NovelToon NovelToon
Kau Adalah

Kau Adalah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: TaurusWoman

Sebenernya cerita kesekian yang memang saya baru buat. Tapi untuk disini, cerita ini jadi cerita pertama yang saya rilis disini...

SO PLEASEEEE TINGGALIN JEJAK KALIAN YAA READERS. PLEASE TINGGALIN LIKE DAN COMMENT KALIAN DI CERITAKU INI...
BIAR DAPET INTI CERITA DAN ENDING CERITA YANG EPIK BANGET AKHIRNYAA...


ThankYou...

..........

Emril yang sempat berkuliah di London kembali pulang ke Jakarta dan melanjutkan kuliah di Kampus yang sama dengan kedua saudara laki-lakinya.

Di kampus barunya, selain ada kedua saudara laki-lakinya Emril juga bertemu kembali dengan sahabat semasa kecilnya, beberapa teman lamanya, teman nongkrongnya, teman olahraganya dan mantannya.

Tapi ternyata bukan hanya mereka yang membuat Emril betah kuliah di Jakarta dibanding di London. Ada satu orang diantara mereka yang selalu menarik perhatian Emril, bahkan Emril sering menolak apa yang dirasakannya, tapi Emril tidak bisa menghindar untuk selalu memikirkannya, mencarinya dan berbincang dengannya.

Dia Tami

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TaurusWoman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Night

Author Pov

"Aku aja yang bayar..." ucap Tami sambil menyerahkan beberapa lembar uang.

"Nggak...aku yang bayar!!" Tegas Emril sambil menyerahkan kartu debitnya ke kasir.

"Ko dari tadi jadi kamu yang bayarin?" Tanya Tami sambil melihat Emril dengan wajah sebel.

"Kenapa sih emang? Nggak boleh aku traktir kamu hari ini? Kamu mau apapun aku traktir Tam..."

"Aneh deh, tiap jalan sama kamu selalu begini. Kita ini kan jalan sama-sama, makan sama-sama. Kalau kaya gini aku nggak lagi ah jalan sama kamu..." ucap Tami sambil jalan duluan meninggalkan Emril dan keluar dari resto.

"Loh...Tam...Tami..." Emril mengejar langkah Tami.

"Hei wait...wait...." ucap Emril sambil menahan lengannya Tami. Tami pun berhenti jalan dan mengarahkan tatapan dingin ke Emril.

"Apa?" Tanya Tami dengan wajah galak.

Emril mengatur nafasnya sambil tersenyum.

"Ck...Susah ya, ketemu cewek yang malah marah-marah ditraktir...Hufh....Yaudah sekarang ada yang mau kamu beli nggak untuk aku?" Ucap Emril.

Tami terdiam karena bingung dengan pertanyaan Emril.

"Uang yang udah keluar, aku nggak mau terima balik lagi. Tapi kalau kamu nggak suka aku terus traktir kamu. Oke, sekarang kamu yang traktir aku. Gimana?

Apapun deh aku terima..." ucap Emril berusaha menenangkan Tami.

"Billiyard?" Ucap Tami sambil berpikir.

"Mmm...Billiyard....Boleh...." jawab Emril menganggukan kepalanya.

"Oke, tempat biasa...."

"Oke..." ucap Emril sambil mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangannya Tami. Dengan senang hati Tami memberikan tangannya. Merekapun segera melaju ke cafe tempat biasa mereka main billiyard. Padahal hari sudah menjelang malam.

Diperjalanan menuju cafe.

"Kamu nggak apa-apa pulang malem?" Tanya Emril setelah melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 19.15 atau sudah jam 7 malam lewat.

"Nggak apa-apa, main satu jam aja udah cukup..." jawab Tami tetap menatap lurus jalanan.

"Hari ini kamu lagi seru banget sih, emang kalau nggak ada jadwal kuliah sampe siang, kamu selalu begini?"

