Terpikat Cinta Vtuber

Terpikat Cinta Vtuber

01 - Proyek Penting

Aldira, seorang perempuan berusia 25 tahun, duduk di depan komputer kerjanya dengan mata berbinar-binar.* Earphone* terpasang dengan rapat di kedua telinga. Tatapan matanya fokus menatap layar komputer yang sedang memutar sebuah video.

“Nah, kalau kalian ingin tahu kelanjutannya, tunggu konten gue berikutnya, ya!” Kata content creator *yang sedang ditonton oleh Aldira. Lalu video pun berakhir.

“Ah, kenapa video ini sangat singkat?” Keluh Aldira sambil melepas earphone dari kupingnya.

Sambil mengamati* script* yang tercetak di atas kertas, wanita itu memastikan tidak ada pesan yang terlewat dari video konten yang barusan ditontonnya.

“Bagaimana videonya? Jangan sampai ada revisi lagi! Kita akan mengunggahnya ke youtube besok, lho.” Ujar seorang wanita cantik berwajah oriental dengan rambut yang tergerai panjang, yang dari tadi memantau.

“Sepertinya terlalu to the point, deh. Salma, kita harus membuat alurnya sedikit bercerita di awal supaya tidak mudah ditebak.”

“Kamu gila, ya! Itu sama saja merombak semuanya.” Protes Salma.

“Ayolah! Kita masih punya 12 jam sebelum ganti hari. Pasti bisa, kok!” Kata Aldira santai.

“Baiklah, aku akan segera memperbaikinya bersama tim konten. Kita lihat, sejauh mana bisa aku akali.” Ucapnya kesal sambil meninggalkan Aldira yang masih duduk dengan manis.

Sebagai seorang media sosial manajer di perusahaan agensi marketing ternama, Aldira selalu menerapkan standar yang tinggi pada pekerjaannya. Dia tak pernah menanamkan rasa puas pada dirinya sehingga membuat orang-orang di sekitar selalu menganggap wanita itu sebagai sosok yang sangat perfeksionis. Tak khayal, banyak yang tak betah dengan caranya bekerja. Namun, di balik sisi perfeksionisnya, Aldira memiliki satu kelemahan di kantor.

“Aldira, kita tidak memiliki banyak waktu untuk merombak video yang akan tayang besok.” Seru Tony mendekati Aldira dengan suara rendahnya yang seksi.

“Mengapa tidak bisa?” Tanya Aldira sambil menatap Tony yang bekerja di tim konten. Terlihat Salma berdiri di belakang pria itu.

“Begini saja, konten besok akan kami ganti dengan tabungan konten kita yang belum pernah naik tayang. Untuk konten yang barusan akan kami revisi untuk ditayangkan minggu depan.”

Aldira tersenyum sambil menatap paras rekannya tersebut, “Ok, setuju!”

Tony, rekan kerjanya yang bekerja sebagai produser konten selalu menarik perhatian Aldira. Hanya pria itu yang bisa meluluhkan kepala batu Aldira. Jika orang lain beradu argumen dengannya, sudah dipastikan wanita itu akan memaksakan kehendaknya dan tidak membiarkan dirinya dibantah. Tapi berbeda bila Tony yang berbicara.

“Terima kasih, ya Aldira! Kami akan memperbaikinya sesuai keinginanmu. Salma, ayo kita regroup dengan yang lain!” Ajak Tony bersemangat.

Sambil menopangkan dagu, Aldira memperhatikan punggung Tony yang lebar berjalan meninggalkannya. Pria bertubuh atletis dengan tinggi 180 cm itu sudah menarik perhatiannya sejak hari pertama ia bekerja di perusahaan itu. Wajahnya yang tampan, ditambah dengan dadanya yang bidang sudah dipastikan mampu menarik banyak kaum hawa, tidak terkecuali Aldira. Ia tidak berhenti memandang sosok Tony yang semakin menjauh. Senyuman kecil menghiasi bibir Aldira sambil membayangkan dirinya sedang kencan berdua dengan rekannya tersebut.

“Hayo, sedang membayangkan yang tidak-tidak, ya!” Ucap Meimei mengagetkan.

“Kamu membuyarkan lamunanku saja! Bukannya kamu sedang di ruang meeting?” Aldira tersentak.

“Sudah selesai, kok. Kamu, sih terlalu serius memperhatikan Tony sampai tidak menyadari kedatanganku.”

Meimei menyalakan kembali komputer yang ada di mejanya. Sambil mengunyah permen karet, dia membuka sebuah folder dan menunjukkannya pada Aldira.

“Pasti kamu menyukai ini.” Kata Meimei sambil mengarahkan layar komputernya kepada Aldira.

“Ini dokumentasi syuting outdoor minggu lalu ‘kan? Pasti ada foto Tony.” Ujar Aldira penuh semangat.

“Tentu saja, aku tahu yang kamu mau!” Katanya puas.

