The Lost Emir

Eren dan Shaera menatap dingin saat dua pengawal itu menggelontorkan jus jeruk ke dalam mulut Rabiah hingga gadis itu tersedak dan terbatuk-batuk. Mereka menunggu sampai obatnya itu bekerja dan tak lama wajah Rabiah berubah menjadi mabuk.

"Kamu kasih Vodka berapa Sher ?" tanya Eren ke istrinya. Meskipun minuman keras dilarang pemerintah Kemal tapi Shaera berhasil meminta Brinda mengirimkan beberapa botol kecil vodka diantara kirimannya.

"Dua botol kecil ini... Kebanyakan ya?" balas Shaera polos.

Eren menepuk jidatnya. "Mabuk berat lah Sher ..."

Shaera hanya tersenyum manis. "Justru orang mabuk itu jauh lebih jujur Eren ... "

Eren mencium pipi Shaera gemas. "Kamu tuh !" Pria itu lalu mengambil kursi dan duduk di depan Rabiah. "Sekarang Rabiah, ceritakan padaku. Siapa saja yang sudah menyusup ke istana ?"

Rabiah menatap Eren dengan wajah sayu khas pemabuk. "Hai tampan... Apa kamu tahu, aku suka padamu sejak kecil ..."

"Tidak... Aku tidak tahu. Siapa yang sudah masuk, Rabiah ..." tanya Eren lagi.

Rabiah tersenyum dan memajukan wajahnya mendekati Eren. "Ada aku .. Ada Siti ..."

"Siti? Siti pelayan aku ?" tanya Eren tidak percaya.

Rabiah mengangguk sambil tersenyum khas orang mabuk. "Madame Salmah ... Hendak mengambil istana ini ... Dan aku ... Akan menjadi princess... Wiiiii...."

Eren menoleh ke arah Shaera yang hanya nyengir. Salah siapa suruh kasih Vodka ke orang yang tidak pernah minum alkohol. Meneketehe kalau jadinya mabuk kuadrat...

"Siapa saja yang akan mengambil istana ini?" tanya Eren.

"Madame Salmah ... Supaya Basyar naik tahta menggantikan kamu ... Eren... Supaya bisa mendapatkan semua harta dan kekayaan Al Sharif ... Kami semua bisa hidup di istana... Tidak harus di tempat pengasingan ..." jawab Rabiah.

"Lalu ... Dimana Siti ?"

Rabiah tampak melamun. "Siti ... Sedang masuk ke kamar Kemal Al Sharif... Dia akan membunuhnya... Hahahahaha ..."

Wajah Eren dan Shaera memucat begitu juga dengan Gafar serta empat pengawal.

"Jebloskan dia ke penjara ! Aku harus ke kamar Abun !" perintah Eren yang bergegas menuju bangunan utama. Dua pengawal mebawa Rabiah yang mabuk ke dalam sel sementara Eren, Shaera, Ghafar dan dua pengawal berlari sambil memegang Glock masing-masing.

Setibanya di kamar utama milik Kemal, tampak keributan disana dan Eren segera masuk ke dalam. Rombongan kecil itu melihat Siti terkapar bersimbah darah dengan pisau di perutnya sementara Kemal berdiri dengan wajah bingung sembari dipegang oleh kapten Ismed dan dua pengawal lainnya.

"Apa yang terjadi?" tanya Eren sambil menghampiri ayahnya sementara Shaera dan Gafar mendekati Siti yang sudah tewas.

"Di ... Dia ... Mencoba ... Membunuh Abun ..." jawab Kemal terbata-bata.

"Bagaimana Siti bisa masuk ?" tanya Eren ke pengawal yang berjaga di depan pintu kamar Kemal.

"Sepertinya dia sudah menyelinap masuk saat semua orang makan malam, tuanku ..." ucap Kapten Ismed. "Dia bersembunyi di walk in closet karena kamar Tuanku Kemal tidak dikunci tadi ..."

Eren mengangguk. "Harusnya dikunci !"

"Si ... Siapa itu Eren?"