"Mmm..." jawab Tami tetap fokus melihat jalanan sambil berpegangan pada pinggang Emril

"Sendirian gini atau?"

"Kadang sendirian, kadang sama temen-temen, kadang sama Dafiq..." ucap Tami melihat kearah Emril.

"Oohh temen-temen kamu itu maksudnya Salsha, Rimar, Namia gitu?"

"Iyaa, sama Zain juga, malah kadang berdua sama Zain doang...ya pokonya sama mereka-mereka itu.."

"Mmm aku pernah denger kamu digosipin loh sama Zain..."

"Ah cerita lama, tapi kan jelas-jelas Zain punya pacar..." ucap Tami yang menyenderkan kepalanya dipundak Emril.

"Tapi kamu sama Zain emang cukup deket banget ya..." tanya Emril hati-hati tapi diam-diam berusaha mencari tau ekspresi Tami lewat spion motornya.

"Mmm sama sih kaya ke yang lain. Cuma aku sering aja minta pulang bareng dia, mungkin gara-gara itu aku jadi digosipin sama Zain, padahal aku aja kenal banget sama pacarnya Zain..." tetap melingkarkan tangannya pada pinggang Emril dan kepala juga bersender pada bahu Emril. Emril hanya diam dan tetap melihat lurus ke arah jalanan.

.........

Sampai di cafe yang dituju. Mereka langsung turun dari motor dan berjalan ke dalam cafe. Sampai di dalam cafe. Emril sedikit menengok ke berbagai arah memastikan ada teman-temannya atau tidak. Begitu juga dengan Tami mengengok ke beberapa sudut untuk melihat ada seseorang yang dia kenal atau tidak.

"Tumben..." ucap Tami dan Emril secara bersamaan. Menyadari mereka bicara berbarengan, mereka saling menatap. Ekspresi keduanyapun sama-sama bingung.

"Tumben nih nggak ada temen-temen aku..." ucap Emril.

"Mmm...Temen-temen ku juga tumben nggak keliatan. Yaudah deh yuk, nanti keburu malem...." ucap Tami beranjak ke meja billiyard yang kosong.

Emrilpun mengikuti langkah Tami. Dan mereka akhirnya booking satu meja. Awal mula mereka hanya main berdua, saling adu keahlian dalam bermain. Tiba-tiba ada yang menghampiri mereka.

"Boleh gabung?" Ucap seseorang yang membuat Emril ataupun Tami menengok kearahnya.

"Eh...Lo...Lagi disini juga?" Tanya Emril yang sebenernya terkejut dengan kehadiran Ariq ditengah-tengahnya mereka. Sedangkan Tami hanya diam, sambil memegang stik billiyardnya.

"Mm yaaa...tadi lagi minum disana..." ucap Ariq sambil menunjuk asal.

"Oh...Yaudah yuk gabung...Kita juga cuma maen berdua..." ucap Emril sambil sesekali melirik ke arah Tami yang langsung mengarahkan stiknya lagi untuk menyodok bolanya.

"Kita nggak lama maennya, jadi jangan kebanyakan ngobrol..." ucap Tami sambil berhasil memasukan bola bagiannya.

Emrilpun melanjutkan permainannya. Begitu juga dengan Ariq akhirnya bergabung main billiyard bersama Emril dan Tami. Tapi Ariq lebih sering memperhatikan gerak gerik Emril dan Tami ketika mereka berinteraksi semisal tertawa atau saling jail untuk saling mengalahkan. Setelah satu jam bermain, mereka duduk bersama dan minum bersama.

"Kamu pulang bareng Emril Tam?" Tanya Ariq melihat kearah Tami.

"Mmm...karena dari awal pergi udah bareng dia, jadi ya nanti pulang juga bareng dia..." jawab Tami santai.

"Oh, tapi kan gak searah...Mau aku aja yang anter?" Tanya Ariq dengan lembut.

