinya terinjak-injak. Tetapi bila dia tidak membubuhkan tanda tangannya, dia akan dikeluarkan dengan tidak hormat.

Tangannya meraih pulpen yang tergeletak di atas meja dengan ragu-ragu. Keringat dingin mulai menetes dari tengkuknya. Ini adalah keputusan yang berat bagi pria tersebut.

“Tunggu sebentar!” Suara Aldira berdengung diiringi dengan suara pintu ruangan yang dibuka dengan kencang.

Tony menoleh ke belakang dan tercengang melihat Aldira yang sudah berdiri di ambang pintu, “Aldira.”

“Al, siapa yang mengizinkanmu masuk ke ruangan ini tanpa izin? Saya sedang mengurus sesuatu yang penting di sini.” Protes manajer HRD.

Aldira terengah-engah. Tanpa memberikan jawaban, dia menggeser badannya. Salma terlihat menampakkan diri di belakang Aldira hingga membuat Tony dan manajer HRD tersebut tersentak.

“Salma, kenapa kamu ada di sini?” Tanya Tony terperanjat sambil berdiri dari kursi.

Salma menampilkan raut wajah sedih dengan mata yang berkaca-kaca. Ia memasuki ruangan tersebut dengan langkah kaki kecil sambil memegang perutnya yang besar.

“Bu, ini sungguh tidak adil bagi Tony. Bukan Tony yang menyebabkan semua yang terjadi padaku!” Kata Salma lugas.

Manajer tersebut melongo melihat Salma yang memasuki ruangannya dan berbicara tanpa basa-basi. Fokus matanya kadang terganggu dengan perut besar yang ada di hadapannya.

“Saya memang hamil, tapi bukan gara-gara Tony. Tony adalah pria yang sangat baik, bukan hanya di kehidupan pribadinya tetapi juga dalam pekerjaannya. Apakah selama ini dia pernah memberikan performa yang buruk bagi perusahaan ini? Setiap konten yang dihasilkan olehnya selalu menjadi viral dan memberikan dampak yang positif bagi kepopuleran perusahaan ini. Tidakkah hal itu cukup untuk membuktikan bagaimana karakteristik karyawanmu ini?” Sambung Salma menerangkan.

Manajer itu tak mampu berkata-kata. Dia menelan ludahnya dan terlihat kebingungan dalam menghadapi situasi tersebut.

Tony melihat ke arah Aldira yang masih berdiri di ambang pintu. Aldira memberikan senyuman penuh keyakinan dan memberikan anggukan pada Tony. Saat itulah, Tony menyadari maksud bantuan yang disampaikan oleh Aldira kemarin.

1
Ai
mampir, Thor
Twilight love
Tema baru yang belum pernah ada di noveltoon. Lanjutkan thor!!!
Twilight love
Jangan lama2 updatenya ya thor! Penasarannn
ian esco
Salma cantik jg y ternyata, tp pnsaran siapa yg menghamili dia! Jgn2 toni!
ian esco
Ditunggu episode selanjutnya thor!!
ian esco
Duh bikin pensaran, ga sabar next episodenya tor! Semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!