"Abun... Minum dulu ... " Eren memerintahkan Gafar untuk mengambil air putih dari kamar pengawal itu karena dirinya tidak yakin dengan air putih yang ada di kamar Kemal.

Siti punya banyak waktu untuk mencampur racun apapun di gelas dan teko ini dan aku tidak mau ambil resiko. - batin Eren.

Tak lama Gafar datang botol air mineral dari kaca dan masih tersegel. Eren membukanya dan memberikan kepada Kemal yang langsung menenggaknya hingga habis.

"Tuanku pangeran, bagaimana dengan mayat wanita ini?" tanya seorang pengawal.

"Kirim ke perbatasan Oman dan UAE tempat pengasingan Salmah Al Sharif. Biar dia tahu, usahanya gagal !" jawab Eren dingin.

Para pengawal itu segera memasukkan mayat Siti ke dalam kantung mayat yang ada di istana dan membawa keluar dari kamar Kemal.

Shaera pun menghampiri Kemal yang masih shock dan mungkin dirinya sedang tidur, terkejut dengan datangnya serangan hingga yang berjalan hanyalah insting dan adrenalin.

"Papa, bisa ceritakan apa yang terjadi ...?" tanya Shaera lembut setelah Kemal duduk di kursi empuk kamarnya.

"Papa itu sedang tidur Sher ... Mimpi ibumu, Eren ... Entah mengapa ibumu berteriak 'BANGUN KEMAL !' Dan itu membuat Abun terbangun disaat wanita itu hendak menusuk dada Abun dengan pisau. Reflek Abun memegang pergelangan tangannya dan Abun ... " Kemal mengatur nafasnya lagi. "Abun membalikkan tangannya hingga pisau itu menusuk badannya sendiri ..."

Eren mengusap-usap tangan ayahnya.

"Baru kali ini Abun membunuh wanita padahal Abun paling pantang melukai wanita ..." Kemal memegang pelipisnya.

"Bukan salah Abun. Siti saja yang cari penyakit .. " ucap Eren. "Lalu kapten Ismed ? Bagaimana bisa datang secepat ini ?"

"Tuan Gafar menghubungi saya karena kalian sudah menangkap orang yang hendak meracuni princess Shaera. Eh baru saja saya datang, ada ribut-ribut di kamar yang mulia Kemal ..." jawab Kapten Ismed.

Shaera menoleh ke Gafar yang mengangguk membenarkan.

"Sekarang Abun pindah kamar dulu, dan aku akan meminta penjagaan semakin diperketat lagi..." putus Eren.

***

Tempat Pengasingan Salmah Al Sharif

Sebuah mobil Hilux bewarna hitam dengan persenjataan di belakangnya mendatangi perkampungan yang dipakai sebagai tempat tinggal para istri Qabil yang masih ingin bersama dan anak-anak mereka. Kemal hanya mengirimkan bahan makanan sebulan sekali kepada mereka meskipun itu bukan kewajibannya karena keluarga Al Sharif dari Qabil sudah tidak diterima oleh rakyat Oman.

Mobil hitam itu berdiri di depan gerbang kampung itu dan dua orang meletakkan kantung mayat di depan pintu itu lalu segera naik kembali dan melaju kencang menuju istana Al Sharif. Seorang wanita membuka pintu dan dengan tangan gemetar membuka kantong mayat itu.

Suara teriakan histeris yang kencang terdengar di perkampungan itu membuat semua orang disana berbondong bondong ke gerbang dan terkejut saat tahu siapa yang di dalam kantong mayat.

Hafa hanya menatap wajah bodoh Siti yang sudah menjadi mayat dengan perasaan bingung. Siapa yang sudah membunuh Siti ? Tuan Eren kah? Princess Shaer kah? Atau Gafar ?

Salmah dan Soraya yang datang, terkejut melihat mayat Siti di dalam serta adanya catatan disana.

Jika kamu ingin membunuhku, ingat. Aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu, Salmah. Dasar wanita tidak tahu diri !

Salmah meremas kertas itu dengan perasaan geram.

"Beraninya dia mengancam aku ! Kau yang akan mati terlebih dahulu, Kemal !"

***

Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️