"Mmm terserah, aku naik taxi online juga nggak apa-apa..."

"Jangan..." ucap Ariq dan Emril bersamaan.

"Ya maksudnya, kan kamu gak searah sama rumah Emril, kalo kamu mau, aku bisa anterin kamu pulang biar Emril juga nggak jauh-jauh harus nganter kamu dulu..." ucap Ariq sambil menatap keduanya.

"Ya aku sih terserah aja..." jawab Tami.

Dan Emril hanya diam membiarkan Tami menjawab dengan pilihannya. Mereka bertiga pun menyelesaikan permainannya, Tami langsung mengajak Emril dan Ariq pulang. Dengan tawaran Ariq tadi, akhirnya Tami pulang dianterin Ariq.

Ariq dan Tami berpamitan dengan Emril. Dari tempat Emril berdiri, dia memperhatikan Tami yang jalan beriringan dengan Ariq ke arah parkiran lain. Emril sempet menyesal tidak mempertahankan Tami pulang bareng dia. Tapi yang ada dihadapannya adalah Ariq mantan pacarnya Tami dan juga temen main bareng Emril. Ada perasaan nggak enak kalau terlihat jelas Emril dan Tami berteman dekat.

Sehilangnya sosok Tami dan Ariq, Emrilpun melajukan motornya. Tapi dia nggak arah pulang, dia malah ke arah rumah Tami. Entah apa yang membuatnya malah ingin menyusul Ariq dan Tami.

Sekitar 15 menit di perjalanan dia sudah sampai di depan rumah Tami. Emril berhenti mengambil jarak yang agak jauh dari rumah Tami, tapi Emril masih bisa melihat Tami yang baru saja turun dari mobil Ariq, dan melihat interaksi mereka yang memang sudah berjarak. Ketika mobil Ariq sudah tak terlihat, Emril melajukan motornya ke depan rumah Tami.

"Loh? Emril?" Ucap Tami berbalik jalan menghampiri Emril.

"Kamu bukannya pulang Emr?" Tanya Tami yang sudah berdiri tepat di depan Emril.

"Nggak...Aku sengaja ikutin kamu, untuk mastiin kalau kamu baik-baik aja sampe rumah..." ucap Emril setelah melepaskan helmnya dan menyimpan di bagian spion motornya.

"Mmm...keliatan baik-baik aja kan?" Ucap Tami sambil menunjukkan kondisinya yang memang tetap baik. Tiba-tiba Emril meraih seluruh tubuh Tami dan memeluknya.

"Ya aku tenang udah ngeliat kamu baik-baik aja secara langsung...." ucap Emril memeluk Tami.

"Yaudah...good night..." ucap Emril sambil mengecup keningnya Tami. Tami cukup terkejut dengan sikap Emril. Tapi dia menutupinya, berusaha bersikap santai dan tersenyum ke arah Emril.

"Yaudah sana masuk, udah malem..." ucap Emril melepas Tami masuk ke dalam rumah, tapi tangannya masih berat untuk melepas genggaman itu. Tamipun segera masuk kedalam rumah. Perlahan Tami melepas genggaman itu agar Emril juga bisa segera pulang. Dan setelah Tami benar-benar sudah masuk ke dalam rumah, Emril mengendarai motornya lagi untuk pulang.

1
Durahman Kedu
bagus ceritanya
TaurusWoman
alur cerit yang relate dengan berbagai pengalaman orang-orang. menyukai seseorang tapi terkadang menolak apa yang dirasakan karena ada hal yg harus dijaga.
Foquita Retrasada
Setiap membaca ceritanya, aku terbawa suasana, semoga thor bisa terus bikin cerita seru!
Decapitator
Endingnya nggak disangka-sangka
Muriel
Cerita yang bikin saya gak bisa lepas sampai selesai, sampai dapet ending yang bikin saya senyum-senyum sendiri. 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!