Dengan gesit, Aldira meraih mouse di meja Meimei dan mulai membuka foto dokumentasi satu per satu. Ia melihat foto Tony yang diambil secara candid dengan mata berbinar. Gayanya yang natural saat bekerja sungguh memancarkan aura karismatik yang tidak terelakkan.

Ekspresi antusias Aldira benar-benar tidak bisa disembunyikan. Bahkan, pandangannya berhenti sesaat melihat salah satu foto yang tersimpan.

“Mei, aku boleh minta foto yang ini?” Tanyanya malu-malu.

“Foto yang mana?”

Meimei memicingkan matanya dan melancarkan senyuman mesum. Terpampang foto Tony saat sedang membuka bajunya karena berkeringat akibat teriknya hari itu. Peluh keringat membuat tubuhnya terlihat mengkilap hingga menonjolkan guratan-guratan sixpack di perut pria tersebut. Urat yang merambat di otot-otot lengannya tampak jelas karena pencahayaan yang bagus dari sinar matahari.

“Kamu tahu saja barang bagus.” Timpal Meimei.

Aldira masih memandangi foto seksi tersebut. Pikirannya melayang entah ke mana melihat lekukan tubuh pria yang diidolakannya.

“Sebaiknya kamu jangan terlalu berharap, yang mengidolakan dia banyak sekali, lho.” Tambah Meimei.

“Iya, aku tahu. Kamu jangan menghancurkan impianku seperti itu, dong!” Protesnya.

“Hahahaha. Aku cuma mengingatkan saja.”

Muka Aldira seketika mengkerut mendengar pernyataan itu. Dia tahu, banyak sekali perempuan yang mengejar-ngejar Tony. Sebagai wanita biasa dengan rambut sebahu yang tidak pandai berdandan, Aldira tidak berani bersaing dengan yang lain. Tingginya yang hanya 155 cm dengan pipi yang sedikit chubby membuat wanita itu sering minder terhadap penampilannya. Maka dari itu, sebisa mungkin dia menutupi kelemahannya tersebut dengan menjadi yang terbaik di pekerjaannya.

Di perusahaan tempatnya bekerja, Aldira merupakan salah satu karyawan yang mendapatkan promosi tercepat. Keuletan dan kepiawaiannya di bidang marketing menjadikannya* key person* di kantor meskipun usianya terbilang masih sangat muda. Meskipun banyak rekannya yang tidak menyukai cara kerja Aldira, namun jajaran manajemen sangat mendukung Aldira karena hasil kerja yang selalu sempurna. Tak heran, sebanyak apapun cibiran yang diterima, dia tetap dipertahankan oleh atasannya.

“Ngomong-ngomong kamu sudah mencari tahu seputar vtuber belum?” Tanya Meimei.

“Masih browsing-browsing, sih. Aku belum pernah terjun ke dunia vtuber sebelumnya, jadi butuh waktu lebih lama untuk memahami efektivitas konten mereka.” Jelasnya.

“Deadline-nya minggu depan, lho. Kamu tidak bisa menyepelekan titah langsung dari direktur kita tersebut.”

*“*Perkembangan dunia marketing sungguh pesat, ya. Belum juga aku selesai dengan campaign bulan lalu, sekarang sudah harus buat campaign baru dengan pendekatan vtuber ini.” Aldira melenguh.

“Kamu pasti bisa! Aldira yang terkenal dengan standar yang tinggi tidak boleh mengeluh lemas seperti itu.” Kata Meimei menyemangati.

"Asal kamu tahu saja, setiap malam, aku mempelajari vtuber ini di youtube. Rata-rata, kanal creator ini suka mendesain avatar virtualnya dalam bentuk karakter anime. Sebagai anti wibu, hal itu membuatku pusing hingga aku susah tidur.” Jelas Aldira.

“Hahahaha. Rata-rata vtuber memang seperti itu. Karakter yang mereka pakai lebih mendekati animasi-animasi Jepang.”

Padahal jika membuat konten dengan real face kesannya akan lebih jujur, kenapa harus berlagak virtual pakai karakter animasi segala?” Sambung Aldira.

Meimei mengeluarkan secarik kertas dari laci mejanya. Dia menyerahkan kertas tersebut ke temannya yang terlihat stres itu.

“Apa ini?” Tanya Aldira.

“Ini hanya sedikit bantuan untukmu. Aku menulis beberapa kanal youtube yang sedang naik daun saat ini. Mereka semua menggunakan karakter virtual.”

“Meimei!” Aldira terkejut penuh haru. “Terima kasih banyak. Kamu baik banget, sih.” Seru Aldira gembira.

"Santai saja. Sebagai gantinya, next project kamu harus membantuku, ya. Hehehe.” Timpal Meimei bercanda.

“Selalu saja pakai pamrih. Sekali lagi terima kasih.” Ujar Aldira senang.

Aldira lalu menyelipkan catatan kecil tersebut ke dalam sakunya. Tampaknya, malam ini dia akan dipadati oleh rutinitas *online-*nya kembali.

...Aldira, 25 tahun...

Terpopuler

Comments

Ai

Ai

mampir, Thor

2024-04-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!