Istri Kontrak Tuan Impoten

Diva sudah sangat sering menyentuh bagian tubuh Dika, tidak ada yang terlewat barang sedikit pun. Tapi tetap saja dia masih terpana pada body bagus suaminya terutama setelah pria itu selesai mandi. Rambut pendek yang basah, perut kotak kotak, otot otot mengambang di kulit tangan. Benar benar sangat menggoda iman wanita yang melihatnya.

"Sudah puas belum melihatnya?" Celoteh Dika sambil membuka lemari pakaian dan mengambil satu set piyama. Diva langsung memalingkan wajah karena malu, dia kaget karena ternyata Dika menyadari kalau dirinya sedang memperhatikan Dika dari sudut sofa.

"Diva, kalau memang ingin kenapa tidak mengatakannya saja sekalian? Malah melotot sambil ngiler seperti anak kecil," Diva memarahi dirinya sendiri.

Dengan tak tau malunya Dika membalik badan, dia mencopot handuk dan memakai pakaian didepan mata Diva. Dika seolah sengaja ingin menggoda istri kecilnya, apakah Diva akan kuat menahan godaan itu? Tentu saja tidak.

Diva bangkit dari sofa, dia melangkah manja mendekati pria tampan itu. Senyum Dika mengerucut, dia langsung pasang badan dengan pedenya. Benar saja, Diva memeluk Dika erat, meraba sambil menghirup aroma wangi yang keluar dari balik pakaian Dika.

Dika menggendong Diva di depan seperti anak koala, kemudian melangkah penuh hati hati menuju ranjang.

"Sudah beberapa hari kita tidak melakukan olahraga ranjang bersama. Apa kamu merindukannya?" Goda Dika.

"Bukan aku, tapi Mas kan yang rindu? Makannya Mas sengaja buka handuk dan pakai baju didepan mataku tadi," goda Diva balik.

"Kita sama sama menginginkannya. Ayo olahraga sebentar," bisik Dika.

"Ayo. Tapi hati hati ya, jangan sampai anak kita terluka,"

"Siap...!"

🍁🍁🍁

Tak ada yang lebih nikmat dari menikmati secangkir kopi setelah selesai bertempur dengan sang istri. Dika nampak sumringah, senyum senang pun mengembang menambah ketampanan wajahnya.

Rasa stres, lelah dan pusing seketika hilang berkat servis dari istrinya. Wanita muda itu cepat sekali belajarnya, hanya beberapa kali diajarkan saja dia langsung hapal posisi favorit suaminya.

Diva menggelayut mesra, dia duduk diatas pangkuan Dika. Matanya mengedip centil, memberi isyarat kalau ada hal serius yang ingin dia bicarakan.

"Ada apa? Katakan saja," Dika memulai bicara.

"Menurut Mas bagaimana kalau aku menjodohkan Leon dengan Tasya temanku?"

"Leon itu pria sulit, aku takut temanmu akan stres jika berhadapan dengannya,"

"Tidak akan, Tasya pandai meluluhkan hati orang lain. Aku yakin Leon akan klepek klepek padanya,"

"Benarkah? Mari kita taruhan. Jika Tasya tidak berhasil mendapatkan hati Leon, kamu harus memberi aku jatah tiap malam dua ronde selama dua minggu full,"

"Oke, aku setuju. Tapi kalau Tasya berhasil mengambil hati Leon makan Aku mau minta jatah libur dua minggu full. Bagaimana?"

"Oke, deal." Dika menyetujui permintaan istrinya dan mengajak Diva bersalaman.

🍁🍁🍁

Kamar Tasya...

"Hachimmm...." Tasya menggosok gosok lubang hidungnya yang gatal.

Dia tidak sedang flu, dia juga tidak punya penyakit sinusitis. Tapi kenapa tiba tiba hitungnya gatal dan lembab? Apa ada orang yang sedang membicarakannya dibelakang?

Tasya mengambil ponsel yang tergeletak diatas meja, dia membuka IG dan mulai mencari akun IG milik Leon yang dia dapat dari Diva. Terpampang nyata foto foto Leon dengan berbagai gaya dan style. Benar benar tampan dan mempesona.

Style yang dikenakan Leon sungguh apik, barang yang digunakannya pun bermerek. Jelas sekali kalau Dika menggaji Leon dengan jumlah yang tak sedikit. Mungkin penghasilan Leon tak seberapa dibanding dengan uang jajan Tasya yang diberikan Ayahnya sebulan. Tapi tak apa, Tasya tidak butuh uang, dia hanya butuh cinta dan kasih sayang saja.

Orangtua Tasya selalu ada diluar negri, dia ada dirumah bersama dengan dua orang ART dan seorang satpam keamanan. Tasya merasa kesepian, Diva adalah satu satunya penghibur hati Tasya saat dia sedang sedih juga gundah.

Hati Tasya bergetar saat bertemu pandang dengan Leon untuk pertama kali, ingin rasanya dia segera memulai PDKT dengan Leon dan menggunakan jurus buaya betinanya. Tapi Tasya perlu sedikit menahan diri agar Leon tidak takut padanya dan mengecapnya sebagai wanita genit.

"Hai... Tampan. Cepat atau lambat kamu pasti akan menjadi milikku." Ucap Tasya penuh dengan percaya diri.

Bersambung...